Defense Devil 4

Judgment-2

Pohon Apel 3


"Sebelumnya, ada kasus seorang Setan yang diusir dari Dunia Setan ... Kasus itu cukup terkenal ... Kenapa? Karena Setan bodoh itu adalah putra dari Raja Besar kita ... Mephisto Barto Dertov Reffertlavh Kucabara!!"
"Heh ... Apa kau mau minta tanda tangan?" Kucabara bersiap-siap dengan pedangnya.
"Gosipnya, dia bunuh diri setelah diusir ..." Ponzolpun ikut bersiap-siap untuk menyerang.
"Tapi ... Masa membantu kriminal?? Bunuh diri masih jauh lebih baik!!"
KlaaaaAANK!!!
Pedang mereka saling beradu.
"Lakukan saja tanda tangan kotormu itu di dalam kuburanmu!!"
Klang ... Klang ... Klang!!
"Uwaaaa!?" rumput di dekat Kucabara berubah menjadi monster dan kemudian melilit kakinya hingga membuat konsentrasinya terganggu.
Kesempatan inipun tak disia-siakan oleh Ponzol. Iapun menyiapkan jurus tumbuhannya.
"Biar ku bantu menghemat waktu dan tenaga untuk bunuh diri!!!"
BWhooOOSSHHH ...
Tembakan monster tumbuhan sukses menghantam tubuh Kucabara.

Sementara itu, Bichura dan Nami telah sampai di Stasiun.
"Stasiun macam apa ini?! Sama sekali tak ada Kamera pencegah kriminal!!" Umpat Bichura.
"Anu ... Bagaimana kalau orang-orang sadar akan keberadaan kita?" Tanya Nami.
"Tenang saja ... Kau arwah, orang biasa tak akan bisa melihatmu ... Kami, orang Dunia Setan, biasanya juga tak terlihat di Dunia Manusia ... Soalnya kami mengeluarkan kekuatan agar tak terlihat, dan mengontrolnya dengan rumit!" Jelas Bichura.
Booftt ...
Bichura kembali ke wujudnya semula.
"Apa itu!? Ada mahluk aneh di atas rel!!"
"Yah!! Kadang-kadang kami gagal!!" Bichura jadi bisa dilihat orang.
sumber : deioz.jw.lt
"Lokasi terjadinya kecelakaan itu, di sini ya?" Bichura dan Nami telah sampai di TKP.
"Eh? Itu boneka ya?"
"Jangan lihat-lihat!" Bentak Bichura ke orang di sebelahnya.
"Ya ... Tak salah lagi, tapi nampaknya sudah tidak ada apa-apa lagi di sini" Ucap Nami.
"Tentu saja, kau pikir ada batu peringatan kematian?" Ujar Bichura.
"Bunuh dirimu telah membawa banyak penderitaan bagi orang lain ... Mana ada orang yang bersimpati padamu? Kalau situasinya begini, pencarian Innocence Item juga berakhir ..." Jelasnya.
"Tenanglah ... Selama kita tak menyerah, pasti ada harapan ..." Ucap Nami.
"Jangan membuatku tertawa, ini bukan dongeng yang bisa mengabulkan apapun! Kau lebih kekanak-kanakan dari tuan ya ..."
"Eh anu, Bichura? Apa aku boleh tanya sesuatu? Kenapa Kucabara berusaha setengah mati demi aku?"
Sejenak Bichura terdiam, kemudian iapun menjelaskan semuanya.
"Tuan adalah Putra ketiga dari Tuan Mephisto Barto, Raja dari Dunia Setan ... Tapi, meski begitu, ia memiliki sifat baik sejak lahir ... Karena itu, Tuan tumbuh besar dengan dibenci oleh setan di sekitarnya ... Pada akhirnya, Tuan terjebak rencana jahat Setan yang menganggap tuan sebagai pengganggu ... Iapun kehilangan Status, Kekuatan, semuanya ... Dan diusir dari Dunia Setan"
"Karena itu, kalau melihat orang yang situasinya mirip dengannya, dia jadi menolong mereka kan?" Ponzol telah berdiri di belakang Bichura.
"Kau memasukan elemen yang mengharukan ... Tapi, cerita itu sudah terlalu basi ... Aku sampai ngantuk"
"Kenapa kau ada di sini!? Bagaimana keadaan tuan!!?"
Plok ...
Ponzol menepuk tangannya, karangan bunga yang dipegang oleh seorang wanita berubah menjadi Monster dan kemudian ...
BwuuoossHHH ...
Monster penjelmaan mawar itupun menghantam Nami dan Bichura.
Dan bukan hanya mereka berdua, seorang wanita yang tak tahu menau juga ikut terhantam hingga membuatnya terhempas jatuh ke atas Rel.
"Akhh!! Ada orang jatuh!! Uwaaaa! Tidak!!!"
"Sial!!" Bichura menyelamatkan Wanita tersebut. Namun sebagai gantinya, ialah yang tertabrak kereta.
"Bichura! Apa kau baik-baik saja!?" Bichura nampak babak belur.
"Beritahu Kucabara! Tadi di taman, aku ingat semuanya!! Pakaian tipis ... Karena ... Ja ... Ket ... Toko bunga!!"
Bwuussshhh ...
Nami menghilang, dibawa oleh Ponzol ke Neraka.

"Eh? Siapa orang ini??" Seseorang menemukan Kucabara tergeletak pingsan di Taman.
"Hei, apa kau baik-baik saja? Oh ... Dia masih hidup!" Ucapnya.
"Uuh ... Kepalaku sakit ..."
Kucabara mulai sadar.
"Eh? Kau bisa melihatku??"
"Kau ngelantur ya? Apa kau yang melakukan ini??" Tempat di Sekitar Kucabara hancur berantakan.
"Ya ... Maaf, aku menyusahkan ya ..." Kucabara mencoba untuk berdiri.
"Memang menyusahkan ... Kalau begini, aku jadi nggak bisa mengenangnya dengan baik ... Padahal, ini tempat kencan dengan Nami" Pria tersebut ternyata adalah mantan kekasih Nami.
"Eh? Barusan kau bilang Nami? Nami yang meninggal di Stasiun itu??" Tanya Kucabara.
"Apa? Jadi kau juga kenalan Nami ya?"
"Na ... Nami itu anak yang seperti apa? Jela ... Eh nggak, aku hanya ingin mendengar pendapatmu!" Ucap Kucabara.
"Mm... Nami orang yang unik ... Anaknya seperti apa? Kalau kenal, kau juga pasti tahu kan? Dia anak yang sangat baik, jarang ada di Zaman sekarang ini ... Hatinya sangat baik, kalau melihat Tunawisma di pinggir jalan, dia tak bisa membiarkannya begitu saja ... Hobinya jadi pekerja sukarela ... Pada hari libur, dia mengunjungi Orang tua yang hidup sendiri atau anak yatim piatu ... Bersih-bersih, mencuci, dia melakukannya dengan antusias ... Kau tahu? Dia selalu mengatakan satu hal pada orang-orang yang dia temui di Tempat kerja sambilan ...
Walau besok bumi hancur ... Hari ini, aku akan menanam pohon apel ...
Artinya, dalam kondisi putus asa seperti apapun, kau tak boleh membuang harapan ... Padahal dia anak yang begitu menyukai kata Harapan ... Masa dia bunuh diri? Manusia memang sulit dimengerti ya" Jelas pria tersebut.
"Syukurlah! Orang ini tidak percaya bahwa Nami bunuh diri! Kalau bisa menyerahkan orang ini sebagai Innocence Item ..." Kucabara nampak memiliki sebuah harapan.
"Maaf, aku lama memperbaiki dandananku" Seorang wanita tiba-tiba saja muncul.
"lama banget ... Ini tasmu ..."
"Makasih ..."
"Ayo kita pergi ke Bianglala" Nampaknya pria tadi telah mendapat pacar baru.

"Tunggu!!" Teriak Kucabara.
"Kau bilang ini tempat kau sering kencan dengan Nami kan? Bukankah kau datang ke sini karena masih menyukai Nami?"
"Jangan bercanda ... Siapa yang suka gadis yang bunuh diri? Bersama pacarku yang baru, aku ingin menghapus kenangan yang tidak menyenangkan ... Pohon apel atau apapun itu, sejujurnya dia menyebalkan ... Baik hati juga ada batasnya .. Kau juga mengerti kan? Aku kesulitan lho ... Begitu aku minta putus, dia menempel padaku dengan keras kepala ... Jadi, kematiannya bukan tanggung jawabku ... Aku ingin segera menghapus perasaan kelam ini ..." Jelas mantan Nami dengan dinginnya.
"Hei ... Di Taman ... Kau tak boleh buang sampah sembarangan kan?"
Buaagghhh!!!
Kucabara menutup Tubuh pria tersebut dengan Tong sampah.
"Berhati-hatilah ... Sebab, Neraka tak akan mendaur ulang sampah" Ucap sang pengacara.

"Tu... Tuan!"
"Bichura?"
Bichura muncul dalam keadaan babak belur.
"Ada apa denganmu? Apa kau dihajar Ponzol??" Tanya Kucabara.
"Nami ... Nami tertangkap ... Dia dibawa kembali ke Neraka" Jelas Bichura.

"Tidakkkk!! Hentikan!!!!" Sementara itu, Ponzol menyeret Nami ke suatu tempat.
"Tolong aku Kucabara!! Kucabara!!" Teriak Nami.

Di tempat Kucabara ...
"Bagaimana ini? Kita sudah ... Innocence Item juga ... Dark Matter juga sudah tak tersisa ... Kalau begini terur ... Nami akan menderita di Neraka selamanya ..." Ucap Bichura.
"Jangan khawatir" Ucap Kucabara.
"Masih ada harapan ... Selama kau tidak menyerah" Lanjutnya.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.