The Devils Beside Me

Chapter 1
The Red
Cat
Summary : "hmmm…
dasar keras kepala..
menyerah sajalah..
sebenarnya sayang
kalau kau harus mati,
kau manis juga, nona
Rukia … tapi aku ke sini
bukan untuk mencari
calon istri, aku ke sini
mencari kekuatan.. dan
yang ku inginkan, ada
padamu.."
Disclaimer : Bleach ©
Tite Kubo, Mugen Spiral
© Mizuho Kusanagi
(maap sensei, saya
memodifikasi ide dan
jalan ceritanya di sana-
sini *bungkuk-bungkuk*)
Warning : cerita ini rada
AU, hmm.. apa lagi ya..?
don't like don't read
lah.. hehehe
"ukh…" Rukia membuka
matanya, dia tengah
berbaring di kamarnya.
"sudah pagi?" dia
mencoba bangun, tapi
kepalanya terasa agak
pening. "kemarin itu
beneran ya? Tapi
kenapa aku bisa tidur di
kamar ya?"
"Rukia…. My lovely..!"
Ishin kurosaki
(mendobrak) masuk ke
kamar Rukia.
"ayaahhh…" Rukia
ngomel. "berapa kali ku
bilang, ayah kan bisa
ketuk pintu dulu..!"
"huhuhu Hisana, anak
gadis kita sungguh
dingin pada ayahnya..
padahal aku sangat
khawatir karena
menemukannya pingsan
di depan rumah kemarin
malam.." ishin
mengeluarkan foto
istrinya –yang sangat
mirip dengan Rukia- dan
menanggis tersedu-sedu
(baca : meraung-raung)
"jadi ayah
menemukanku
pingsan?" Tanya Rukia.
"he'eh" Isshin
menganggukan kepala
sambil mengigit bibirnya
dan kebanjiran air mata.
"oh.." Rukia ber-oh-ria.
"apanya yang 'oh' (Isshin
meniru gaya Rukia). Kau
pasti melawan siluman
jahat lagi.."
"setan, ayah." Rukia
meralat ayahnya. "ini
kan bukan cerita kera
sakti yang ada siluman-
silumannya.."
"yaah.. maksud ayah
gitu deh.." Isshin ngeles.
"jadi setan apa kali ini?"
"pangeran dari kerajaan
setan.." kata Rukia
polos.
"heee...? dia kuat ya?"
Isshin kelihatan kawatir.
"kau berhasil
mengalahkannya kan,
anakku?"
"tentu saja ayah.. dia
memang kuat, tapi aku
kan penakluk setan
terkuat di jepang!
Hahaha.." ckckck..
narsisnya Rukia..
"yaahh setelah ibumu
meninggal, ayah yakin
kau bisa
menggantikannya
menjadi penakluk roh
yang hebat.. kau pasti
bisa mengirimkan roh-
roh yang tidak tenang
kembali ke alamnya dan
memusnahkan setan-
setan jahat yang
mengganggu manusia.."
"ayah.."
"huaahh... ayah mau
berdoa dulu untuk istri
ayah tercinta..
hehehe.." Isshin kembali
ke wujud semula yang
garing bin ajaib. Dan
segera ngeloyor pergi
dari kamar Rukia. "oh
iya, sarapannya dimakan
ya.."
Sreeegg.. terdengar
pintu digeser menutup.
Rukia sendirian lagi di
kamarnya.. eitss
ternyata tak sendiri
ding..
GRRRRRR... seekor
kucing merah (iya ding,
emang merah.. hahaha)
melompat ke pangkuan
Rukia dan mencoba
mencakar-cakar
wajahnya.
"hmm..?" Rukia
mengangkat kucing
merah berkalung tasbih
itu sejajar dengan
wajahnya. "mau balas
dendam, eh pangeran
babon?"
"kenapa kau bisa
mengubahku jadi
kucing, hah? Dasar
tukang sulap!" kucing
itu ngomel, tapi Cuma
Rukia yang ngerti
bahasanya, kalo orang
laen dengernya tetep
aja suara kucing
"miauww..miauw.."
"baka! Aku penakluk
setan tau! Bukan tukang
sulap!" Rukia menarik
kuping sang kucing
dengan kesal.
"heeehh sakit tau..! aku
ini pangeran dari negeri
setan! Perlakukan aku
dengan hormat dong!" si
kucing mencakar Rukia.
"auww.. dasar pangeran
babon nakal!" Rukia ni
aneh ya.. udah tau
kucing, masih juga
dikatain babon..
"panggil aku Renji-
sama!" perintah si
kucing.
"terserah kau saja,
Renji-SAMA! Aku mau
mandi." Rukia
meninggalkan Renji
kucing di kasurnya.
RENJI'S POV
Dasar gadis aneh..
padahal hampir saja
kudapatkan
kekuatannya kemarin.
Tapi tiba-tiba saja dia
melemparkan tasbih ini
dan saat ku sadari aku
sudah berubah jadi
kucing.. merah pula..
mungkin karena warna
rambutku merah kali
ya? Haaahh sudahlah..
aku tak ingat apa-apa
lagi sejak itu. Begitu
bangun, aku sudah di
kamarnya.. Apa jadinya
kalau orang-orang di
kerajaan setan tau aku
jadi kucing? Bisa hancur
reputasiku..!
Aarrrggghhh... Pokoknya
aku harus
mengalahkannya! Rukia
Kurosaki, aku akan
mengambil kekuatanmu!
RUKIA'S POV
Kenapa kucing itu bisa
disini ya? Mungkin ayah
menemukanya pingsan
denganku di depan
rumah..? Yang ku ingat
hanya dia yang berusaha
merebut kekuatanku,
lalu tanpa sadar ku
keluarkan Nekogashimu
(nama tasbihnya) dan
dia berbah jadi kucing..
Dasar pangeran setan
yang nyentrik, hampir
saja aku dikalahkannya,
dia memang kuat sih..
Tapi.. harus kuapakan
pangeran kucing babon
itu sekarang ya? Masa
ku pelihara? Aku
memelihara setan dong?
NORMAL POV
Setelah Rukia selesai
mandi dan berpakaian,
ia keluar kamar dan
menemukan ayahnya
sedang memberi makan
kucing merah di
beranda rumah mereka.
"kenapa yah?"
"kau baik hati ya..
sempat-sempatnya
memungut kucing
setelah bertarung
melawan setan.."
'dia ini setan yang mau
mengambil kekuatanku,
yah..' kata Rukia dalam
hati..
"hehehe" Rukia cuma
nyengir kuda.
"tapi kok bulunya
merah? Dicat ya?"
please deh Isshin,
emangnya tembok,
dicat?
"ga kok yah, emang
merah dari sononya.."
kata Rukia, lalu dia
menambahkan dalam
hati 'abis tuh setan
rambutnya merah sih..
hehehe'. Rukia berkata
lagi, "ayah, aku mau
belanja untuk makan
siang dan makan malam
nanti ya.. kalo hari
minggu kan sayuran dan
daging segar di Toko XX
cepet habis.."
"oh iya ya.." Isshin
menjentikkan jari. "ajak
saja si kucing itu, dia
membuntutimu tuh.."
Dalam perjalanan
pulang..
"ayahmu aneh.." kata
Renji kucing.
Rukia tersenyum.
"iyaaahh emang sih..
tapi dia sangat sayang
padaku dan.." tiba-tiba
senyumnya hilang, "dan
ibu.." dadanya terasa
sesak, ia gelisah, seperti
merasakan ada sesuatu
yang tidak beres.
"dimana ibumu?" tanya
Renji lagi.
Rukia berhenti berjalan.
"ibu sudah meninggal,
setelah menaklukan
seorang (?) setan
jahat.."
"kau kenapa?" Renji
emang setan, tapi masih
punya perasaan juga..
dia merasa bersalah
juga karena mengungkit
kenangan Rukia tentang
mendiang ibunya. Renji
juga tau rasanya
ditinggalkan oleh orang
tua.
"...a.." tiba-tiba
omongan Rukia
terputus.
"Rukia...! dari jauh
terlihat Isshin berlari.
"kenapa yah?" Rukia
menghampiri ayahnya.
"ada setan jahat di
rumah.. hah..hah..."
Isshin ngos-ngosan.
"setan?"
"iya, ayah melihatnya,
dia seram sekali. Dia
jahat! Dia
menghancurkan altar
ibumu!"
"cukup sudah..
kesabaranku sudah
habis.." kata Rukia.
"iya, benar, ayo kita
pulang dan hadapi dia.."
Isshin menggandeng
tangan putrinya.
"maksudmu.." Rukia
mencengkram tangan
Isshin,
"menghadapiMU.."
"kenapa kau, Rukia?"
Isshin heran karena
anaknya
memanndangnya
dengan dingin.
Sedangkan Renji kucing
cuma bengong terheran-
heran.
"kau bukan ayahku..
tunjukkan wujudmu
sebenarnya!" Rukia
meraih wajah Isshin,
berharap bisa membuka
topeng atau apapun
yang dikenakannya, tapi
ternyata tidak. Wajah
Isshin tetap menempel
di tempatnya.
"kau?" teriak Rukia.
"tidak.. tidak.."
"ya.. benar.. ini jasad
ayahmu.. aku
menggalinya dan
menggunakannya
sebagai wadahku..
berterima kasihlah..
tubuh ini sudah tinggal
kerangka waktu ku
temukan.. hahaha..!"
Renji terbelalak kaget.
Dia memang setan, tapi
dia tidak pernah
menggunakan cara
sekeji ini kepada lawan-
lawannya. Dia
menghadapi setiap
lawannya dengan adil,
satu lawan satu. Meski
pun sebagian besar
lawannya menggunakan
cara-cara curang seperti
mengeroyok atau pun
menyerang diam-diam,
tapi dia tidak pernah
membayangkan ada
kaum setan yang
menggunakan cara
sejahat ini. Renji
sebagai pangeran kaum
setan merasa malu dan
marah juga dengan
kelakuan setan ini. dia
memandang Rukia,
Rukia hanya berdiri
diam, gemetar menahan
air mata dan
kemarahannya.
"tapi.." setan berwujud
Isshin itu memulai lagi,
"bagaimana kau bisa
ingat semuanya?"
padahal saat kau
pingsan aku sudah
menghipnotismu agar
kau tak ingat kalau
ayahmu sudah mati.
Sebenarnya sih mau
langsung kuhabisi kau
waktu itu, tapi ada
kekuatan yang
melindungimu waktu
itu, jadi ku putuskan
untuk menghipnotismu
dan menyerang saat kau
lemah.. hahaha.."
"aktingmu bagus sekali,
hapir saja aku tertipu..
tapi aku ingat satu hal,
ayahku.." kata Rukia,
"tidak bisa melihat roh,
hanya keturunan
perempuan dari
keluarga ibuku yang
memiliki kekuatan itu..
dan lagi, ayahku, betapa
pun sulit keadaannya..
tidak pernah
memanggilku 'Rukia'
tanpa embel-embel 'my
lovely' atau 'my
darling'.." (o mi god..
setan jahat dan Renji
jadi sweatdrop)
"heehhh..? ya
whatever'lah.." setan
berwujud Isshin
mengibas-ngibaskan
tangannya. "sekarang,
serahkan
kekuatanmu..!" dia
menyerang Rukia
dengan tiba-tiba. Rukia
dengan cepat
menghindar, Renji pun
melompat ke pinggir.
"mae, sode no
shirayuki!" dari gelang
yang dipakai Rukia tiba-
tiba muncul sinar yang
membentuk sebuah
pedang putih dengan
pita putih du ujungnya.
"tsukishiro!" Rukia
melakukan gerakan
berputar dan tiba-tiba
dari tanah yang dipijak
si setan muncul pilar es
besar yang mengurung
dan membekukannya.
"aaaarrrgghhhh" teriak
setan itu.
"tidakkkkkkkkkk!" tiba-
tiba Rukia jatuh
terduduk, menancapkan
pedangnya ke tanah dan
pilar es itu pun runtuh
dan menampakkan si
setan jahat di dalamnya.
"ayaahhh.." tangis Rukia
"aku tak bisa.."
"hahahaha... hah..hah.."
suara tawa dan ngos-
ngosan si setan. "tak
bisa menyakiti ayahmu,
hah? Tidak rugi aku
menggali kuburan
ayahmu.. hahahaha" si
setan mulai bangkit dan
berjalan mendekati
Rukia. Renji yang gemas
langsung melompat ke
pangkuan Rukia.
"Apa yang kau lakukan
hah?" marah Renji. "apa
yang kau pikirkan? Dia
bukan ayahmu! Dia
Cuma meminjam
jasadnya!" (ehm ren,
mencuri lebih tepatnya).
Biar pun setan, Renji itu
bukan tipe laki-laki yang
bisa diam dengan santai
kayak di pantai kalau
melihat perempuan
tigak berdaya sedang
dianiaya (ehm..). "ayo
bangun! Musnahkan
setan itu! Apa kau mau
mati di tangannya?"
Renji panik melihat
setan itu sudah ada di
hadapan Rukia. "dia
setan yang membongkar
makam ayahmu! Bunuh
dia!" teriak Renji.
Rukia mencabut
pedangnya dan dengan
sekuat tenaga berusaha
menusukkan ke dada si
setan, tapi beberapa
milimeter dari
targetnya, tangan Rukia
berhenti, seluruh
tubuhnya bergetar
hebat.
"aku ayahmu, nak.. ayo
turutilah ayahmu ini.."
setan itu menyeringai,
membuang pedang
Rukia jauh-jauh lalu
mencekiknya.
"baka! Kenapa kau diam
saja?" Renji yang berada
di sebelah Rukia tambah
panik.
"ak..u.. tttakk.. biiii..
saa.." ruka berusaha
bicara diantara cekikan
setan itu.
"lepaskan aku!" Renji
berkata tegas.
"ha..?" Rukia
meliriknya.
"kembalikan aku jadi
setan dan aku akan
membunuhnya
untukmu!" kata Renji
mantap.
"kenapa kau malah
main mata sama kucing,
hah? Kau akan mati
sekarang!" setan itu
mencengkram lebih
erat.
"leppashh.." Rukia
mengarahkan telunjuk
dan jari tengahnya ke
Renji, lalu..
POOPPP.. kucing Renji
berasap..
"uhuk..uhuk.." si setan
melonggarkan
cekikannya karena
batuk-batuk. Tapi dia
merasakan ada tangan
lain di atas kepalanya..
saat dia menoleh..
"pangeran Renji...?"
pekiknya dengan kaget,
di hadapannya berdiri
seorang (?) laki-laki
tinggi gagah, berkimono
hitam dan berhaori
putih. Di pinggiran
bawah haorinya,
terdapat motif ular
naga berwarna merah,
senada dengan
rambutnya..
"yo!" Renji menyeringai
sangar. "gadis itu
memang musuhku. Tapi
aku benci caramu.."
Renji mempererat
cengkramannya di
kepala setan itu,
"zabimaru.." lalu
seketika si setan
musnah jadi abu, dan
jasad Isshin kurosaki
perlahan berubah
menjadi cairan kental
dan meresap ke dalam
tanah.
"dia sudah musnah, dan
jasad ayahmu sudah
kembali ke makamnya.."
kata Renji sambil
mendekati Rukia yang
masih duduk bengong..
"sekarang.." Renji
jongkok di hadapan
Rukia, "serahkan dirimu
padaku.." Renji
memegang dagu Rukia
dan mulai medekatkan
wajahnya.. semakin
dekat dan dekat.. saat
hanya tinggal beberapa
mili.. BUKKKK.. Rukia
menonjok hidung Renji.
"apa-apaan kau? Setan
mesum!" teriak Rukia
yang lagi blushing
sambil menunjuk-nunjuk
Renji. Untung aja
jalanan itu dari tadi
sepi.
"kau yang mesum! Apa
yang kau pikirkan seh?"
Renji memegang
hidungnya yang
berdarah. "Cuma itu
satu-satunya cara
mentransfer kekuatan
roh dari manusia ke
setan tau! Sini serahkan
kekuatanmu!"
"aaaaaaaaaa..." Rukia
melempar-lempar benda
apapun yang ada di
dekatnya. Tiba-tiba..
POOPP.. setan rambut
merah itu berubah jadi
kucing merah!
"haahhh...?" kata Renji
dan Rukia bersamaan.
"apa yang kau lakukan,
wanita penyihir?"
"mana ku tau!" ternyata
Rukia tanpa sadar telah
melempar Nekogashimu
tepat ke leher Renji dan
menjadikannya kucing
berkalung tasbih
mutiara putih. "eh.. satu
mutiaranya jadi hitam.."
kata Rukia. "ah..! aku
tau, tiap kau kembali ke
wujud setan, satu
mutiaranya akan
berubah.."
"berarti aku bisa benar-
benar lepas dari
kutukan ini setelah
semua mutiaranya
menghitam?"
"begitulah.."
"tasbih ini mutiaranya
ada berapa?"
"108"
"apa..?" Renji histeris.
"apa kau tidak bisa
memperbaikinya atau
mengurangi
mutiaranya?"
"memangnya aku
tukang servis perhiasan?
Sudahlah.. ayo pulang.."
"haahhh? Baka! Kenapa
kau bisa membuat
senjata aneh-aneh
seperti ini? Kenapa
harus kucing? Gajah
kek.." Renji terus protes
selama perjalanan
pulang (kalo gajah,
susah bawa pulangnya
ren..)
RUKIA'S POV
Pulang, eh? Aku
mengajaknya pulang?
Hahaha iya ya.. aku
ingat sekarang. Aku
memungutnya karena
aku merasa kesepian..
entah kenapa aku
merasa dia bisa
menemani hari-hariku,
mungkin karena aku
terlalu sedih tinggal
sendirian? Haahh..
sudahlah.. sudah
setahun lebih tidak ada
yang menyapaku saat
aku mengucapkan "aku
pulang.."

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.