Love Story IV

Chapter 4
Menangislah…
"Hiks… hiks…" terdengar sesenggukan dari arah taman SMU Karakura yang sepi.
"Kau kenapa?" Tanya Ichigo yang melihat Rukia sedang menangis.
"Ha? Eh… tidak." Ucap Rukia terbata karena kaget dan langsung menghapus air matanya.
"Jangan bohong. Ceritakanlah." Ucap Ichigo tersenyum dan duduk disebelah Rukia.
"Ti-tidak kok…" ucap Rukia agak risih.
"Kau Rukiakan? Kau pasti kenal padaku." Ucap Ichigo bangga.
"I-iya. Ichigo anggota F4." Ucap Rukia yang masih cemberut.
"Kau kenapa?" Tanya Ichigo lagi.
"Tidak." Ucap Rukia yang sedang menundukkan kepalanya.
"Kau tahu, aku adalah seorang konsultan yang ingin menjadi dokter. Aku bisa memecahkan masalah-masalah orang. Termasuk sahabat-sahabatku F4. Aku juga pasti bisa memecahkan masalahmu." Ucap Ichigo dengan sombong. "Biar kutebak, pasti tentang… orang yang kau suka." Lanjut Ichigo.
"Hahh? Eh…" Rukia tersentak.
"Benarkan… ceritakanlah. Aku seorang pendengar yang baik." Ucap Ichigo tersenyum menang.
Rukiapun menceritakan masalahnya. Entah kenapa dia merasa percaya pada Ichigo. Ichigo yang mendengarkanpun sesekali tersenyum dan mengangguk.
"Kau menyukai Byakuya?" ucap Ichigo mengambil kesimpulan.
"Sudah jelaskan…" ucap Rukia lemah.
"Andai dia bertemu denganmu terlebih dahulu. Pasti dia akan menyukaimu, Rukia." Ucap Ichigo yang membuat Rukia menatapnya.
"Dia… punya kisah hidup yang pilu…" ucap Ichigo yang menerawang kelangit biru.
"Pilu?" Tanya Rukia tidak percaya. 'dia bercanda? Byakuya seorang bangsawan. Kaya raya. Mana mungkin punya kisah hidup yang pilu.' Batin Rukia.
"Iya…" ucap Ichigo yang memutar kembali memori tentang sahabatnya Byakuya.
Flashback…
"Ayah! Ibu! Ayo jalan-jalan." Pinta Byakuya kecil pada kedua orangtuanya.
"Baiklah. Kau ingin kemana?" ucap sang Ayah mengiyakan.
"Kekebun binatang!" ucap Byakuya kecil girang.
"Mau ajak sahabat-sahabatmu?" Tanya sang Ibu.
"Tidak! Aku mau bersama Ayah dan Ibu saja." Ucap Byakuya kecil menolak.
"Baiklah. Ayo bersiap-siap." Ajak sang Ayah.
Mereka bertigapun berangkat menggunakan mobil sedan mewah mereka. Hanya bertiga. Tanpa ditemani sang pengawal. Karena itu permintaa Byakuya kecil.
Setelah meresa puas, Byakuya kecil meminta pulang karena lelah. Ayah dan Ibunyapun tersenyum dan pulang.
Saat ditengah jalan, Byakuya kecil terbangun dari tidurnya. Tapi saat dia bangun, yang dilihatnya adalah atap mobil yang bukan miliknya. Dia mengedarkan pandangannya keseluruh mobil itu. Dia mendengar bunyi ambulan. Disekelilingnya terdapat beberapa orang berpakaian serba putih.
Mobil ambulans itu berhenti. Byakuya kecil diturunkan dari mobil itu dan dibawa masuk kesebuah kamar rumah sakit.
"Ayak Isshin?" Tanya Byakuya kecil dengan polos.
"Aku dimana? Mana orangtuaku?" Tanya Byakuya kecil tetap dengan polos.
"Istirahatlah dulu." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Byakuya kecil sendiri.
Byakuya kecil agaknya sudah sedikit paham. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi.
"Byakuya, tidurlah." Ucap ibu Byakuya kecil.
"Iya." jawab Byakuya kecil.
"Ayah! Awas!" teriak Ibu Byakuya dengan keras. Byakuya sedikit membuka matanya.
"Ccckiiitt…..!" terdengar suara mobil direm. Namun entah mengapa Byakuya tak sadarkan diri.
Hanya itu yang diingat Byakuya. Tak ada lagi. Dia mencoba turun dari kasur putihnya, dia melangkah menuju pintu. Dia berjalan sendiri dikoridor rumah sakit itu, mencari dimana orangtuanya. Dia berhenti saat melihat sahabat-sahabatnya berlari menuju kearahnya.
"Byakuya!" teriak Ichigo yang langsung merangkulnya.
"Ada apa?" Tanya Byakuya kecil kebingungan.
"Orangtuamu…" ucap Grimmjow yang tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Kenapa? Dimana orangtuaku? Antar aku kesana." Ucap Byakuya kecil tidak sabaran.
Sahabat-sahabatnya hanya mengangguk kecil dan menemani Byakuya kecil menuju tempat dimana orangtuanya ada.
"Ayah… Ibu…" ucap Byakuya kecil saat melihat orangtuanya diselimuti kain putih.
"Ayah… Ibu…" ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Dia membuka selimut putih itu perlahan. Teman-temannya hanya menatap Byakuya dengan mata sendu. Kakeknya berdiri disebelah Byakuya kecil dengan mengelus pundak cucu satu-satunya itu.
"Ayah! Ibu!" teriak Byakuya kecil dan langsung menghambur memeluk kedua orangtuanya yang sudah pucat, dingin, dan kedua mata yang tertutup.
End of flashback…
"Sejak saat itu, Byakuya menjadi sangat pendiam, penyendiri, dingin. Bukan sosok yang pemarah, ceria, dan ceroboh." Ucap Ichigo dengan mata yang berkaca-kaca. Begitu juga dengan Rukia yang mendengarnya.
"Byakuya suka sekali bermain ditaman. Saat itu dia sedang menangis. Aku, Ulquiorra, dan Grimmjowpun hanya menatapnya sendu. Tak berani bicara. Tapi seorang gadis manis mendekatinya. Entah apa yang dilakukannya, tapi gadis itu membuat Byakuya tersenyum kembali. Ya… gadis itu adalah Hisana." Ucap Ichigo yang mengingat kembali kejadian itu.
"Hisana juga pernah bercerita padaku. Dia bertemu dengan teman baru yang tampan. Dan saat aku bertemu dengannya, aku mulai menyukainya." Ucap Rukia.
"Baiklah. Sudah sore. Ayo! Kuantarkan kau pulang." Ajak Ichigo dan bangkit dari duduknya.
"Terimakasih… Ichigo." Ucap Rukia yang mulai tersenyum.
"Untuk?" Tanya Ichigo tak mengerti.
"Everything." Ucap Rukia yang lagi-lagi dengan senyumnya, membuat Ichigo juga tersenyum padanya.
"Kau kenapa Nel?" Tanya Orihime yang melihat sahabatnya itu mondar-mandir nggak jelas.
"Nnoitra." Jawab Nel.
"Nnoitra? Ada apa dengannya?" Tanya Orihime lagi tanda tak paham.
"Dia… ingin kembali padaku…" ucap Nel lirih.
"Benarkah?" teriak Orihime kaget.
"Ya… dan ini membuatku bingung." Ucap Nel yang mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Kau sudah menjawabnya?" Tanya Orihime.
"Belum. Aku bingung." Ucap Nel.
"Kau masih menyukainya?" Tanya Orihime lagi.
"Entahlah…" ucap Nel mengangkat bahunya.
"Kau ingin kembali padanya?" Tanya Orihime lagi.
"Entahlah…" Nel menjawab kata itu lagi.
"Kenapa kau selalu menjawab entahlah?" Tanya Orihime yang agak tinggi.
"Aku bingung… aku sudah melupakannya. Tapi saat aku melihatnya lagi, entah mengapa perasaanku menjadi aneh. Tapi aku berusaha meyakinkan diriku, bahwa aku tak menyukainya lagi. Tapi… entahlah." Ucap Nel yang langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Aku rasa… itu artinya tidak." Ucap Orihime sambil berpikir.
"Tidak?" Tanya Nel.
"Ya. Tapi itu hanya menurutku. Percayalah pada hatimu." Ucap Orihime lembut dan tersenyum.
"Begitu ya… baiklah. Aku mengerti." Ucap Nel yang langsung mengangguk mantap.
"Lho? Kok aku jadi mikirin Nel?" Tanya Grimmjow yang sedang menatap langit malam. Pikirannya tertuju pada Nel entah mengapa.
"Ih! Apaan sih? Kenapa jadi mikirin dia? Kok tiba-tiba ya…?" ucapnya lagi dan menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Hei! Sedang apa kau?" Tanya Ulquiorra yang masuk kekamar Grimmjow.
"Hahh! Kau saja tak mengetuk pintu!" ucap Grimmjow pada Ulquiorra.
"Sudah. Tak ada balasan." Ucap Ulquiorra. "Kau sudah kerjakan PR?" Tanya Ulquiorra yang melihat tas Grimmjow yang rapi.
"Belum. Kebetulan kau disini. Bantu aku." Ucap Grimmjow dengan puppy eyesnya.
"Tidak. Aku kesini hanya ingin mengambil gameku yang kau bawa semua." Ucap ulquiorra datar dan mengambil beberapa game kesukaan Ulquiorra.
"Pelit." Ucap Grimmjow yang langsung menatap langit malam kembali.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.