Hold Me Ulquiorra

Chapter 1
"Injured Cat" Angin malam yang berhembus denganhawa dingin menusuk setiap pori-pori membuat bulu kuduk merinding. Suara kepakan sayap kelelawar yang diterangi sinar rembulan. Menemani perjalanan seorang gadis untuk menuju apartemenya yang kecil di pinggiran jalan yang
sempit (tapi nggak kumuh kok). "WUUSHH!" Angin membelai wajah manis itu yang selalu bergetar
karena dingin dan ketakutan. Rambutnya yang hitam tertiup angin dengan lembut..Rukia Kuchiki gadis berumur 17 tahun paling benci suasana menakutkan sepertiyang dia alami sekarang ini … "IICCHH….Serem.. Kenapa jadwal bimbelnya harus malam- malam sich? Akukan pulangnya jadi kemalaman, mana jalan pulang ini sepi sekali." Gerutunya sambil terusmemegangi syalnya yang ada di lehernya dan terus melangkahkan kakinya perlahan-lahan sambil nengok kiri dan kanan (takut tiba-tiba ada yang muncul). "KRUUYUUK" Suara perut yang meminta untuk di isi. " Aduucchh! Lapar." Gumamnya sambil memegangi perutnya yang terus berbunyi minta di isi. "KRUUYUK..KRYUUK!"
"Aduch! Sabar yah, sebentar lagi sampai kok." Gumamnya bicara sendiri. Rukiapun mempercepat langkahnya, karena alasan takut dan juga lapar. "KOAKK!KOAKK!" "KYYAAAA!" Rukia berteriak refleks mendengar suara aneh. " Hoohh, burung gagak toh." Rukia menghela nafas lega dan
melanjutkan langkahnya. "BRUUKK!' Sesuatu jatuh dari langit menimpa tepat di wajahnya. "KYAA! KYAAA!" Refleks Rukiapun berteriak, dia loncat kesana kemari karena kaget. Lalu benda yang
menimpanyapun terjatuh. Dan Rukiapun menghentikan aksi loncatanya itu, dan mendekati benda yang
jatuh itu. " Eh …apa ini?" Tanyanya pada diri sendiri ( mau nanya juga gak ada orang). "KYAAA!" Refleks Rukiapun berteriak lagi melihat sesuatu yang berbulu dan berlumuran darah yang tergeletak di depan matanya. " Ku..kucing?" Serunya."I..ini bangkai kucing" Serunya lagi sambil mengamati dengan
seksama benda berbulu yang berlumuran darah itu dari dekat, lalu diapun mencoba menyentuhnya.. "DEG..DEG..DEG..!" Detak jantung yang berdetak semakin lama semakin lemah. "Dia..dia masih hidup!" Serunya, dan memeluk kucing itu di dadanya. "Bertahanlah! Aku akan segera mengobatimu." Ucapnya sambil berlari sekuat tenaga menuju apartemenya yang tinggal beberapa ratus meter lagi. Alasanya semakin kuat untuk cepat kembali kesana. Selain lapar dan takut, tapi untuk segera mengobati luka kucing yang ada di pelukanya itu. Setelah berlari sekuat tenaga, akhirnya gadis itupun sampai di depan pintu sebuah apartemen yang bisa di bilang tidak kecil dan tidak besar dengan nafas yang tersengal-sengal. Dan setelah membuka pintu yang ada di depanya,gadis itupun langsung
memasuki apartemen yang bercat putih itu. Dengan cepat dia menidurkan kucing itu di tempat tidurnya dan mengambil kotak P3K yang ada di atas sebuah meja yang penuh dengan buku.
Luka kucing itupun di obatinya dengan hati- hati. "Nyawanya tidak terancam, tapi kok bisa dia mendapatkan luka yang cukup parah ini?" Gumamnya sambil memasukan kembali satu-persatu perban ke kotakb P3Knya itu. "EH! Tunggu dulu! Dia jatuh dari langit dan menimpa wajahku. Jangan-jangan
lukanya itu di dapat karena menimpa wajahku (itukan nggak mungkin, siapapun pasti mendapat luka yang parah kalau jatuh dari langit). Bagaimana ini..?" Batin Rukia, dengan raut wajah yang
penuh dengan rasa bersalah. "EH..Tunggu dulu!" Serunya. " Tapi itukan nggak mungkin …
HAHAHA! (jelas-jelas itu nggak mungkin)." Raut wajahnya kembali lega dengan posisi tangan di pinggang. "MIAW!" Suara kucing yang tertidur dengan lilitan perban di seluruh tubuhnya(halah mumi donk*author di jitak Rukia*). "Eh..dia bergerak? Berarti dia sudah tidak apa-apa, syukurlah." Gumam Rukia dengan memegang dadanya karena lega. Rukiapun memperhatikan sosok kucing itu dengan lilitan perban di seluruh tubuhnya(asli tuh mumi..* kali ini author bibirnya di sumpal pake perban*. "Ngomong- ngomong… Dia memakai kalung bel berwarna hijau di lehernya. Mungkin dia ada pemiliknya ya … Hmm! Bulunya juga halus dengan warna putih di seluruh tubuhnya, tapi bulu yang di kepalanya berwarna hitam …" Rukia mengamati kucing yang tengah tertidur lelap itu. " Lembut." Rukiapun mengelus bulu kucing itu dari kepala sampai ekor, dan mempermainkan kupingnya. Dan itupun terus berulang-ulang sampai akhirnya diapun ikut tertidur di samping kucing itu(nggak inget kalau perutnya lapar). Mataharipun menyinari kamar yang tidak besar dan tidak kecil itu
(Rukia: Berhentilah mengulang kata-kata itu). Membuat Rukia terbangun dari tidur terlelapnya. "NG … Silau." Gumamnya sambil mengucek- ngucek matanya(takut ada mutiara yang nempel). " Hei..Puss.. Apa kau lapar?" Rukiapun mengelus kucing itu dengan tangannya dengan mata masih setengah tertutup (nanya ke kucing juga dia nggak bakalan jawab kali!). Perlahantapi pasti dengan lembut dia mengelus bulu kucing itu dari kepalanya. Tapi saat ia mengelus bulu bagian
punggung kucing itu, tangannya berhenti. Dengan mata yang masih setengah tertutup, dia meraba-
raba tubuh kucing itu (hayoo..hayo.. ich maen raba-raba*author di iket di kamar mandi pake
rantai*eh gimana nerusin ni fanfic). Saat dia membuka matanya dengan sepenuhnya, wajahnya berubah dengan raut wajah yang super kaget. Bola matanya melebar melihat sosok yang tengah tertidur lelap di hadapanya. Gadis berambut hitam itu masih terdiam tidak bergerak dari tempatnya.
"NG….." Sosok yang terlelap itupun bangun,lalu dengan matanya yang berwarna hijau emerald indah itu menatap rukia. "Ohayoo …Onna.." Sapa seorang pemuda sambil menjilat pipi Rukia. Rukia masih terdiam, melihat tubuh sosok seorang pemuda dengan rambut hitam legam yang sedikit acak-
acakan karena baru bangun dari tidurnya. Matanya yang hijau menatap sedikit sendu, tubuh yang bertelanjang dada yang kurus dan ramping tapi ada kotak- kotak yang terbentuk di tubuhnya. Bagian bawahnya tertutup oleh selimut, perban yang sobek melilit di tubuhnya yang penuh goresan luka ….(kyaaa! Wake up super cuteee..). Dengan bola mata violet yang kian membulat memperhatikan sosok yang ada di hadapanya itu dari atas sampai bawah(meski nggak kelihatan apa- apa*jangan di
bayangkan*). Lalu … "KYAAAA!" Rukia berteriak histeris. Karena teriakan Rukia sangat keras sampai bisa membangunkan Dewa(mungkin?) pemuda yang dari tadi baru setengah terbangun dari tidurnya, langsung tersadar. "Kenapa kau berteriak onna… Kupingku sakit!" Ucap pemuda itu sambil
menutup kupingnya. "Cowok mesum! Datang darimana kau? Kurang ajar berani masuk ke kamarku dengan penampilan abnormal begitu …! Dasar mesum! Cepat keluar dari kamarku!" Teriak Rukia sambil melempar barang-barang kamarnya. "Hei! Hentikan melempar barang- barangmu ke arahku. Dan berhenti juga berteriak, karena kupingku sakit!" Gerutu pemuda itu dengan tatapan sedikit kesal
karena di lempari barang. Tapi dengan mudah dia menghindari barang-barang yang di lempar Rukia ke
arahnya. "BUUKK!" Salah satu barang yang di lempari Rukia kena tepat di wajahnya … Pemuda itupun semakin kesal.."Siapa kau? Cepat ke…"Sebelum Rukia menyelesaikan perkataanya. "BRUUKK!" pemuda itu mendorong tubuh Rukia, dengan alhasil tubuhnya di atas Rukia dengan
menggenggam tangan gadis itu yang memegang lampu belajar yang siap di lempar ke arahnya. Rautwajah Rukia berubah menjadi kaget, bola matanya yang violet membulat. Mata hijau emerald indah itu menatapnya dalam. Rambut yang berwarna hitam legam lembut menutupi sebelahmatanya. "Le..lepaskan aku dasar cowok mesum.. Dan cepat keluar dari kamarku..?" Ucap Rukia dengan sedikit bergetar. "Kau sendiri yang membawaku kemari, lalu sekarang kau mau mengusirku. Onna yang tidak punya perasaan!" Jawabnya dengan menatap Rukia dengan dingin. "JLEB!" Kata-katanya langsung menusuk tepat di hati Rukia. " Apa kau bilang. Jangan bercanda! Kapan aku membawamu
ke kamarku … Jangan berkata omong kosong dasar mesum.." Seru Rukia dengan raut wajah yang merah karena kesal dan ada perasaan sedikit malu. "Kemarin malam kau membawaku kemari… Apa kau lupa?" Ucap pemuda itu sambil terus mempertahankan posisinya yang terus menekan tangan Rukia yang terus berusaha melepasakn diri darinya. "Yang ku bawa pulang itu seekor kucing yang terluka, bukan cowok mesum sepertimu.. Cepat lepaskan aku!" Rukia mencoba memberontak. Tapi
usahanya sia-sia, karena genggaman pemuda itu sangatlah kuat. "Akulah kucing itu.." Jawab pemuda itu tenang meski melihat Rukia terus berusaha melepasakn diri darinya. "Kau sudah gila yah… Dasar cowok mesum tidak waras.. Cepat lepasakan aku, tanganku sakit.." Rukia menggeram, karena pergelangan tangannya mulai terasa sakit akibat genggamanpemuda itu. "Kau masih tidak
percaya.. Baikalah akan ku buktikan.." Pemuda itu melepaskan Rukia. " Lihat baik-baik.."
Pemuda itupun berdiri di depan Rukia. "KYAAA! Kau bodoh yah..! Jangan berdiri.. TIDAAAKK!" Rukia menutup matanya dan memalingkan wajahnya dari sosok pemuda itu. "MIAW!" Suara kucing yang membuat Rukia memalingkan wajahnya lagi. Saat Rukia membuka matanya dan melihat seekor kucing di hadapanya yang tadi adalah seorang pemuda bermata hijau yang sekarang berubah
menjadi seekor kucing yang ia obati semalam. Mata Rukia membulat, wajahnya pucat pasi (kalau di komik-komik rambutnya berubah jadi putih saking syoknya). "Kau sudah percayakan onna..?' Tanya pemuda itu setelah kembali ke wujud manusianya. Rukia masih terdiam, ternyata kejadian yang
baru saja dia lihat benar-benar membuatnya syok berat. Matanya hanya tinggal garis-garis kecil dengan wajah pucat pasi sambil bengong "HAAAHH ….." itulah kata yang terucap dari mulutnya dengan nada yang panjang. Rohnya terlihat terbang dari tubuhnya. "Onna kau baik-baik saja?" Tanya pemuda itu dengan melambaikan tangannya tepat di depan wajah gadis yang mengatakan HAAH itu. Lalu Rukiapun tersadar dari rasa syoknya(rohnyapun kembali ke tubuhnya). Pemuda itu menatap
wajah Rukia dengan seksama. "Kau baik-baik saja onna?" Tanya pemuda itu lagi dengannada datar. "Apa kau pikir aku akan tetap baik-baik saja setelah menyaksikan sesuatu yang bagaikan mimpi ini.. Benar ini pasti mimpi, aku pasti sedang bermimpi." Rukia mencubit pipinya untuk membuktikan bahwa semua itu hanyalah mimpi, alhasil pipinya berubah berwarna merah dan terasa sakit. "Sakiit… jadi ini bukan mimpi, tidak mungkin." Rukia melirik pemuda itu sambil mengelus pipinya yang sakit akibat ia cubit sendiri. Pemuda itu tersenyum sinis seakan bilang 'Tentu saja ini bukan mimpi' Rukiapun cemberut melihatnya. "Ulquiorra…." Ucap pemuda itu. "Hah..kau bilang apa?" Tanya Rukia. "Namaku Ulquiorra Schiffer, namamu?" Tanya pemuda itu setelah memperkenalkan dirinya.
"Ru..Rukia Kuchiki.." Jawab Rukia sambil terbata-bata. "Hm.. Rukia.." Ulquiorra memanggil nama gadis itu, dan berhasil membuatnya kaget. "A..apa?" Tanyanya gadis itu tersipu malu karena di tatap
Ulquiorra. "Aku lapar. Aku mau makan, lagipula aku juga harus menyembuhkan lukaku." Ucapnya dengan nada sok merintah itu membuat Rukia mengerutkan alis matanya. "APA KAU BILANG!" Jawab Rukia kesal. "Kau pikir disini rumahmu HaH..? Dan lagi di sini tidak ada makanan untuk dua orang manusia, karena itu kau cepat pergi dari rumahku." Ucap gadis itu dengan raut muka yang benar-benar di buat kesal. "Tenang saja onna. Aku sudah memutuskan akan tinggal disini.." Jawab Ulquiorra santai. "Apa kau bilang, jangan seenaknya. Sudah kubilang di sini tidak ada makanan untuk dua orang." Rukia tambah kesal, apalagi kalau ngedenger and ngeliat fokerface Ulquiorra yang seakan sok memerintahnya dan sikap seenaknya itu. "Kau tak perlu khawatir tentang makananku onna …" Ucap Ulquiorra. "Eh.. Maksudmu?" Wajah Rukia penuh tanda Tanya. " Kau akan tinggal disini tanpa makan. Meski begitu aku takan mengijinkanmu untuk tinggal di rumahku." Jawab gadis bermata abu-abu itu tegas. "Apa kau bilang." Ulquiorra menatap gadis itu tajam, membuat Rukia merinding. "Kau yang seenaknya membawaku kemari, lalu kau mau mengusirku. Kau benar- benar tidak berperasaan onna." JLEB! Kata-kata itu benar-benar membuat gadis itu tutup mulut. "Dan sudah kukatakan, kau tak perlu menkhawatirkan tentang makananku. Yang penting kau yang makan dengan banyak agar darahmu juga banyak untuku hisap." Ucap Ulquiorra dengan senyum sinis yang di
tunjukan ke gadis itu. "A..Apa yang kau katakan?" Tanya gadis itu dengan nada gemetar. Ulquiorra tidak menjawab. Tapi perlahan-lahan dia mendekati Rukia yang tengan duduk dengan tubuh gemetar.
Rukiapun mundur saat pemuda itu sangat dekat. Tapi sayangnya gerakanya terhenti karena punggungnyasudah mentok ke tembok. Sementara Ulquiorra terus mendekatinya perlahan- lahan tapi pasti. "Ma..mau apa kau..?" Tanya gadis itu gemetar. "Sudah kubilangkan, aku lapar dan harus menyembuhkan lukaku." Jawab Ulquiorra datar. "Lalu apa yang akan kaulakukan padaku….?" Tanya Rukia lagi dengan suara yang benar-benar sudah tak terdengar karena saking gemetarnya akan ketakutan yang di berikan Ulquiorra lewat tatapanya. "Tenang saja, ini tidak akan sakit. Hanya seperti di suntik oleh dua jarum suntik secara bersamaan di lehermu." Ulquiorra sudah benar- benar ada di hadapan gadis yang tengah ketakutan itu. Tak peduli bahwa tubuh gadis itu terus bergetar.Rukia tidak bisa berkataapa-apa. Tubuhnya benar-benar ketakutan. 'Apa yang akan terjadi padaku, apa yang akan dia lakukan padaku, tidakkk.. Aku tidak mau..' Batinya yang ngekhayal gak jelas. Wajahnya merah merona karena mata hijau emerald itu menatapnya terus. Tiba-tiba bola mata gadis itu melebar melihat sepasang taring yang tengah memanjang di sisi kiri dan kanan mulut Ulquiorra, dengan nafas yang semakincepat. Akhirnya leher putih mulus itupun terluka oleh taring yang menancap tajam dan bibir yang menempel di kulitnya menghisap setetes demi setets darahnya yang mengalir ke tenggorokan Ulquiorra. "AHH..AHH.. Hen..hentikan." Lirih Rukia kesakitan. Tapi pemuda yang tengah asyik menghisap darahnya tak mempedulikan lirihanya. Malah Ulquiorra semakin kencang memeluk tubuh mungil itu. Rukiapun sudah tidak memiliki tenaga untuk memberontak. Setelah dahaganya terpenuhi, dan luka di tubuh Ulquiorra menutup. Barulah Ulquiorra melepaskan taring yang menancap di leher Rukia dengan perlahan. Rukia terlunglai lemas, sedangkan Ulquiorra membersihkan darah yang mengalir di sela- sela bibir putihnya. Dia menatap gadis yang lemas itu, lalu menjilat darah dari leher Rukia yang tersisa. Rukia spontan kaget, tapi tidak punya kekuatan untuk melawan. "Kau..Kau ini apa?" Ucap Rukia. "Seekor kucing yang bisa berubah menjadi manusia, lalu meminum darahku. Seperti VAMPIRE..?" Ucap Rukia sambil memegang luka yang di berikan Ulquiorra di lehernya. "HM.." Ulquiorra hanya tersenyum, seakan mengatakan semua itu benar. "Karena itu, sudah kukatakan bahwa aku tidak membutuhkan makanan. ONNA!" Ulquiorra menyeringai sinis. Rukia hanya bisa diam karena tidak punya tenaga …'OH MY GOD! Apa yang akan terjadi pada kehidupanku sekarang?" Jeritan batin Rukia … Meski begitu, roda nasib Rukia telah berputar. Entah menuju kebahagiaan ataukah penderitaan ….. Tau tuch…..

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.