The Devils Beside Me

Chanpter 1 : The Red Cat
"ukh…" Rukia membuka matanya, dia tengah berbaring di kamarnya. "sudah pagi?" dia mencoba bangun, tapi kepalanya terasa agak pening. "kemarin itu beneran ya? Tapi kenapa aku bisa tidur di kamar ya?"
"Rukia…. My lovely..!" Ishin kurosaki (mendobrak) masuk ke kamar Rukia.
"ayaahhh…" Rukia ngomel. "berapa kali ku bilang, ayah kan bisa ketuk pintu dulu..!"
"huhuhu Hisana, anak gadis kita sungguh dingin pada ayahnya.. padahal aku sangat khawatir karena menemukannya pingsan di depan rumah kemarin malam.." ishin mengeluarkan foto istrinya –yang sangat mirip dengan Rukia- dan menanggis tersedu-sedu (baca : meraung-raung)
"jadi ayah menemukanku pingsan?" Tanya Rukia.
"he'eh" Isshin menganggukan kepala sambil mengigit bibirnya dan kebanjiran air mata.
"oh.." Rukia ber-oh-ria.
"apanya yang 'oh' (Isshin meniru gaya Rukia). Kau pasti melawan siluman jahat lagi.."
"setan, ayah." Rukia meralat ayahnya. "ini kan bukan cerita kera sakti yang ada siluman-silumannya.."
"yaah.. maksud ayah gitu deh.." Isshin ngeles. "jadi setan apa kali ini?"
"pangeran dari kerajaan setan.." kata Rukia polos.
"heee...? dia kuat ya?" Isshin kelihatan kawatir. "kau berhasil mengalahkannya kan, anakku?"
"tentu saja ayah.. dia memang kuat, tapi aku kan penakluk setan terkuat di jepang! Hahaha.." ckckck.. narsisnya Rukia..
"yaahh setelah ibumu meninggal, ayah yakin kau bisa menggantikannya menjadi penakluk roh yang hebat.. kau pasti bisa mengirimkan roh-roh yang tidak tenang kembali ke alamnya dan memusnahkan setan-setan jahat yang mengganggu manusia.."
"ayah.."
"huaahh... ayah mau berdoa dulu untuk istri ayah tercinta.. hehehe.." Isshin kembali ke wujud semula yang garing bin ajaib. Dan segera ngeloyor pergi dari kamar Rukia. "oh iya, sarapannya dimakan ya.."
Sreeegg.. terdengar pintu digeser menutup. Rukia sendirian lagi di kamarnya.. eitss ternyata tak sendiri ding..
GRRRRRR... seekor kucing merah (iya ding, emang merah.. hahaha) melompat ke pangkuan Rukia dan mencoba mencakar-cakar wajahnya.
"hmm..?" Rukia mengangkat kucing merah berkalung tasbih itu sejajar dengan wajahnya. "mau balas dendam, eh pangeran babon?"
"kenapa kau bisa mengubahku jadi kucing, hah? Dasar tukang sulap!" kucing itu ngomel, tapi Cuma Rukia yang ngerti bahasanya, kalo orang laen dengernya tetep aja suara kucing "miauww..miauw.."
"baka! Aku penakluk setan tau! Bukan tukang sulap!" Rukia menarik kuping sang kucing dengan kesal.
"heeehh sakit tau..! aku ini pangeran dari negeri setan! Perlakukan aku dengan hormat dong!" si kucing mencakar Rukia.
"auww.. dasar pangeran babon nakal!" Rukia ni aneh ya.. udah tau kucing, masih juga dikatain babon..
"panggil aku Renji-sama!" perintah si kucing.
"terserah kau saja, Renji-SAMA! Aku mau mandi." Rukia meninggalkan Renji kucing di kasurnya.
RENJI'S POV
Dasar gadis aneh.. padahal hampir saja kudapatkan kekuatannya kemarin. Tapi tiba-tiba saja dia melemparkan tasbih ini dan saat ku sadari aku sudah berubah jadi kucing.. merah pula.. mungkin karena warna rambutku merah kali ya? Haaahh sudahlah.. aku tak ingat apa-apa lagi sejak itu. Begitu bangun, aku sudah di kamarnya.. Apa jadinya kalau orang-orang di kerajaan setan tau aku jadi kucing? Bisa hancur reputasiku..! Aarrrggghhh... Pokoknya aku harus mengalahkannya! Rukia Kurosaki, aku akan mengambil kekuatanmu!
RUKIA'S POV
Kenapa kucing itu bisa disini ya? Mungkin ayah menemukanya pingsan denganku di depan rumah..? Yang ku ingat hanya dia yang berusaha merebut kekuatanku, lalu tanpa sadar ku keluarkan Nekogashimu (nama tasbihnya) dan dia berbah jadi kucing.. Dasar pangeran setan yang nyentrik, hampir saja aku dikalahkannya, dia memang kuat sih.. Tapi.. harus kuapakan pangeran kucing babon itu sekarang ya? Masa ku pelihara? Aku memelihara setan dong?
NORMAL POV
Setelah Rukia selesai mandi dan berpakaian, ia keluar kamar dan menemukan ayahnya sedang memberi makan kucing merah di beranda rumah mereka.
"kenapa yah?"
"kau baik hati ya.. sempat-sempatnya memungut kucing setelah bertarung melawan setan.."
'dia ini setan yang mau mengambil kekuatanku, yah..' kata Rukia dalam hati..
"hehehe" Rukia cuma nyengir kuda.
"tapi kok bulunya merah? Dicat ya?" please deh Isshin, emangnya tembok, dicat?
"ga kok yah, emang merah dari sononya.." kata Rukia, lalu dia menambahkan dalam hati 'abis tuh setan rambutnya merah sih.. hehehe'. Rukia berkata lagi, "ayah, aku mau belanja untuk makan siang dan makan malam nanti ya.. kalo hari minggu kan sayuran dan daging segar di Toko XX cepet habis.."
"oh iya ya.." Isshin menjentikkan jari. "ajak saja si kucing itu, dia membuntutimu tuh.."
Dalam perjalanan pulang..
"ayahmu aneh.." kata Renji kucing.
Rukia tersenyum. "iyaaahh emang sih.. tapi dia sangat sayang padaku dan.." tiba-tiba senyumnya hilang, "dan ibu.." dadanya terasa sesak, ia gelisah, seperti merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"dimana ibumu?" tanya Renji lagi.
Rukia berhenti berjalan. "ibu sudah meninggal, setelah menaklukan seorang (?) setan jahat.."
"kau kenapa?" Renji emang setan, tapi masih punya perasaan juga.. dia merasa bersalah juga karena mengungkit kenangan Rukia tentang mendiang ibunya. Renji juga tau rasanya ditinggalkan oleh orang tua.
"...a.." tiba-tiba omongan Rukia terputus.
"Rukia...! dari jauh terlihat Isshin berlari.
"kenapa yah?" Rukia menghampiri ayahnya.
"ada setan jahat di rumah.. hah..hah..." Isshin ngos-ngosan.
"setan?"
"iya, ayah melihatnya, dia seram sekali. Dia jahat! Dia menghancurkan altar ibumu!"
"cukup sudah.. kesabaranku sudah habis.." kata Rukia.
"iya, benar, ayo kita pulang dan hadapi dia.." Isshin menggandeng tangan putrinya.
"maksudmu.." Rukia mencengkram tangan Isshin, "menghadapiMU.."
"kenapa kau, Rukia?" Isshin heran karena anaknya memanndangnya dengan dingin. Sedangkan Renji kucing cuma bengong terheran-heran.
"kau bukan ayahku.. tunjukkan wujudmu sebenarnya!" Rukia meraih wajah Isshin, berharap bisa membuka topeng atau apapun yang dikenakannya, tapi ternyata tidak. Wajah Isshin tetap menempel di tempatnya.
"kau?" teriak Rukia. "tidak.. tidak.."
"ya.. benar.. ini jasad ayahmu.. aku menggalinya dan menggunakannya sebagai wadahku.. berterima kasihlah.. tubuh ini sudah tinggal kerangka waktu ku temukan.. hahaha..!"
Renji terbelalak kaget. Dia memang setan, tapi dia tidak pernah menggunakan cara sekeji ini kepada lawan-lawannya. Dia menghadapi setiap lawannya dengan adil, satu lawan satu. Meski pun sebagian besar lawannya menggunakan cara-cara curang seperti mengeroyok atau pun menyerang diam-diam, tapi dia tidak pernah membayangkan ada kaum setan yang menggunakan cara sejahat ini. Renji sebagai pangeran kaum setan merasa malu dan marah juga dengan kelakuan setan ini. dia memandang Rukia, Rukia hanya berdiri diam, gemetar menahan air mata dan kemarahannya.
"tapi.." setan berwujud Isshin itu memulai lagi, "bagaimana kau bisa ingat semuanya?" padahal saat kau pingsan aku sudah menghipnotismu agar kau tak ingat kalau ayahmu sudah mati. Sebenarnya sih mau langsung kuhabisi kau waktu itu, tapi ada kekuatan yang melindungimu waktu itu, jadi ku putuskan untuk menghipnotismu dan menyerang saat kau lemah.. hahaha.."
"aktingmu bagus sekali, hapir saja aku tertipu.. tapi aku ingat satu hal, ayahku.." kata Rukia, "tidak bisa melihat roh, hanya keturunan perempuan dari keluarga ibuku yang memiliki kekuatan itu.. dan lagi, ayahku, betapa pun sulit keadaannya.. tidak pernah memanggilku 'Rukia' tanpa embel-embel 'my lovely' atau 'my darling'.." (o mi god.. setan jahat dan Renji jadi sweatdrop)
"heehhh..? ya whatever'lah.." setan berwujud Isshin mengibas-ngibaskan tangannya. "sekarang, serahkan kekuatanmu..!" dia menyerang Rukia dengan tiba-tiba. Rukia dengan cepat menghindar, Renji pun melompat ke pinggir.
"mae, sode no shirayuki!" dari gelang yang dipakai Rukia tiba-tiba muncul sinar yang membentuk sebuah pedang putih dengan pita putih du ujungnya. "tsukishiro!" Rukia melakukan gerakan berputar dan tiba-tiba dari tanah yang dipijak si setan muncul pilar es besar yang mengurung dan membekukannya.
"aaaarrrgghhhh" teriak setan itu.
"tidakkkkkkkkkk!" tiba-tiba Rukia jatuh terduduk, menancapkan pedangnya ke tanah dan pilar es itu pun runtuh dan menampakkan si setan jahat di dalamnya. "ayaahhh.." tangis Rukia "aku tak bisa.."
"hahahaha... hah..hah.." suara tawa dan ngos-ngosan si setan. "tak bisa menyakiti ayahmu, hah? Tidak rugi aku menggali kuburan ayahmu.. hahahaha" si setan mulai bangkit dan berjalan mendekati Rukia. Renji yang gemas langsung melompat ke pangkuan Rukia.
"Apa yang kau lakukan hah?" marah Renji. "apa yang kau pikirkan? Dia bukan ayahmu! Dia Cuma meminjam jasadnya!" (ehm ren, mencuri lebih tepatnya). Biar pun setan, Renji itu bukan tipe laki-laki yang bisa diam dengan santai kayak di pantai kalau melihat perempuan tigak berdaya sedang dianiaya (ehm..). "ayo bangun! Musnahkan setan itu! Apa kau mau mati di tangannya?" Renji panik melihat setan itu sudah ada di hadapan Rukia. "dia setan yang membongkar makam ayahmu! Bunuh dia!" teriak Renji.
Rukia mencabut pedangnya dan dengan sekuat tenaga berusaha menusukkan ke dada si setan, tapi beberapa milimeter dari targetnya, tangan Rukia berhenti, seluruh tubuhnya bergetar hebat.
"aku ayahmu, nak.. ayo turutilah ayahmu ini.." setan itu menyeringai, membuang pedang Rukia jauh-jauh lalu mencekiknya.
"baka! Kenapa kau diam saja?" Renji yang berada di sebelah Rukia tambah panik.
"ak..u.. tttakk.. biiii.. saa.." ruka berusaha bicara diantara cekikan setan itu.
"lepaskan aku!" Renji berkata tegas.
"ha..?" Rukia meliriknya.
"kembalikan aku jadi setan dan aku akan membunuhnya untukmu!" kata Renji mantap.
"kenapa kau malah main mata sama kucing, hah? Kau akan mati sekarang!" setan itu mencengkram lebih erat.
"leppashh.." Rukia mengarahkan telunjuk dan jari tengahnya ke Renji, lalu..
POOPPP.. kucing Renji berasap..
"uhuk..uhuk.." si setan melonggarkan cekikannya karena batuk-batuk. Tapi dia merasakan ada tangan lain di atas kepalanya.. saat dia menoleh.. "pangeran Renji...?" pekiknya dengan kaget, di hadapannya berdiri seorang (?) laki-laki tinggi gagah, berkimono hitam dan berhaori putih. Di pinggiran bawah haorinya, terdapat motif ular naga berwarna merah, senada dengan rambutnya..
"yo!" Renji menyeringai sangar. "gadis itu memang musuhku. Tapi aku benci caramu.." Renji mempererat cengkramannya di kepala setan itu, "zabimaru.." lalu seketika si setan musnah jadi abu, dan jasad Isshin kurosaki perlahan berubah menjadi cairan kental dan meresap ke dalam tanah.
"dia sudah musnah, dan jasad ayahmu sudah kembali ke makamnya.." kata Renji sambil mendekati Rukia yang masih duduk bengong.. "sekarang.." Renji jongkok di hadapan Rukia, "serahkan dirimu padaku.." Renji memegang dagu Rukia dan mulai medekatkan wajahnya.. semakin dekat dan dekat.. saat hanya tinggal beberapa mili.. BUKKKK.. Rukia menonjok hidung Renji.
"apa-apaan kau? Setan mesum!" teriak Rukia yang lagi blushing sambil menunjuk-nunjuk Renji. Untung aja jalanan itu dari tadi sepi.
"kau yang mesum! Apa yang kau pikirkan seh?" Renji memegang hidungnya yang berdarah. "Cuma itu satu-satunya cara mentransfer kekuatan roh dari manusia ke setan tau! Sini serahkan kekuatanmu!"
"aaaaaaaaaa..." Rukia melempar-lempar benda apapun yang ada di dekatnya. Tiba-tiba.. POOPP.. setan rambut merah itu berubah jadi kucing merah!
"haahhh...?" kata Renji dan Rukia bersamaan.
"apa yang kau lakukan, wanita penyihir?"
"mana ku tau!" ternyata Rukia tanpa sadar telah melempar Nekogashimu tepat ke leher Renji dan menjadikannya kucing berkalung tasbih mutiara putih. "eh.. satu mutiaranya jadi hitam.." kata Rukia. "ah..! aku tau, tiap kau kembali ke wujud setan, satu mutiaranya akan berubah.."
"berarti aku bisa benar-benar lepas dari kutukan ini setelah semua mutiaranya menghitam?"
"begitulah.."
"tasbih ini mutiaranya ada berapa?"
"108"
"apa..?" Renji histeris. "apa kau tidak bisa memperbaikinya atau mengurangi mutiaranya?"
"memangnya aku tukang servis perhiasan? Sudahlah.. ayo pulang.."
"haahhh? Baka! Kenapa kau bisa membuat senjata aneh-aneh seperti ini? Kenapa harus kucing? Gajah kek.." Renji terus protes selama perjalanan pulang (kalo gajah, susah bawa pulangnya ren..)
RUKIA'S POV
Pulang, eh? Aku mengajaknya pulang? Hahaha iya ya.. aku ingat sekarang. Aku memungutnya karena aku merasa kesepian.. entah kenapa aku merasa dia bisa menemani hari-hariku, mungkin karena aku terlalu sedih tinggal sendirian? Haahh.. sudahlah.. sudah setahun lebih tidak ada yang menyapaku saat aku mengucapkan "aku pulang.."

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.