Love Story III

Chapter 3
Apa ini?
Pagi di Karakura. Sudah saatnya berangkat sekolah.
"Ohayo Orihime! Nel!" sapa dua orang kembar yang sudah duduk dibangku mereka.
"Ohayo Rukia, Hisana." Balas Orihime dengan senyum ramah. "Ohayo Rukia! Hisana!" lanjut Nel dengan semangat.
"F4!" teriak histeris beberapa siswi. Bukan beberapa lagi, hampir seluruhnya.
"Hei! Ternyata yang berambut biru itu menyebalkan. Sangat menyebalkan." Ucap Nel menggebu-gebu dengan semangat '45.
"Menyebalkan? Maksudnya?" Tanya Orihime.
"Kemarin dia marah-marah karena pesanannya lama sekali. Padahal menurutku itu memang batas waktu yang masih minimal. Kulihat diwaktunya juga hanya 10 menit." Ucap Nel masih semangat '45.
"Nel? Neliel kan?" tiba-tiba sebuah suara menghentikan arisan empat sekawan itu.
"I-iya." ucap Nel yang melihat seorang pria tinggi namun sangat kurus.
"Akhirnya kita bertemu lagi. Kau ingat padaku?" ucap manusia jangkung itu sambil tersenyum senang tapi mengerikan.
"Nnoitra?" Tanya Nel ragu-ragu.
"Tepat sekali." Ucap orang itu yang bernama Nnoitra.
"Hai. Orihime." Sapanya pada Orihime.
"Ha? Nnoitra? Nnoitra Jiruga?" Tanya Orihime yang masih cengo karena posturnya yang jangkung.
"Iya." ucap orang itu dengan semangat.
"Aku pergi kekelas dulu. Sebentar lagi masuk." Ucap Nnoitra dan pergi meninggalkan kelas 1-3.
"Siapa dia?" Tanya Rukia.
"Dia temanku. Teman kecilku yang pindah ke Spanyol. Rupanya dia kembali lagi…" ucap Nel tapi tidak dengan semangat '45-nya lagi. Melainkan kesedihan.
"Aaahh! Sudah bel." Ucap Orihime mengalihan perhatiannya teman-temannya.
"Hei! Dimana Byakuya?" Tanya Ichigo yang baru sadar Byakuya tak ada dikantin bersamanya.
"Entahlah." Ucap Grimmjow. Ulquiorra hanya menatap lurus pada seseorang.
"Hei! Dimana Hisana?" Tanya Rukia dikantin.
"Tadi aku melihatnya. Oh iya! dia tadi pergi bersama Byakuya." Ucap Orihime mengingat-ingat.
"Haahh… Byakuya ya…" ucap Rukia mendadak lesu.
"Hei Orihime. Kau tak merasa ada yang menatapmu sedari tadi?" Tanya Nel yang menatap kearah F4 duduk.
"Apa? Siapa?" Tanya Orihime yang langsung celingak-celinguk nggak jelas.
"F4." Ucap Nel memberi petunjuk.
"Ha?" Tanya Orihime kaget dan menatap kearah F4. 'itukan… Ulquiorra?' Tanya Orihime dalam hati.
"Hei! Ayo pergi." Ajak Grimmjow. Ulquiorra bangkit dari duduknya dan pergi bersama teman-temannya.
"Hahaha… ternyata dia menyukaimu, Orihime." Ucap Nel dengan tawanya diikuti Rukia.
"Menyukaiku? Bercanda. Tau darimana kau kalau dia menyukaiku. Mungkin dia hanya melamun. Dan pandangannya jatuh padaku." Ucap Orihime menghentikan tawa teman-temannya.
"Yah… sudahlah. Ayo pergi." Ajak Nel. Merekapun pergi.
'Hisana… kenapa harus Byakuya yang kau suka?' ucap Rukia dalam hati yang masih mencari-cari Hisana sebelum masuk kekelas.
"Hisana, maukah kau… menerimaku?" Tanya Byakuya pada Hisana ditaman SMU Karakura yang sepi.
"Byakuya…" ucap Hisana lemah. 'apa yang harus aku katakan? Aku juga mencintainya, tapi aku takut…' ucap Hisana dalam hati dengan menundukkan kepalanya.
"Hisana?" Tanya Byakuya sekali lagi dengan mengangkat dagu Hisana agar menatap mata Byakuya.
"Aku… takut." Ucap Hisana lemah.
"Kenapa?" Tanya Byakuya tak mengerti.
"Aku takut kau meninggalkan aku. Aku takut kau hanya bercanda. Dan aku takut karena kau seorang bangsawan." Jelas Hisana dengan raut wajah sedih.
"Percaya padaku. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku tidak bercanda. Dan aku mencintaimu apa adanya Hisana." Ucap Byakuya dengan penuh kelembutan. Bukan kedinginan.
"Byakuya…" ucap Hisana seraya memeluk Byakuya dengan erat.
"Hisana. Terimakasih." Ucap Byakuya.
Pulang sekolah, Hisana tampak sangat senang. Rukia sudah tahu. Karena Rukia memaksanya bercerita. Tapi entah mengapa, Rukia merasa sedih. Ya… sedih. Karena saudara kembarnya telah menjadi pacar Byakuya. Orang yang dicintai Rukia.
"Hisana, aku tidak masuk kerja hari ini. Aku ada urusan." Ucap Rukia pada Hisana.
"Urusan apa?" Tanya Hisana.
"Kau tahu, aku akan mengikuti lomba karya ilmiah. Aku harus mempersiapkannya." Ucap Rukia dengan melambaikan tangannya pada teman-temannya dan kembali masuk kesekolah.
"Oh iya… baiklah." Ucap Hisana mengiyakan.
"Kau tidak kencan dengan Byakuya?" Tanya Nel menggoda.
"Ti-tidak. Aku harus kerja." Jawab Hisana dengan wajah memerah.
"Diakan pemilik restaurant itu." Ucap Orihime.
"Sudahlah. Ayo!" ajak Hisana cepat-cepat sebelum mereka berdua menjadi-jadi.
"Nel!" teriak seseorang pada Nel.
"Nnoitra?" ucap Nel. Orihimepun berbalik.
"Aku ingin mengajakmu makan siang. Ayo!" ucap Nnoitra.
"Makan siang? Aku harus kerja." Ucap Nel.
"Benarkah? Kau boloslah dulu." Ucap Nnoitra agak kecewa.
"Begini saja. Kau makan siang direstaurant tempat kami bekerja saja. Ayo!" ucap Orihime memberi solusi.
"Kau kerja direstaurant? Baiklah. Ayo!" ucap Nnoitra semangat.
"Ah. I-iya."
"Ulquiorra! Kenapa kau minta makan siang direstaurant itu lagi? Bukankah dirumah sudah ada hidangan mewah yang tanpa harus menunggu?" ucap Grimmjow agak kesal.
"Aku ingin." Ucap Ulquiorra selesai mengganti bajunya.
"Tuan, makan siang sudah siap." Ucap seorang pelayan yang bernama.
"Tidak. Aku mau makan direstaurant temanku." Ucap Ulquiorra yang langsung beranjak dari kamarnya.
"Kau harus ikut." Ucapnya dingin pada Grimmjow. Grimmjow hanya cemberut dan mengikutinya.
Alasan kenapa Grimmjow menurut adalah, Grimmjow tidak akan lagi bisa bermain game milik Ulquiorra jika dia menolak permintaan Ulquiorra untuk makan siang direstaurant.
"Kau mau bertemu gadis itu lagi? Belum puas apa bertemu disekolah?" protes Grimmjow diperjalanan.
"…" tak ada respon.
"Kau ini! Katakan saja seperti Byakuya. Jadi dia akan selalu bersamamu." Ucap Grimmjow enteng.
"Kau bicara?" Tanya Ulquiorra yang membuka matanya.
"Cih!" ucap Grimmjow kesal.
'aku… hanya ingin memastikan perasaanku.' Ucap Ulquiorra dalam hati dan kembali menutup matanya hingga tiba di restaurant yang sudah buka itu.
Seperti biasa, setiap pengunjung datang selalu ada yang mempersilakan mereka masuk dengan ramah dan dilayani juga dengan ramah. Itu yang membuat para pengunjung menjadi pelanggan di restaurant Kuchiki.
"Orihime!" panggil Renji.
'lagi-lagi dia? Tapi tak ada Byakuya dan Ichigo.' Ucap Orihime dalam hatinya.
"Ini menunya." Ucap Orihime ramah dengan senyum manisnya.
'Ulquiorra, mata yang indah… ah! Tidak! Tidak! Tidak! Apa-apaan kau Orihime. Jangan bilang kau menyukainya!' bentak Orihime pada dirinya sendiri.
'Orihime, senyumnya sangat manis… ah! Mungkinkah? Tapi itu tidak boleh! Mana bolehku menyukai orang yang tidak sederajat denganku!' bentak Ulquiorra pada dirinya sendiri. 'Aku kesini untuk memastikan, bukan? Tapi…'
'aku tidak mungkin menyukainya!' ucap Orihime dan Ulquiorra dalam hati mereka masing-masing.
"Nel, maukah kau menjadi pacarku lagi?" Tanya Nnoitra ditaman restaurant Kuchiki bersama Nel. Grimmjow yang sedang lewat karena habis dari toiletpun mendengarnya dan memutuskan untuk menguping.
"Apa?" ucap Nel kaget dan mengedipkan kedua matanya beberapa kali.
"Maaf. Aku meninggalkanmu. Tapi itu karena aku harus pindah ke Spanyol. Dan sekarang aku sudah kembali. Maukah kau kembali padaku?" Tanya Nnoitra dengan wajah yang amat tulus.
"Nnoitra… kau bercanda?" ucap Nel dengan degupan jantung yang amat kencang.
'apa-apaan mereka? Kisahnya seperti di cerita-cerita saja. Cih!' batin Grimmjow dengan geli. Tapi dihati Grimmjow rasanya sedikit... cemburu?
"Nel…" desah Nnoitra dan mendekap erap Nel.
'apa-apaan ini? Aku… aku sudah melupakannya. Aku sudah tak menyukainya lagi. Aku harus berkata apa?' batin Nel dengan menutup kedua matanya.
'dia memeluknya? Kenapa perempuan itu diam saja? Menyebalkan!' batin Grimmjow tanpa sadar.
"Jika aku menolak? Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Nel.
"Aku akan menunggu." Jawab Nnoitra.
"Sampai kapan?" Tanya Nel.
"Nel…" Ucap Nnoitra dengan sedih.
"Tapi aku tak bisa jawab sekarang. Maaf…" ucap Nel dan berlari meninggalkan Nnoitra.
"Nel…" desah Nnoitra.
"Hei! Kau tahu?" ucap Grimmjow semangat saat tiba di rumah.
"Tidak." Ucap Ulquiorra datar.
"Ah! Kau ini. Tadi aku baru menonton pertunjukkan seru! Seharusnya kau ikut aku tadi." Ucap Grimmjow semangat.
"…" tak ada respon.
"Teman Orihime, Nel. Punya cerita cinta. Hahaha!" ucap Grimmjow geli membayangkan hal tadi.
"Tidak menarik." Ucap Ulquiorra dan langsung menuju kamarnya.
"Haahh… baiklah!" ucap Grimmjow yang ikut masuk kamarnya.
Dikamar mewah serba ada itu, Ulquiorra melamun. Matanya tertuju pada langit biru.
"Bolehkah aku menyukainya?" ucap Ulquiorra lirih.
"Boleh saja. Aku pinjam gamenya." Ucap sebuah suara.
"Kau? Ketuk pintu dulu baru boleh masuk!" bentak Ulquiorra.
"Sudah. Tapi tak ada jawaban. Pinjam ini, ini, dan ini." Ucap Grimmjow sambil memegang beberapa kaset game.
"Keluarlah." Ucap Ulquiorra dingin.
"Baik, baik." Ucap Grimmjow dan beranjak keluar.
'Boleh ya…' ucap Ulquiorra dalam batin dan tak disadari sebuah senyum terlukis diwajahnya yang dingin.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.