The Devils Beside Me II

chapter 2
The Devils Beside Me
Chanpter 2 : And The
Sun Goes Down

Pluk, si kucing merah
melompat ke tempat
tidur Rukia. Rukia
membelakanginya, dia
masih di alam sana
(alam mimpi
maksudnya..).
"Hey.." Renji menyentuh
kepala Rukia. "Hey
Rukia.." Renji mencoba
mendorongnya, tapi
karena masih berwujud
kucing, jadi kepala
Rukia bergerak pun
tidak.
"Rukiaaaa… Aku
lapaaarrrr..!" Akhirnya
Renji kesal juga. "Cih..
dengan wujud begini,
membuka kulkas pun
aku nggak bisa, apalagi
masak.."
Tapi tiba-tiba Rukia
bergerak, berbalik dan..
PLOKK.. Seketika si
kucing sudah ada dalam
pelukannya. "A..a..apa
yang kau lakukan,
baka!" Renji jadi salting
sendiri, dengan
berblushingria (keliatan
ga ya blushingnya, kan
bulunya merah.. hehe)
dia berusaha
melepaskan diri dari
'cengkraman' Rukia
yang menjadikannya
guling.
"Ukh.. Ekh.. Adauw.."
Setelah berjuang
dengan segenap jiwa
raga, Renji pun lolos,
tapi ups.. kalung
tasbihnya nyangkut di
tangan Rukia sementara
badannya sudah lepas
dari pelukan Rukia.
POWWW... Renji kembali
ke wujud semula.
"Eeehh..?" Renji
memperhatikan
wujudnya, kimono
hitamnya, haori
putihnya, dan rambut
merah panjangnya.
"Aku lepas..?
Hahahahaha...
Yeeeeesss.." Renji
berdiri di atas tempat
tidur Rukia sambil
mengepalkan kedua
tangannya, "Hoho maaf,
Non... Aku akan
mengambil kekuatanmu
sekarang.."
Sementara itu Rukia
yang mulai
mengumpulkan
kesadarannya -setelah
megira ada gempa dan
pasar malam pada saat
bersamaan gara-gara
ada babon jumpalitan di
tempat tidurnya —
membuka mata..
"Halo, Non!" Sapa Renji.
"Haaaahh...? Kenapa
kau berwujud begitu?"
Mata Rukia melotot.
"Dan yang lebih penting,
APA YANG KAU
LAKUKAN DI ATAS
TEMPAT TIDURKU?"
"Heeeh? Bukan itu
masalahnya kan? Yang
penting aku lepas,
bebas.. Dan aku bisa
mengambil kekuatanmu!
Lagian aku nggak minat
sama anak kecil..!"
"Siapa yang anak kecil,
dasar babon! Siapa yang
melepaskan mu, hah?"
"Ya kamu'lah.. Tuh
liat.." Renji menunjuk
tangan Rukia.
"Haahhh? Kapan...?"
Rukia terheran-heran
memandang tasbih di
tangannya.
"Kau lengah, nona
kecil... Zabimaruuuu..!"
Renji memanggil
pedangnya.
... Pedang Zabimarunya
tidak muncul.
"Zabimaru...!"
Raungnya.
... Zabimaru masih tidak
muncul.
"ZABIMARUUUUUU!"
Renji mulai frustasi.
... tetap saja tidak
muncul.
"Ha..Ha..Ha..hahahahahahahahahahahahaha...!"
Rukia yang daritadi
bengong, tertawa-tawa.
"Ahahahahahahahaha..."
Bahkan mulai guling-
guling di kasur.
"Kenapa..?" Renji
memandang kedua
tangannya.
"Ahahahahahahahaha..."
"Kemana kekuatanku,
hah?"
"Ahahahahahahahaha..."
"Jawab aku!"
"Ahahahahahahahaha..."
"Jangan tertawa..!"
Renji mengguncang-
guncangkan bahu Rukia.
"Gomenasai.." Kata
Rukia spontan. "Eh.. kau
malah membuatku
minta maaf.." Rukia
masih cengar-cengir.
"Apa yang terjadi
padaku?" Renji panik.
"Ahh karirku sebagai
pangeran kerajaan
setan bisa
tamat!" (emang jadi
pangeran termasuk
berkarir ya?)
"Ehm.." Rukia pasang
tampang serius. "Jadi
begini.. Kau sekarang
jadi manusia.."
"Apaaa?"
"Jangan menyelaku!"
Rukia melempar Renji
dengan jam weker. Dia
lalu mengambil kertas
dan spidol dari laci meja
di samping tempat
tidurnya. "Jadi.." Dan
dia mulai menggambar...
"Kalau kau
menggunakan tasbih
Nekogashimu,
kekuatanmu dan
wujudmu terkurung
sepenuhnya, kau akan
berwujud kucing.. Lalu
kalau Nekogashimu
lepas, tanpa sengaja,
dalam hal ini tanpa aku
berniat melepaskannya,
maka wujudmu kembali
tapi kekuatanmu masih
tersegel di dalamnya..
Dan jika kurungan
tasbih itu terbuka
seluruhnya, artinya aku
sendiri yang
menginginkan dan
membuka segelnya,
baru kau bisa kembali
ke wujud setanmu itu.."
"..." Renji bengong.
"Mengerti?" Tanya
Rukia.
"Aku mengerti dengan
penjelasanmu, tapi aku
tak mengerti dengan
gambarmu.." Jawab
Renji jujur.
TUUUIINGGG spidol
melayang ke muka
Renji.
"Adaw! Apa-apaan sih
kau!" Renji menggosok
kepalanya yang benjol.
"Jangan menghina
gambarku, Tuan Babon!"
Rukia bangun dari
tempat tidurnya, lalu
merunduk-runduk
mencari sesuatu di
lantai.
"Jadi sampai kapan aku
harus bertahan dengan
penderitaan ini..?" Renji
meratap. "Hei nona
kecil, apa yang kau
lakukan?"
"Mencari jam wekerku...
Aaaaa... Aku telat!"
Rukia menatap jamnya
yang ternyata masih
bisa berdetak setelah
menghantam kepala
pangeran babon.
Jam naas itu sekarang
menunjuk 08.10.
"AAAAAAku telat satu
jam sepuluh menit...!"
Rukia histeris. "Aku bisa
dibasmi Mayuri-sensei..
Ah.. Sepertinya harus
bolos hari ini.." Rukia
menengok ke arah Renji
yang masih bengong
meratapi nasibnya.
Plok, Rukia menepuk
bahu Renji, "Sudahlah.."
Renji menoleh,
"Bersyukurlah,
setidaknya kau tidak
mati di tanganku.."
Sambung Rukia sambil
tersenyum.
"Lebih baik aku mati
terhormat daripada jadi
kucing, tau!" Sembur
Renji. "Sekarang aku
jadi tidak bisa kembali
ke kerajaanku yang
sedang kacau balau! Aku
malah harus membuang-
buang waktuku di sini!
Semua ini gara-gara
siapa, coba?"
"Gara-gara kau mau
merebut kekuatanku
waktu itu, kan? Coba
kalau kau jadi pangeran
manis yang bersantai-
santai di singgasanamu,
semua tidak akan jadi
begini kan?" Sergah
Rukia.
Renji langsung diam,
memandang dinding
kosong di depannya.
Rukia jadi merasa
bersalah juga, karena
Renji jadi terlihat sedih,
tidak menyelanya
seperti yang biasa
dilakukannya selama 2
hari tinggal bersama
Rukia.
"Aku.." Rukia mencoba
bicara, tapi Renji tetap
diam. "Aku.. mau
menyiapkan sarapan
dulu.." Katanya sambil
berjalan menuju pintu.
"Kau tidak mau
bertanya apa-apa?"
Kata Renji tiba-tiba,
pandangannya masih
tak bergeming. "Tidak
bertanya kenapa?"
Kali ini Rukia menoleh
dan tersenyum, "Tidak,
aku tidak akan
melangkah sejauh itu
bila dapat menyakitimu.
Aku akan menunggu.
Saat kau merasa tak
apa-apa bila bicara
padaku, kau bisa
membicarakannya
denganku." Lalu dia pun
keluar menuju dapur.
"Huufft.." Renji
menunduk, tapi dia
tersenyum..
.
xxx
.
Rukia sedang
membersihkan
halamannya yang luas
ketika melihat
seseorang berdiri di
pintu gerbangnya..
'Siapa ya?' tanya Rukia
dalam hati sambil
mendekati orang itu,
yang ternyata seorang
laki-laki. "Eh?" Serunya,
dia merasa familiar
dengan penampilan laki-
laki itu.
"Apa kau Rukia
Kurosaki?" Tanya laki-
laki itu.
'Hmm.. dia kelihatan..
keren.. eh apa yang ku
pikirkan?' Rukia
memarahi dirinya
sendiri. "Iya, aku Rukia
Kurosaki. Ada yang bisa
kubantu?" tayanya.
"Dimana.." Aura aneh
yang dari tadi
disembunyikan laki-laki
itu mulai memancar..
"Renji?"
"Haahh..?" Rukia kaget
akan pertanyaannya,
tapi lebih kaget lagi
dengan aura pekat yang
dipacarkan oleh laki-laki
itu.
"Ichigo!" Seru Renji yang
tiba-tiba muncul dari
dalam rumah.
"Renji?" laki-laki yang
dipanggil dengan nama
'Ichigo' itu menoleh ke
arah sumber suara. "Jadi
kau masih hidup? Baru
saja aku berniat balas
dendam..!"
"Masih hidup?
Pertanyaanmu itu
menghinaku tau!" Renji
nyegir kuda.
"Yaah jangan salahkan
aku.." Ichigo
mengangkat bahu. "Kau
menghilang begitu saja,
dan kata beberapa
setan, mereka terakhir
kali melihatmu dalam
keadaan hidup saat
bertarung dengan
penakluk setan Rukia
Kurosaki.." (ternyata
Rukia tidak hanya
terkenal di kalangan
klien dan rekan
seprofesinya, tapi juga
di kalangan setan yang
dibasminya.. hahaha)
"Bukan berarti aku mati
kan?" Renji berkacak
pinggang.
"Halooo..? Bisa tolong
jelaskan apa yang
terjadi di sini?" Rukia
kesal juga karena
dikacangin dari tadi.
"Oh nona, kau masih
disana ternyata.." Kata
Ichigo santai.
BUUKKK.. Sapu
melayang ke kepala
Ichigo.
"ADOWWW! Apa yang
kau lakukan, dasar anak
kecil!" Omel Ichigo.
"Heh! Kepala oren!
Sopan sedikit sama tuan
rumah dong!" Rukia jadi
emosi.
"Heh.. sudah.. sudah.."
Renji melerai. "Rukia,
ini sepupuku, namanya
Ichigo.." Saat itulah
Rukia baru menyadari
kenapa dia merasa
familiar dengan
penampilan Ichigo.
Ichigo mengenakan
kimono dan haori yang
sama dengan Renji,
hanya motifnya yang
berbeda, Ichogo
bermotif matahari.
Sebenarnya Rukia
mengira motifnya pasti
akan stroberi, tapi
ternyata dugaannya
salah (iyalah.. haori
motif stroberi nggak
keren banget banget..
hahaha). Dan satu lagi
kemiripan Ichigo dan
Renji, rambutnya sama-
sama.. norak! (disambit
Ichi & Renji). Ya, Ichigo
berambut oren, sama
dengan warna motif
matahari di haorinya!
"Dan Ichigo.." Lanjut
Renji, "Perkenalkan, ini
Rukia Kurosaki.."
"Jadi.. Kau tiba-tiba
jatuh cinta dengan anak
(?) ini dan memutuskan
untuk hidup bahagia
selamanya di sini
sementara kerajaan kita
sedang kacau balau?
Pangeran macam apa
kau?" Tuding Ichigo ke
muka Renji.
"Haaah?" Renji blushing.
"Ide dari mana tuh?
Bukan itu yang terjadi
padaku tau!"
"Lalu apa maksudnya
ini? Jangan bilang kau
sedang berlibur..."
Ichigo memasang
tampang skeptis.
"Sekarang dia
peliharaanku.." Kata
Rukia tiba-tiba, sambil
menunjuk Renji
... Hening...
"PELIHARAAN...?" Teriak
Ichigo dan Renji
bersamaan.
"Ya, dia ku pelihara.."
Rukia tersenyum pada
Ichigo.
"Baiklah.." Ichigo
kelihatan berusaha
mencerna semua kata-
kata Rukia. "Niatku
datang ke sini untuk
memastikan apakah
Renji masih hidup atau
tidak.. " Dia
memandang Rukia,
"Kalau Renji ternyata
sudah mati, aku akan
membalaskan
dendamnya.. Tapi kalau
ternyata dia dikurung,
atau di-pe-li-ha-ra
(Ichigo menekankan
kata-katanya), aku akan
membebaskannya!"
Ichigo tersenyum sadis,
pedang hitam muncul di
tangannya.. "Getsuga
ten..."
TRAANGGG... Dalam
sekejap muncul
seberkas cahaya dan
tiba-tiba saja ada
pedang putih yang
menahan gerakan
pedang Ichigo.
"Kau tak akan bisa
mendekati tempat ini
dengan keinginan
membunuh.." Rukia
tersenyum sambil
menahan gerakan
pedang Ichigo. Samar-
samar di belakang Rukia
muncul mahluk besar
berwujud anjing.
"Komamura (maaf
taichou!) akan
menghancurkan setiap
mahluk yang
mengeluarkan nafsu
membunuh, dia
memakan setiap
kebencian yang kalian
pancarkan dan
membuatnya tumbuh
semakin kuat.."
"Cih" Ichigo mengelak
dari terkaman mahluk
bernama Komamura itu.
"Getsuga Tenshou!" Tapi
ternyata mahluk besar
itu juga bisa bergerak
gesit dan menghindar.
"Aarghhh...!" Ternyata
mahluk itu sudah ada di
belakang Ichigo dan
berhasil menggigit
tangan kanannya.
"Ichigo!" Teriak Renji.
"Rukia..."
Rukia memandang mata
Renji yang seakan
berkata -aku jamin
Ichigo tak akan
menyakitimu-.
"Komamura.." Panggil
Rukia, "Sudah cukup.."
Lalu Komamura pun
menghilang..
Renji tergesa-gesa
mendatangi Ichigo, "Kau
tak apa-apa?"
"Cih, gadis itu kuat
juga.." Kata Ichigo
sambil tersenyum ke
arah Rukia.
"Tentu saja, bodoh!
Kalau tidak, mana
mungkin aku bisa
dikurung olehnya?"
"Dipelihara!" Ichigo
meralat.
"Sudah ku bilang,
dikurung, baka!"
"Tapi dia bilang.."
"Renji.." Rukia menyela
bertengkaran bodoh itu,
"Bawa dia masuk ke
dalam.."
Renji mendengus, "Ayo,
kau tak perlu dipapah
kan?"
"Aku bisa jalan sendiri!
Kau pikir aku apa? Aku
kan pangeran kerajaan
setan!" Sergah Ichigo.
"Heii.. sampai kapan
kalian mau
bertengkar?" Panggil
Rukia.
"Iya.. iya.. nona kecil!
Sabar sedikit!" Omel
Ichigo
"Heran, kenapa kau
tiba-tiba jadi menurut
padanya?" Tanya Renji.
"Majikanmu itu galak
tau!" Jawab Ichigo
sambil berjalan.
BLETAAKK.. kepalanya
ditabok Renji.
"AUWWWW..!" Teriak
Ichigo. "Berani-
beraninya kau..!" Ichigo
menendang Renji.
"ADUH! Sakit tau,
bodoh!" Bentak Renji.
"Aku tau, makanya ku
tendang!"
"Heiii.. boleh kok
jalannya sambil kalem
sedikit.." Rukia
berkacak pinggang di
depan pintu rumahnya.
"Kau harus segera
pulang.." Bisik Ichigo
tiba-tiba. "Kita harus
segera membereskan
ini. Apapun bisa terjadi
sekarang..."
"Aku tahu.." Potong
Renji, "Aku sangat
paham itu.."

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.