FLASHBACK

Chapter 1
Naruto POV "Naruto, kenalkan ini pacarku. Namanya Sasuke. Sasuke, ini Naruto teman sekelasku." ucap Sakura memperkenalkan pacar barunya padaku. Dan beberapa detik saat itu, aku sempat mematung dan pandanganku mulai kabur ketika aku melihat sosok pacar teman baikku ini. Aku benar-benar tersentak kaget. Orang yang selama ini kurindukan, orang yang dulu pernah kusuka sekarang adalah milik orang lain. "Naruto! Naruto! Kau kagetkan melihat pacarku yang super ganteng ini?" sambung Sakura. Dan kulihat Sasuke hanya diam saja sambil menatapku dingin. "Cerewet, ah! Ano~ kenalkan!" seruku. "Namaku Uzumaki Naruto, teman baik Sakura." tambahku memperkenalkan diri dengan rasa gugup yang mulai menyelimuti tubuhku. "Hnn," gumamnya singkat. Sasuke pun mengikuti alur yang sedang aku buat, dan kami berkenalan seperti tidak terjadi apa-apa. Dan sepertinya Sakura begitu bahagia telah berpacaran dengan Sasuke, orang yang selama ini memang dia sukai. "Sakura, aku pergi dulu. Hari ini aku ada les, aku sudah hampir terlambat. Lagipula aku tidak mau mengganggu acara kalian." "Heh, kok begitu? Kau nggak ganggu, kok." ucap Sakura. "Em-em, aku harus segera pergi. Sampai jumpa besok, ya?" Aku langsung melangkahkan kakiku meninggalkan mereka di sana. Sebenarnya ini bukan jadwal untuk les, namun aku hanya tak ingin berlama-lama berada di sana. Karena 'Dia' membuatku mengenang masa lalu. Bagaimana bisa aku melihat mereka bersama? Cintanya saja masih tersisa di dalam hatiku. Beberapa saat aku terkejut, di persimpangan jalan ternyata dia mengejarku. "Naruto! Tunggu!" teriak Sasuke sambil menarik tangan kiriku. Terlihat nafasnya mulai memburu, sepertinya dia memang sengaja mengejarku sampai sejauh ini. "Sasuke? Ke-kenapa kau malah ke sini? Bukankah kau sedang bersama Sakura?" tanyaku terbata-bata. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Kenapa kau pura-puratak mengenalku?" Sejenak aku terdiam dan ada sedikit rasa senang di hatiku. "Hahaha, kamu mengejarku hanya untuk menanyakan hal ini?" timpalku penuh tawa bermaksud menyembunyikan perasaan yang sekarang melanda di hatiku. "Jangan tertawa! Ini tidak lucu." "Ah, maaf." kataku meminta maaf. "Hati cewek itu sangat sensitive, apa lagi hati Sakura. Aku hanya tak ingin dia tahu tentang kita, tahu tentang hubungan yang tak lazim itu." gumamku. "Naruto, kau masih," "Sudahlah! Kita tak perlu membahasnya lagi." potongku. "Naruto, kau masih sama seperti dulu. Rambutmu," "Ah, aku malas ke salon. Jadi agak panjang di bagian ini." bohongku sambil mulai mengelusrambut di samping telingaku. Padahal aku memang sengaja membuatnya terlihat panjang. Jangan bangunkan perasaan yang telah aku pendam. Waktu yang telah lama berhenti, seolah berjalan kembali sekarang. Akhirnya Sasuke pergi kembali pada Sakura,sedangkan aku hanya bisa menyesali apa yang telah aku katakan padanya. Terlintaspenyesalan di hatiku mengapa kami putusdulu, tapi apa dayasemua sudah berubah.Dan Sasuke bukanlahmilikku lagi.
-oooooOOOooooo-
Kubuka lembaran album foto yang telah lama kusimpan. Di dalam album itu tersimpan banyak sekali kenangan tentang aku dan Sasuke. Baru kuingat ada sesuatu yang terjatuh dari album foto yang sedang kupegang. Ada sebuah strap gantungan hp yang berbentuk rubah dan pita orange yang mengikat di lehernya. Gantungan hp yang benar-benar menghidupkan kenanganku, sebuah hadiah yang diberikan Sasuke untukku. Karena ingin mengubur semua kenangan masa laluku, akupun mulai menutup rapat album foto dan menyimpan gantungan hp itu. Namun entah ada angin apa aku mulai memasang kembali strap itu di ponselku. Lalu beberapa saat kemudian, aku dikagetkan dengan suara ponselku yang berbunyi. Dan ternyata ada nama Sakura tercantum di layar ponselku. Malas rasanya untuk mengangkat telepon itu darinya, namun dengan terpaksa aku pun mengangkat telepon dari sahabatku itu. "Sakura, ada apa?" tanyaku basa-basi mengangkat telepon dari Sakura. "Aku bisa minta tolong nggak sama kamu?" timpalnya. "Minta tolong apa? Selama aku bisa, aku pasti akanmenolongmu." "Bisa nggak kamu bilangin sama Sasuke, kalau aku batalin janjipergi dengannya. Please." rengeknya di telepon. "Memangnya kenapa tiba-tiba kamu membatalkan janji seperti itu?"
"Hari ini Ibuku dibawa ke rumah sakit, jadi aku harus nemenin Ibu di sana." "Ah, baiklah. Tapi, kenapa kamu tidak menelpon Sasuke saja?" "Aku sudah menghubunginya, tapi ponselnya sedang tidak aktif. Kalau sekitar jam segini Sasuke sedang kerja part time di cafeteria. Nanti aku sms saja alamat tempat kerja Sasuke." "Baiklah. Ano~ bolehkah aku tanya satu hal padamu?" "Apa?" "Sejak kapan kalian pacaran?" tanyaku penasaran. "Baru juga seminggu yang lalu. Emm~ Sebenarnya kalau aku nggak memaksanya untuk berpacaran, sekarang kami pasti nggak bakalan jadian. Dia pernah bilang padaku kalau sebenarnya dia sedang menunggu seseorang, tapi aku bilang saja kalau dia belum menemukan seseorang itu jadian saja denganku. Dan jika kau sudah menemukannya, kamu boleh ninggalin aku. Tapi," hela Sakura sejenak dan kemudian disambungnya kembali. "Walau aku bilang begitupun, dia masih bersikeras tidak mau berpacaran denganku. Akhirnya aku terpaksa membohonginya." "Berbohong?" "Ya, aku bilang kalau hidupku tak lama lagi. Ada sebuah penyakit yang telah lama
bersarang, dan lama kelamaan telah menggerogoti tubuhku. Makanya di saat-saat terakhirku aku ingin dia menemaniku. Dan mendengar permohonan itupun Sasuke meyetujuinya, dia akan menjadi pacarku selama dia belum menemukan orang yang ditunggunya. Aku tahu kalau cara ini salah untuk mendapatkan hatiSasuke, tapi aku akan melakukan apapun agar dia bisa menjadi milikku." seru Sakurabersemangat. Aku terdiam sejenak untuk menenangkan pikiranku, mengapa begitu tega Sakura melakukan cara yang seperti itu untuk mendapatkan hati seseorang. Aku tak habis pikir dengan keegoisan yang membuat buta hati seseorang. "Emm~ Kalau begitu aku pergi sekarang saja. Alamatnya di email saja, ya?" "Iya. Kalau begitu terima kasih banyak, ya?" "Sama-sama." Setelah itu aku pun menutup telepon dari Sakura dan mulai mengganti pakaianku. Dan beberapa detikkemudian sebuah email dari Sakura masuk, dia memberiku sebuah alamat dimana Sasukebekerja
.-oooooOOOooooo-
Sesampainya di depan cafetaria dimana Sasuke bekerja, aku hanya berdiri diam di sana.Aku tak berani memasuki cafetaria itu.Aku hanya bisa menatap lurus arah pintu cafeteria, hingga ada seseorang yang keluar dari sana dan memanggil namaku. "Naruto?" panggilseseorang itu terkejut
saat melihatku berada di sana. "Sasuke,"Akhirnya Sasuke punmenyuruhku untuk masuk ke dalam
cafeteria itu. Dan aku pun memberitahunya tentang Sakura yangmembatalkan janji pergi dengannya besok. "Ada apa tiba-tiba kau mencariku?" tanyanya. "Emm~ itu. Besok Sakura tidak bisa datang, dia
membatalkan janji bertemu denganmu. Soalnya hari ini Ibunya sedang masuk ke rumah sakit." "Hnn, kalau begitu bagaimana dengan nasib dua tiket ini?" tanya Sasuke tanpa mengurangi ekspresi dinginnya. "Kau mau pergi?""Ternyata kamu masih sama saja seperti dulu. Tetap saja dingin seperti
es saat mengajakku pergi." kataku sambil tersenyum sedikit, tanda bahwa diriku juga ingin pergi bersama Sasuke. "Kutunggu kau jam dua siang besok. Lalu, kau mau minum apa?" tanya Sasuke menawariku minum. "Tidak perlu." "Hnn, masih sama seperti dulukan?" timpal Sasuke dan membuatkan segelas juice orange untukku. Walau begitu aku senang bisa bersamanya hari ini.
"Ne~ Sasuke, aku dengar tentang seseorang yang sedang kau tunggu. Kamukan sekarang sedang berpacaran dengan Sakura, jadi seharusnya kamu lupakan seseorang itu dan mulai berpikir serius terhadap Sakura. Jangan setengah hati, ya?" kataku. "Dia mengatakannya padamu? Dari awal diasudah tahu kalau aku tidak bisa menyukainya. Aku pun juga tahu kebohongan yang dia buat untukku, tentang penyakit yang dia katakan." "Tapi, kau bisa menyakiti perasaan Sakura nantinya."
"Walau dipaksa seperti apapun juga, dari awal dia tahu bahwa dia akan tersakiti olehku. Kenapa kau selalu membelanya?" "Kitakan teman." "Teman? Kalau tidak boleh setengah hati,
berarti aku harus mutusin dia, ya? Kenapa kau tak pernah sedikitpun memikirkan dirimu sendiri? Kauhanya takut dengan rasa sakit, kau hanya takut dengan cemooh orang lain dan takpernah jujur padaku." "Cukup! Sudah cukup!" bentakku."Naruto, kau tahu orang yang selama ini kutunggu adalah orang yang sedang berada di hadapanku sekarang. Dia adalah kau! Aku mencintaimu, Naruto. Kau tahu, hidupku hancur gara-gara kau! Gara-gara kau pergi meninggalkanku begitu saja." Perasaanku mulai kacau, kata-kata yang selama ini tak ingin akudengar akhirnya terlontar sudah. Aku begitu bingung dengan perasaan yang sudah lama aku pendam sendirian dan mulai muncul kembali hari ini. Lalu aku pun beranjak dari kursiku, namun sebuah gelas tersambar oleh tanganku danjatuh. "Ah, maaf. Biar aku saja yang," "Jangan disentuh!" teriaknya. "Biar aku saja yang bersihkan pecahan gelas ini. Kau terluka?"tambahnya sambil menarik tanganku. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
"Naruto," "Aku nggak mau ketemu!" teriakku. Lalu aku pun berlari pergi meninggalkan cafeteriaitu dan tak menggubristeriakkan Sasuke yang sedang memanggilku. Biar kini Sasuke adalah pacar Sakura, dengan berjumpa dengannya kembali saja sudah cukup bagiku. Tapi kini…
-oooooOOOooooo-
Sesampainya di rumah aku terdiam di kamar dan hanya bisa menangisi apa yang telah kuperbuat tadi.
Dan beberapa saat kemudian, ponselku pun berbunyi dan ada sebuah nama yang sudah tak asing lagi
bagiku, Sasuke. Namun sudah beberapa kali dia mencoba menghubungiku, aku tak berani mengangkat telepon itu. Hingga sebuah email masuk ke ponselku. 'Beruntung nomer ponselmu tak pernah berubah. Aku benar- benar senang bisa melihatmu lagi.' Email singkat dari Sasuke. Aku pun juga tak berani membalas email dari Sasuke itu. Dan baru kusadari strap rubah milikku sudah tak terpasang lagi di ponselku. Keesokkan harinya. Ini adalah hari minggu, cuaca mendung dan tanda akan turun hujan. Hari ini aku ingin makan pasta dan aku pun pergi ke supermarket. Namun saat aku sedang membeli bahan masakkan, tak sengaja aku bertemu dengan Sakura. "Naruto," sapa Sakura padaku. "Sakura? Kau sedang belanja?" tanyaku. "Iya. Aku ingin memasak untuk Ibu." "Oh~" "Ano~ Naruto, kau merasa kehilangan sesuatu?" tanya Sakura. Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan yang Sakura lontarkan padaku. Aku meman kehilangan strap pemberian Sasuke, namun mana mungkin aku mengatakan kepadanya. Aku takut dia akan salah paham jika tahu strap itu pemberian Sasuke. "Tidak, memangnya kenapa?" "Ah, tidak. Tidak apa-apa." jawab Sakura gugup. "Emm, kalau begitu aku pergi duluan, ya?" "Ah~ iya." Sakura berlari meninggalkan supermarket. Hari ini Sakura tampak terlihat aneh, mungkin dia masih mengkhawatirkan keadaan Ibunya. Setelah itu aku juga segera pulang ke rumah dan ingin segera membuat pasta. Sesampainya di rumah, ternyata rumahku sudah kosong dan tak ada orang sama sekali. Ayah dan Ibu pergi bekerja, padahal inikan hari minggu. Sedangkan Deidara, kakakku juga sedang ada jadwal pergi kencan dengan pacarnya. Kulihat jam dinding di dapur, ternyata sudah jam dua lebih dua puluh menit. Aku bingung. Suara jam dindingpun seperti
berdetak keras hingga membuatku risih. Kepalaku hanya bisa memikirkan Sasuke, tak ada yang lain selain dia. Hingga pasta yang sudah matangpun aku tak tahu. Akhirnya aku memutuskan untuk berlari ke cafeteria tempat Sasuke bekerja. Tapi café itu tutup, hatiku mencelos hebat saat mendapati aku tak bisa bertemu dengan Sasuke hari ini. Namun tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggilku. "Naruto!"dan itu adalah suara Sasuke. Dia menungguku sampai aku datang. "Kukira kau takakan datang." timpalnya. "Aku," "Kita pergi." ucapnya sambil menariktanganku dan mengajakku pergi. Akhirnya aku mengikuti kemanapun dia mengajakku. Dan sampailah di sebuah tempat yang benar- benar membuatku kaget. Sasuke telah membangkitkan lagi ingatan yang selama ini telah aku pendam lama. "Kamu masih ingat tempat ini? Waktunya pun sama seperti waktu itu." tanya Sasukepadaku. Aku benar-benar kaget saat dia mengajakku ke tempat ini. Tempat ini, jam tiga lebih tiga puluh menit. Dimana aku mengakhiri hubunganku dengannya. Memutuskan hubungan yang tak lazim itu dengan segala kebodohanku hanya karena kesalahpahaman dan diriku yang tak mampu mendengar ejekkan orang lain padaku.
-oooooOOOooooo-
To Be Continued.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.