Naruto Chapter 0?

Pilot Project

Suatu hari di Pegunungan Oinari ...
"Hei!! Kau yang membuat lubang jebakan ini ya, Naruto!?" Tanya seorang anak yang terperangkap di sebuah lubang.
"Tadi di sekolah, kau ngomongin aku kan??" Tanya balik Naruto yang duduk manis di depan lubang tersebut.
"Oh... Itu ... Mmm... Ayolah Naruto ... Kita kan teman?" Ucap si anak memelas.
"Huh ..."
"Kalau kau tak mau mengeluarkanku, akan ku beri tahu pada orang-orang kalau kaulah anak yang meletakan kotoran di tempat kepala sekolah" Ancam si anak.
Sejenak Naruto terdiam, kemudian iapun mengulurkan tangannya pada si anak.
Anak tadi mencoba untuk meraihnya, namun tiba-tiba saja ...
"Haha, yang benar saja, Bodoh!" Naruto menarik kembali tangannya.
"Kau mudah sekali ditipu ya ..." Ucapnya.
"Uuh... Sial! Pantas saja semua orang membencimu dan memanggilmu Monster!!" Umpat si anak.

Tak cukup hanya dengan menjebak si anak, Naruto melanjutkan aksinya ...
"Eh eh!? Apa yang akan kau lakukan!??"
"Hehe, bau air kencingku tak akan hilang selama 10 hari lho ..." Naruto membuka resletingnya dan kemudian bersiap-siap.
"Hah!? Ja...ja...jangan...!"
"Rasakan kau ... !!"
"Kyaaaaaaaaa!!!!!"

Pada zaman dahulu kala, ada seekor Bijuu yang memiliki sembilan buah ekor ...
Namanya adalah Kyuubi no Yoko ...
Jika ekornya dikibaskan, gunung akan bergetar dan terjadilah Tsunami ...
Untuk menghadapinya, turunlah sembilan orang shinobi yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyegel Bijuu tersebut ...
Hanya ada satu shinobi yang masih hidup ...

Setelah itu, di Ruang Kepala sekolah ...
"Kelakuan nakalmu itu dari tahun ke tahun semakin buruk saja!" Ucap kepala sekolah ke Naruto.
"Keburukan hanya akan membawa masalah, dan masalah tidak diperlukan di zaman ini ... Ini adalah zaman dimana manusia dan siluman hidup damai dan saling berdampingan ...
Sementara kau, kau bahkan belum mendapat satu temanpun ..." Jelas pria yang mirip Hiruzen itu.
"Memangnya, kau punya teman, kepala sekolah?? Kok aku tak melihat seorangpun??" Sindir Naruto.
"Bodoh!! Kedelapan temanku telah mati bertahun-tahun yang lalu saat melawan ayahmu!! Kau beruntung karena waktu itu aku tak tega membunuh bayi Kyuubi no Yoko ... Dan kini, kau malah menjadi anak nakal yang tak punya teman"
"Kalau teman begitu penting, bergabung saja dengan kedelapan temanmu!" Umpat Naruto.
Mendengar kata-kata Naruto, Kepala sekolah nampak marah besar.
Menyadari hal tersebut, Naruto berubah menjadi kelelawar dan kemudian kabur.
"Hmm...mau kabur dengan jutsu seperti itu ya" Kepala sekolah melempar sesuatu ke arah Naruto dan kena telak. Kelelawar itupun kembali ke wujudnya semula.
"Dasar kepala sekolah bodoh!" Umpat si bocah musang dalam hatinya.

"Hei Naruto ... Aku ada sebuah misi untukmu" Ucap kepala sekolah.
"Hah??"
"Begini ... Pertama-tama, pergilah ke kota, lalu bawalah seorang teman yang bisa kau percaya ... Aku tak ingin kalau nantinya kau menjadi siluman seperti ayahmu ...
Kepercayaan akan melahirkan banyak hal, salah satunya adalah persahabatan ...
Sahabat adalah ia yang mengerti dirimu dalam keadaan suka maupun duka ...
Orang yang berbagi hal bersama ...
Hal yang merupakan bagian penting dalam hidup ...
Naruto! Jangan kembali ke gunung ini sebelum kau menyelesaikan misi ini!!"
"Tidaaaaak!!"

Mau tak mau, akhirnya Naruto menuruti misi yang diberi oleh Kepala sekolah ...

Keesokan harinya, di sebuah kota yang ramai, Naruto sedang duduk di Trotoar Jalan.
"Aah... Aku lapar" Naruto mencium bau masakan dari kedai Itiraku Ramen, iapun pergi ke sana.
"Ini Miso Ramenmu ..." Ucap si penjual Ramen.
"Whaaah... Kelihatannya enak, sudah lama aku tak makan ramen" Pikir Naruto sebelum akhirnya iapun memakan Ramen tersebut.

"Hei Pak! Buatkan satu untukku!!" Dua orang pria tiba-tiba saja datang.

"Hei Kuroda, kau mabuk ya?" Tanya si penjual pada pria yang mabuk itu.

"Kuroda, kau mau makan mi setelah minum?" Tanya teman yang diajak Kuroda.
"Ramen setelah minum itu enak ..." Jawab Kuroda.
"Ngomong-ngomong, kita butuh lukisan itu besok"
"Aku tahu itu ... Matsushima" Ucap Kuroda pada temannya yang bernama Matsushima itu.

"Orang ini pemabuk, bau lagi" Pikir Naruto.

"Ini Ramennya ..." Si penjual memberi semangkuk ramen pada Kuroda.

"Ini adalah karya seni yang hebat, jadi aku, polisi juga terlibat ... Hei Kuroda??" Kuroda tertidur akibat mabuk.
"Ramennya bagaimana?" Tanya pak penjual ramen.
"Aku tak suka Ramen, aku hanya makan masakan Prancis ..." Ucap Matsushima.
"Orang Aneh" Pikir Naruto.
"Aku sedang sibuk, aku pergi dulu ya ..." Ucap Matsushima dan kemudian iapun pergi.

"Hei nak, ramen ini gratis untukmu ..." Ucap si Penjual ke Naruto.
"Tapi ada syaratnya ... Bawalah pemabuk ini pulang ke rumahnya" Lanjutnya.
"Baiklah ..." Sanggup Naruto.
"Setelah ini, aku akan kabur" Pikir Naruto.
"Tapi ... Serahkan KTPmu sebagai jaminan"
"Sial!" maki Naruto dalam hati.

Singkat cerita, Narutopun membawa Kuroda pulang ke rumahnya.
"Orang ini bau sekali, harusnya aku tak menyetujui perjanjian tadi ... Hmmm ... Sepertinya rumahnya di sini ...
Huh, peta yang dibuat pak Tua tadi susah dibaca" Pikir Naruto yang telah sampai di depan Rumah Kuroda.
Naruto mengetuk pintu dan kemudian seorang pemuda datang membukakan pintu.
Naruto masuk ke dalam dan melihat sekelilingnya.
Di sana, terlihat banyak sekali Lukisan dan Karya seni.
"Tuan Kuroda selalu teler di Kedai Ramen tersebut ...
Maaf karena telah merepotkan ...
Perkenalkan, aku adalah asistant tuan Kuroda, namaku Takano Takashi" Jelas si pemuda yang membukakan pintu tadi.
"Lukisan-lukisan ini bagus sekali ya ..." Puji Naruto.
"Ini adalah Studio Tuan Kuroda ... Lukisan tersebut ..."
"Oh! Aku tahu lukisan ini!" Potong Naruto.
"Ya ... Ini adalah Lukisan terakhir dari Tuan Saburo, seniman kebanggaan Nasional" Jelas Takashi.
"Terakhir? Jangan bilang kalau dia sudah meninggal?"
"Sayangnya iya ... Tuan Saburo meninggal 5 tahun yang lalu ... Beliau adalh pelukis yang sangat terkenal, itu dia Photonya" Takashi menunjuk sebuah Photo.
"Dia adalah Ketua Komite Kebudayaan, itu adalah posisi terhormat bagi semua seniman di Negri ini ... Saat ini, Temannya, Tuan Kurodalah yang menjabat posisi tersebut ... Itulah mengapa Negara mengirim lukisan Tuan Saburo dan memerintahkannya untuk memperbaiki lukisan tersebut"
"Orang ini ..." Naruto memperhatikan lukisan tersebut dengan seksama.
"Lukisannya kok bau?" Tanya Naruto.
"Lukisan ini dibuat dengan tinta khusus yang agak bau, tinta yang harus diolah dengan alkohol" Jelas Takashi.
Naruto hendak menyentuh lukisan itu, namun tiba-tiba seorang satpam mencegahnya.
"Hei! Jangan menyentuhnya!! Aku cuma pergi ke WC sebentar ... Tuan Takashi, jika terjadi sesuatu pada lukisan itu, akulah yang nantinya harus bertanggung jawab!"
"Maaf pak ..." Ucap Takashi.
"Hei ... Jangan galak-galak, ini kan cuma sebuah Lukisan" Ucap Naruto.
"Apa!!? Hei... Dengar ya nak, lukisan ini harganya lebih dari sepuluh juta!!" Terang si Satpam.
"Takashi, aku mau pergi dulu, tolong jaga anak ini ya ..." Si satpampun pergi.

"Hei... Berisik sekali! Bikin susah tidur saja" Kuroda terbangun dari tidurnya.
"Oh Tuan, syukurlah anda telah sadar ... Anak inilah yang membawamu pulang ... Namanya Uzumaki Naruto" Jelas Takashi.
"Huh ... Kau pasti mendekatiku hanya karena ingin mendapatkan sesuatu" Ucap Kuroda curiga.

"Sial! Aku nggak mau berteman dengan orang seperti ini" Pikir Naruto.

"Tapi aku tetap berterimakasih ... Ayo kita minum-minum" Ajak Kuroda.
"Tidak ... Aku tidak bisa ... Umurku masih di bawah 21 tahun ... tapi, kali ini baiklah, aku bersedia" Ucap Naruto.
"Oiya nak, ngomong-ngomong apa kau bisa menggunakan Jutsu atau semacamnya?"
"Hmmm? Kalau pakai gulungan, sepertinya terlalu berlebihan ... Baiklah kalau begitu" Naruto meletakan sesuatu di Googlenya dan kemudian ...
"Henge no Jutsu!!" Narutsu berubah menjadi seorang gadis seksi berekor.
"Hehe ... Aku masih perlu latihan ... Saat menggunakan Henge no Jutsu, ekorku ..."
"Hei!! Siapa kau ini sebenarnya!?" Kuroda nampak kaget.
"Ini mimpi, atau ilusi?" Pikir Takashi.

Sementara itu, di luar, tak jauh dari tempat duduk si Satpam, seorang penjahat terlihat sedang bersiap dengan senjatanya.
"Aku mempunyai hubungan dengan Kyuubi no Yoko dari Gunung Oinari ... Dan sekarang, aku sedang dalam misi ... Aku selalu saja berbuat hal yang buruk hingga tak ada yang mempercayaiku ...
Karena itu, akupun ditugaskan untuk menemukan seorang teman yang bisa ku percaya dan membawanya ke Gunung Oinari ...
Aku belum pernah punya satu orang temanpun yang bisa mempercayaiku ... Bodoh ya?"
"Iya! Memang benar-benar bodoh!" Ucap Kuroda.
"Hah?"
"Aku mau tidur dulu ya nak ... Hentikanlah misi itu ... Satu-satunya orang yang bisa kau percayai hanyalah dirimu sendiri" Ucap Kuroda sebelum akhirnya iapun pergi.

"Dulunya tuan Kuroda tidak seperti itu, dulu ia adalah sahabat dekat tuan Saburo, dan dia adalah orang yang sangat ramah ...
Tapi, sekarang ia tak bisa mempercayai siapapun karena kejadian itu ..."
"Kejadian itu??" Tanya Naruto penasaran.
"Aku akan memberitahumu karena aku tak ingin kau salah mengerti tentangnya ..."
"Ayolah ... Cepat beritahu, kejadian apa?? Apa yang terjadi padanya?"
"Akan ku ceritakan semuanya dari awal ...
Bagi Tuan Saburo, seni adalah segalanya ... Ia sangat marah ketika temannya mengambil posisinya sebgai ketua Komite Kebudayaan ...
Kemudian ia menusuk Tuan Kuroda dengan pisau ...
Sebab jika Tuan Kuroda meninggal, maka ia bisa meraih posisi itu kembali ... Namun setelah kejadian itu, ia merasa tertekan dan kemudian melukis Lukisan yang berjudul Simbol ini dan lalu Bunuh diri ...
Sebenarnya Tuan Kuroda selamat, namun sejak saat itu ia berubah menjadi orang yang berbeda" Jelas Takashi membuat Naruto menjadi Sedih.
"Semua cerita ini membuatnya sedih ... Aku akan menghiburnya" Pikir Takashi.
"Naruto ... Aku juga sedang berada dalam sebuah misi, yaitu misi untuk menjadi seorang seniman ... Aku berjuang keras agar bisa menjadi seperti Tuan ...
Aku sama sepertimu, jadi, Semoga berhasil dalam misinya ya!!" Ucap Takashi.
"Dia orang baik ..." Pikir Naruto.
"Kalau begitu, mari kita berjabat tangan" Ucap Takashi.
"Tapi dia suka bikin aku malu" Pikir Naruto lagi.
"Misimu sederhana ...
Ku rasa lukisan ini mewakili Tuan Saburo, perasaan terakhirnya pada Tuan Kuroda, cabang pohon yang membelit menjadi satu bagaikan tangan ... Lalu lahirnya kepercayaan ...
Seperti itulah kira-kira ...
Aku rasa Tuan Saburo ingin mempercayai dan dipercayai oleh Tuan Kuroda sekali lagi ... Tapi ia malah bunuh diri, sudah tertutup kesempatan untuk itu ... Tapi kau, kau masih punya banyak kesempatan, Naruto"
"Kesempatan?"
"Jika kau mempercayaiku, aku akan percaya padamu ... Jabat tangan seperti pada lukisan ini adalah simbol dari kepercayaan, Bagaimana kalau aku menjadi teman pertamamu?" Takashi menjulurkan tangannya.
"Perasaan apa ini? Aku senang, gugup, atau yang lainnya ... Tapi aku malu, belum pernah berjabat tangan sebelumnya" Pikir Naruto.

"Ya sudah ... Tak perlu terburu-buru, kau hanya belum terbiasa berteman saja ...
Eh, sudah larut malam ... Kau tidur saja di kamarku, aku akan menjaga lukisan ini" Ucap Takashi.
"Hah? Benarkah? Terimakasih ya ..." Ucap Naruto dan kemudian iapun pergi untuk tidur.

Takashi berjaga sendirian, kesempatan ini tak disia-siakan oleh penjahat.
Penjahat yang telah bersiap-siap sejak tadi menodong kepala Takashi dengan pisau.
"Kkau ... ??" Takashi nampak mengenali orang tersebut.

Setelah membunuh Takashi dan membawa lukisannya, si Penjahat masuk ke dalam kamar dimana Naruto tertidur. Lalu, iapun meletakan senjata yang ia gunakan untuk membunuh di dalam Tas milik Naruto.

Dan pada keesokan harinya ...
"Uzumaki Naruto, kau ditahan karena pencurian dan pembunuhan!" Ucap Matsushima, teman Kuroda yang merupakan seorang polisi.
"Hah?" Naruto tak tahu menau.
"Aku polisi ... Matsushima, ini tasmu bukan?"
"Memangnya kenapa?" Tanya Naruto.
"Benda ini ditemukan dalam tasmu!" Kuroda mengeluarkan senjata tersebut dari Tas Naruto.
"Hei, jangan bercanda! Apa-apaan ini!?" Protes Naruto.
"Kaulah orang yang mencuri lukisan dan membunuh Takashi, iya kan!?" Tanya Kuroda.
"Aku ... Aku membunuh Takashi? Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian bicara apa sih!?"

"Sersan Matsushima, kami tak dapat menemukan lukisan itu!" Lapor salah seorang polisi.
"Hmm ... Begitu ya ... Lalu?"
"Sampel darah di senjata itu cocok ddngan darah Takano Takashi" Lanjut si polisi.
Setelah itu, Narutopun diborgol.

"Bagaimana kalau aku menjadi teman pertamamu?" Naruto teringat akan kata-kata Takashi.
"Kenapa!? Perasaan apa ini!? Sial ... Sial! Aku bersumpah kalau aku akan menemukan pembunuh yang sebenarnya dan mengembalikan lukisan itu!!"
"Pembunuh yang sebenarnya itu kamu" Ucap polisi.
"Lepaskan!! Aku akan menangkap penjahatnya!!" Berontak Naruto.
"Jika kami melepasmu, apakah kau akan benar-benar mencari pembunuhnya? Atau ..."
"Tuan, percayalah padaku, itu bukan aku ... Percayalah" Naruto menangis.

"Aku tidak punya teman yang mempercayaiku, bodoh ya?" Kuroda teringat akan kata-kata Naruto.
"Huh ... Luka lama" Ucap Kuroda.
"Hah?"
"Lepaskan dia, aku yang akan menjaminnya" Ucap Kuroda.
"Apa!? Dia pencuri Harta Negara dan bisa saja dia kabur!! Di Negri ini, jika kau menggantikan seorang penjahat, kau juga akan dihukum!!" Jelas Matsushima.
"Tolonglah ... Untuk sekali ini saja ..." Pinta Kuroda.
Pada akhirnya, Narutopun dilepaskan dan kemudian ia pergi menaiki sepeda motornya.
"Orang itu percaya padaku, jika ini gagal, aku akan ... Tuan, tunggu saja!!" Pikir Naruto.

Naruto mencari informasi pada orang-orang, namun hasilnya nihil.
"Takashi? Kenapa dia percaya padaku? Kau bilang dia tidak mempercayai orang lagi sejak kejadian itu? Apakah dia benar-benar percaya padaku? Atau ini hanyalah rencananya dengan polisi? Mengapa aku dibebaskan?? Mengapa semakin lama aku semakin takut!?" Pikir Naruto.
Tak terasa, satu minggu telah berlalu.
Naruto sedang duduk di bawah sebuah pohon, tak jauh dari tempat motornya diparkir.
"Sial! Seminggu sudah berlalu, tapi aku belum menemukan petunjuk tentang pembunuh itu ...
Tapi kalau dipikir-pikir, tak mungkin aku bisa menemukan pembunuh yang sebenarnya hanya dengan seorang diri ...
Haahh... Apa yang aku lakukan?? Apakah ia masih mempercayaiku?? Aku sama sekali tak yakin akan hal itu ... Rasanya lebih baik aku kabur saja" Pikir Naruto.

Di balik Pohon tempat Naruto duduk, empat orang anak sedang duduk di atas bangku taman.
"Aku beli minuman dulu ya ..." Ucap si anak pertama.
"Oh, Hiroshi ... Belikan aku juga ya ..."
Anak bernama Hiroshi itupun pergi membeli minum. Tak lama setelah ia pergi, teman-temannya membicarakannya.
"Aku tak habis pikir dengan Hiroshi ..." Ucap si anak kedua.
"Aku juga ... Dia anak yang bodoh dan aneh" Ucap si anak ketiga.
"Lucu sekali ... Ia bergabung dengan kita hanya untuk terlihat keren" Ucap si anak kedua tadi lagi.

Naruto yang mendengar percakapan mereka menjadi teringat akan perkataan teman-temannya.
"Naruto kan bukan manusia ..." Ucap salah seorang anak.
"Ya... Dia itu kan monster! Ayahku sendiri yang bilang ..." Tambah yang lain.
"Benarkah?? Menakutkan ya ..." Tambah yang lain lagi.

"Huh ... Tidak mungkin ada manusia yang mau percaya padaku ... Lalu, untuk apa aku bersusah payah hanya untuk seorang manusia? Bodoh sekali ..." Pikir Naruto yang terus mengamati percakapan anak-anak di balik Pohon.

"Itu tidak benar!!" Ucap si anak ke empat.
"Hiroshi itu anak yang normal! Waktu kau masih kecil dan kakimu patah karena terjatuh dari atas pohon, siapa yang membawamu ke Rumah sakit!?"
"I...itu ..."
"Kalau kalian menjelek-jelekan temanku lagi, aku tak akan memaafkanmu" Ternyata diantara mereka masih ada anak yang mempercayai temannya.
"Maa..maafkan kami ..."
"Hei... Hiroshi datang"
Hiroshi datang dengan membawa minuman kaleng.
"Ini jusnya ... Hei, kenapa kalian semua melihatku seperti itu??"

Naruto yang mendengar kata-kata anak keempat menjadi terharu.
"Beruntung sekali ... Hiroshi adalah anak yang beruntung" Pikir Naruto dan kemudian iapun bergerak menuju tempat Hiroshi.
"Hei kau ... Aku iri padamu ... Sampai jumpa ya" Ucap Naruto ke Hiroshi dan kemudian iapun pergi.
"Ada apa dengan anak itu ya?" Hiroshi nampak kebingungan.

"Aku juga ingin jadi seperti dia ... Untuk sekali lagi, aku merasa dipercaya oleh seseorang" Pikir Naruto yang kini sedang mengendarai sepeda motornya.
"Jika kau mempercayaiku, aku juga akan mempercayaimu" Naruto teringat akan kata-kata Takashi.
"Yah ... Aku hanya perlu yakin kalau ia percaya padaku ...
Huh, baiklah ... Waktunya untuk mencari Informasi!!"

Singkat cerita, Naruto telah sampai di sebuah rumah dan kemudian mengetuk pintunya. Seorang petugaspun membuka pintu tersebut.
"Eh? Kau kan? Belum kabur juga ya?" Tanya si Petugas pada anak yang dituduh sebagai pembunuh itu.
"Hei pak petugas ... Ceritakan tentang kejadian yang terjadi pada malam itu donk ..." Pinta Naruto dan kemudian ia mencium aroma Udon.
"Hah? Hei pak ... Minta Udonnya donk ... Aku belum makan sejak pagi" Ucap Naruto.
"Dari mana kau tahu kalau aku habis makan Udon?" Tanya petugas.
"Aku bisa menciumnya. Penciumanku lebih baik dari Manusia" Jawab Naruto.

Tak lama setelah itu, Narutopun menghabiskan semangkuk Udon yang diberi oleh Petugas.
"Terimakasih makanannya ... Hei pak, apa kau melihat orang yang mencurigakan pada malam itu?" Tanya Naruto.
"Tidak ... Aku tak melihat seorangpun..."
"Hmm ... Apa kau benar-benar berjaga? Atau jangan-jangan kaulah si pencuri itu??" Tanya Naruto curiga.
"Jangan asal bicara! Aku masuk ke ruangan hanya tntuk ke kamar kecil! Aku tak pernah menyentuh lukisan itu!"
"Lalu, kenapa baumu mencolok hah? Baunya seperti bau lukisan itu ... Aku sangat ingat dengan bau lukisan itu!" Ucap Naruto.

Kemudian setelah itu, di sebuah ruangan, petugas tadi melapor pada seseorang.
"Uzumaki Naruto mengejar lukisan itu, jadi aku membunuhnya, Sersan"
Matsushima sedang duduk di tempat lukisan itu berada.
"Haha ... Baguslah kalau begitu, aku senang punya anak buah sepertimu" Ucap Matsushima yang ternyata merupakan orang yang ada di balik semua kasus ini.
"Sekarang mereka pasti akan mengira kalau bocah itu mengambil lukisannya dan menyembunyikan diri ... Dasar Kuroda bodoh" Lanjutnya.

Booft ...
Tiba-tiba saja tumbuh ekor dari belakang petugas tadi.
"Haha ... Jadi begitu ya" Petugas tadi ternyata adalah Naruto yang sedang menyamar.
"Sayang sekali, anak buahmu telah membocorkan semuanya padaku ..."
"Apa!? Kkau!!?"
"Menuduh ... Membohongi ... Memfitnah ... Dan yang paling parah ... Membunuh Takashi!! Kkau ..."
"Sial! Dasar Monster!! Lukisan ini milikku!!" Matsushima mencoba untuk membunuh Naruto, namun tiba-tiba saja ...
"Kyuubi no Yoko no Jutsu!!" Naruto berubah menjadi Kyuubi mini dan kemudian mencengkram senjata Matsushima dengan ekor-ekornya.
"Aku tak akan memaafkan kalian!!" Teriak Naruto.

Setelah itu, Matsushima dan Petugas tadipun digiring oleh polisi.
"Jangan percaya padanya! Dia itu Monster!"
"Sudahlah Matsushima!! Bocah ini sudah menceritakan semuanya" Ucap pak Polisi.
"Aku akan mengembalikan lukisannya ..." Ucap Naruto.
"Ya ... Cepatlah ..."
Tak lama kemudian, seseorang muncul ...
"Kuroda?"

"Kuroda mengajak Naruto pergi ke Makam Takashi. Di sana, mereka bicara berdua ...
"Aku harus berterimakasih padamu" Ucap Kuroda.
"Hah?"
"Berkat dirimu, aku kembali dapat mempercayai seseorang"
"Aku juga berterima kasih karena telah dipercaya orang untuk pertama kalinya" Ucap Naruto.
"Ini semua berkat Takashi ..." Ucap Kuroda.

"Kau punya banyak kesempatan ..." Naruto teringat akan kata-kata Takashi.
"Hei Tuan ..."
"Ada apa?"
"Mari berjabat tangan" Pinta Naruto.
"Memalukan sekali"
"Ayolah ..."
Merekapun berjabat tangan.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang, Naruto? Aku sedang sibuk, jadi tak bisa ikut ke Gunung denganmu" Ucap Kuroda.
"Tak apalah ...
mm... Aku sudah bosan di Kota" Ucap Naruto.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita keliling kota? Aku yang traktir!" Ajak Kuroda.
"Hah? Kalau begitu, traktir Ramen juga ya!"

Apa yang dikatakan Kepala sekolah ternyata ada benarnya juga ...
Persahabatan itu ...
Bagaimana ngomonginnya ya ...
Menyenangkan sekali ...



NB : Cerita tadi mungkin sama sekali tak ada hubungannya dengan Kisah Naruto yang selama ini kita kenal, sebab cerita di atas hanyalah sebuah Pilot Project yang dibuat oleh Masashi Kishimoto sebelum beliau membuat Manga Naruto yang sesungguhnya.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.