Family is Kazoku, Kazoku is Family VI

Chapter 6
Jadi nge confess gak she?
Sore hari. Sekitar jam 3 an. Luffy dan Sanji sedang duduk di pohon sambil makan takoyaki rasa cumi-cumi (lah? Bukannya gurita, yah?). Sanji mendengarkan lagu kesukaannya dari MP4 nya. Mau tahu? Yaitu… Various Artist – Katamari on the swing. Wakaka!
Ehem… Luffy sedang memandang awan-awan putih (dimana-mana awan ceah tuh putih, sayang..) yang bentuknya macam-macam. Sekejap! Luffy melihat ada awan yang bentuknya kayak ***** cowok! Sanji dengan cepat melihat kea wan, lalu menutup mata Luffy. (sebenarnya ada Pesawat yang ada banner bergambar *****.) Sanji sweatdropped…
Sanji : anjir…tuh pasti pesawatnya si pak jango…=_=;
Luffy : apaan sih? Aku mau liat!
Sanji : muter-muter di sini ngapain?
Luffy : Sanji!
Sanji : kamu belum cukup umur!
Luffy : kau juga!
Sanji : tapi saia sudah ngerti!
Luffy : emang tuh gambar apaan sih?
Sanji : Gak usah tahu! Titik!
Tiba-tiba, datang Vivi dengan sikat gigi di mulutnya. Lalu, ia memandang Sanji dengan tatapan blushing dan bingung. Lalu, Vivi melepaskan sikat giginya lalu mendekati Sanji.
Vivi : Sanji-kun~
Sanji : ada apa?
Vivi : apa kita bisa bicara sebentar?
Sanji : bisa. Tapi… harus ada yang bisa nutupin mata Luffy atau bawa dia kemana kek…
Vivi : itu.. Ah! Ujang! Jang! Bantuin Luffy anterin ke kamar mandi!
Ujang : sip!
Ujang membawa Luffy pake karung. Sanji bengong. 5 menit kemudian, Sanji pergi bersama Vivi. Sampai di belakang sekolah. Vivi beraksi. Vivi sampai mukannya merah..
Vivi : Sanji…kun! Aku… etto…
Sanji : yes?
Vivi : aku… aku… selama ini adalah sahabat mu bukan?
Sanji : iya.
Vivi : aku… aku ingin kita…
Sanji : iya?
Vivi : Aku suka sama kamu!
Sanji : sudah tahu.
Vivi : he! Benar! Kalau begitu…
Sanji : aku ingin kita hanya sekedar sahabat saja. Ngerti?
Vivi : ya?
Sanji : aku ingin kita temenan aja.
Vivi : apa?
Sanji : lu torek. Gak ada siaran ulang.
Vivi : jadi! Kita!
Sanji : temenan.
Vivi : ….!
Sanji : bye.. eto! Sebenarnya… aku suka sama seseorang. Bye..
Vivi : Sanji…san…. Atau pake kun…? *sob*
Sanji : nangis? Ini tissue.
Vivi : kamu jahat!
Sanj : …
Vivi semakin menangis. Level 3.
Sanji : maaf… aku …. Dari dulu sih suka. Tapi, gara-gara kau nyakitin perasaan seseorang… aku nganggep lu… sebagai monster.
Vivi : WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!
Sanji : dah dah, Vivi~
Sanji dengan tiis dan kejam, meninggalkan Vivi begitu saja. Sanji pergi menuju tempat yang lebih tenang.. dia menemukan sebuah spot yang tak terduga indahnya! Ada sebuah truk sampah dan bau bunga semerbaknya!
Sanji : Howeeekh! Cari di tempat lain!
Sanji berlari menuju sekolah. Di dalem ia tengok kanan kiri. Gak ada siapa-siapa. Lalu ia berjalan menuju tangga. To the point.. dia ingin pergi ke rooftop.
Sesampainya ia disana. Sanji menemukan Nami sedang memandang langit. Sanji mendekatinya pelan-pelan agar tidak mengejutkannya. Lalu, menengok sedikit. Sudahlah! Lupain aja tuh cewek!
Sanji : lagi pula saya males—
Nami : Senpaii~~
Sanji : (Gawat…)
Nami : sedang apa disini senpai? Apa… senpai mau menemui ku?~
Sanji : tidak.. ini hanya kebetulan.
Nami : hooohhooo~ bukan hanya kebetulan! Tetapi…
Sanji : hanya kebetulan.
Nami : senpai yang konsisten, dong!
Sanji : ini yang ketiga kalinya, yah?
Nami : bukan.
Sanji : kalau itu mah di depan siapa aja. Maksud aku hanya berdua saja..
Nami : Haaauuuun! Aku jadi malu!
Sanji : MALU apanya? Shitsu… aku pergi.
Nami : tunggu! Senpai! Aku mau bertanya!
Sanji : nani?
Sanji menghentikan langkahnya dan menengok ke arah Nami. Lalu mendekatinya dengan wajah binun.
Nami : etto… aku mau senpai menjadi sahabat ku…
Sanji : YA jelas elo sahabat gue! (dudul..!)
Nami : tidak hanya sekedar sahabat..
Sanji : he?
Nami : sahabat yang luar biasa!
Sanji :…..
Nami : kenapa?
Sanji : lebih bagus daripada sebuah confession. Aku setuju dengan kau! Kita sahabat yang luar biasa! Dan sekarang sampai jumpa!
Snaji ngibrit ke pintu secepat kilat. Eits! Tunggu dulu! Nami ngikutin dengan kecepatan melebihi 60 km! Sanji memaksimalkan kecepatannya. Kira2 sebesar 127 km.
Berhenti di sebuah pohon. Luffy dan Ujang lagi main ucing-ucingan. Sanji ngumpet di sebuah pohon. Nami beraksi..
Nami : senpaaai~~ dimana kau?
Luffy : are? Sanji?
Sanji : sssshsh!
Ujang : neng Nami! Disini!
Sanji : Oh my goodness bala-bala ka tendang! Ujang! Aku akan membunuh mu nanti di hari kiamat!
Ujang : he? Gak enak loh.. ngumpet-ngumpet gitu.
Sanji : LAGI PENGEN!
Nami : senpaaai~~ Luffyyy~~
Luffy : dia rabies!
Sanji : Lari!
Sanji dan Luffy lari sekencang mungkin. Datanglah angkot hijau dan langsung naek! CABUUUT! Nami tetep ngejar. Gimana nih? Aduuuh… (Comment : kok jadi kamu yang panik?).
Sanji : BUSEED! Makin kenceng tuh larinya!
Luffy : kita harus menyerah.. demi Negara ini! Harakiri!
Sanji : gak penting tahu kalau mati untuk lari dari seorang wanita!
Luffy : jadi?
Sanji : biar aku urus.. KIRI!
Bang Juny : Baek!
Angkot nya berhenti dan Sanji pun turun. Dia melihat kearah wanita campuran motor, sedang menuju kemari dalam waktu 3 detik. Saya hitung, 3!
Nami : senpai!
Sanji : … apa yang kau mau dariku?
Nami : aku belum selesai…
Sanji : oh, ya?
Nami : un!
Sanji : kalau begitu kita ngomongnya disitu aja.
Sanji menunjuk sebuah bandara.
Sanji : Bukan situ. Situ!
Sanji menunjuk kearah situ bagendit.
Sanji : bukaaan! Ituuuu!
Sanji menunjuk kearah sebuah taman bermain yang sepi. Lumayan buat dua orang… fufufufu~
Nami sudah jingkrak-jingkrak pengen mendengar kata-kata yang akan diucapkan Sanji. Sanji yang begitu males, pengen pulang. Tapi, apa boleh buat. Ntar malah ngejar ampe rumah.
Nami : anu! Saya! Ingin jadi sahabat senpai! Tapi! Senpai harus berjanji!
Sanji : iya… saya akan berbohong.
Nami : …
Sanji : iya iya! Saya berjanji!
Nami : gitu dong~ itu baru pacarnya Nami!
Sanji : . . . . . . . . . .
Nami : Aishiteru~ Senpai~
Sanji : …..
Nami : kok diem?
Sanji : . . . . . . . . . . . . . kalau…..
Nami : ?
Sanji : kalau… hanya sekedar… tidak… bukan itu… aduuuh…
Nami : hmm?
Sanji bingung harus mengatakan apa. Kubuka aib nya Sanji. Sebenarnya Sanji antara suka dan gak suka Nami. Jadi, bingung. Ini seperti pasangan Noda Megumi x Chiaki Shinichi aja..
Sanji : …. Akan kupikirkan lagi. Untuk sementara ini kita sahabatan aja dulu.
Sanji memandang langit oranye dihiasi matahari terbenam. Pandangannya yang sangat tenang.. membuat Nami kembali mimisan. Seandainya Nami sadar.. udah aja dia bakalan teriak-teriak!
Sanji : aku harus pulang… karena…
Nami : yes?
Sanji : haus. Aku mau pulang terus minum. Dadah~
Nami : dadah~
Sanji pun pulang.
Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z z z z z z z z z z z z z
barisan bebek SMP Grand Line.
Di rumah. Luffy mengkhawatirkan Kakak nya. Robin lagi nonton TV. Brook baca buku. Franky lagi berdoa di ruang bawah tanah.
Setelah keheningan dipecah oleh kepulangan Sanji. . . .
Sanji : aku pulang!
Luffy : Okaeri!
Sanji : tadaima!
Robin : KEMANA AJA KAMU!
Sanji : aku tadi habis beres-beres kelas dulu.
Semua duduk manis di ruang TV. Sanji pun bertanya kepada brook.
Sanji : apa yang sedang kau baca? Oji?
Brook : buku drama. Hoo.. ceritanya menakjubkan.. sampai aku bisa meneteskan air mata… mata ku perih… tetapi! Mana mungkin orang mati punya mata! Bahkan dia tak bisa menangis! Yohohohohohooho~ Skull Joke!
Sanji & Luffy : Skull Joke!
Robin : Sanji harus dibawa ke dokter.
Sanji : aku sehat!
Robin : kami gila.
Sanji : OKASAN?
Tibalah ada perubahan dari Sanji. Ya..sekitar ada 180 derajat. Kalau 360 udah total! Baiklah! Radio FF AM ada banyak berita yang harus dikejar. Jadi, tak bisa cerita lebih lanjut. Tapi! Jangan sedih! Saya masih akan meng update ceritanya! Don't Worry~ about a thing~ cause every little thing~ is gonna be alright~
To be Continued