Cøde:Breaker 12

Kondisi Seorang Pahlawan



"Gadis kecil yang duduk di atas kursi roda itu memanggil Tabata dengan sebutan Papa? Apa dia sedang bermimpi?" Pikir Sakurakouji.
"Papa ... Ada apa?" Tanya si anak lagi.
"Ini ruangan apa? Siapa orang-orang ini?"
"Chi ... Chisa ..." Kepala Tabata masih tetap berada di cengkraman Ogami.
febi-manga.blogspot.com
"Anak ini ... Apakah dia dan Tabata ..." Sakurakouji masih terus bertanya-tanya.

"Pemuda yang di sana itu ... Ia adalah Pahlawan Kebenaran" Ucap Toki sambil melirik ke arah Ogami.
"Ka...kakak adalah Hinota-man!? Jadi kau benar-benar datang?" Ucap lugu Chisa yang mengira kalau Ogami adalah tokoh Super Hero yang sering ia baca di komik.
"Hah ..?" Sakurakouji kebingungan.
"Papa bilang padaku kalau suatu hari nanti, Hinota-man akan datang dan menyembuhkanku dengan memerikanku perut baru ..." Ucap polos gadis kecil yang nampak sakit-sakitan itu.
"Terimakasih atas kedatanganmu Hinota-man ... Chisa sangat senang ..." Lanjutnya sambil tersenyum.

"Ja... Jadi ..." Sakurakouji mulai mengerti sesuatu.
"Tabata sedang mencari organ yang cocok dengan putrinya, karena itu, ia menculik orang-orang ini?" Pikirnya.

"Bagaimana mungkin kalian orang-orang munafik bisa mengerti!?" Teriak Tabata.
"Chisa memiliki golongan darah yang langka!! Jadi, dia hanya bisa cocok dengan organ dari orang yang golongan darahnya langka!! Kalian pikir berapa lama waktu yang ku butuhkan untuk menunggu sampai mereka menemukan yang cocok dengannya!? 1 tahun?? 10 tahun!? Chisa dapat meninggal kapan saja!! Jadi, untuk apa aku peduli dengan orang lain!? Istriku juga meninggal dari penyakit yang sama ... Aku ingin menyelamatkan Chisa!! Manusia, banyak manusia meninggal setiap harinya, itu adalah hal yang wajar ... Tak masalah kalau orang lain yang menghilang ... Aku hanya punya Chisa!!" Jelasnya panjang lebar.
"Tabata ..." Ucap Sakurakouji.
"Papa? Hinota-man?" Chisa tak mengerti apa yang terjadi.

"Itu semua tidak akan mengubah kenyataan kalau kau telah membunuh orang ...." Ogami tetap dalam pendiriannya.
"Mata dibalas dengan mata ... Gigi dibalas dengan gigi ... Kematian dibalas dengan kematian ..."
"Arggghh!! Ukkhhh!! Apakah kau tak punya rasa belas kasihan!?" Teriak Tabata hingga mengeluarkan air mata.
"Bakar hingga menjadi abu ..."

Duagghhh .... Sakurakouji memukul Tabata hingga membuatnya terlepas dari cengkraman Ogami.
"Kkauu ... Jangan main-main ... Berapa kali kau harus bilang kalau ini demi putrimu ... Melakukan hal sekejam itu ... Kau ... Apa kau mengerti perasaan ayah Yuta!? Orang egois sepertimu, lebih baik ikut merasakan hal yang sama seperti mereka!! Nggak akan ku maafkan!!" Teriak Sakurakouji.
"Kau itu!!"
Brughh ...
Sakurakouji memeluk Tabata yang tergeletak di lantai.

"Apa!?"
"Apa? Tunggu ..."
"Apa yang ..."

Deg ... Deg ... Deg ...
Sakurakouji merasakan detak jantung Tabata.
"Tapi ... Orang sekejam inipun ... Ternyata kau hidup ... Kau berdarah dingin, tapi tubuhmu nggak dingin ... Sangat hangat ... Sama seperti kau Ogami ..." Ucap Sakurakouji.
"Alasan seperti apapun itu, membunuh orang adalah hal yang dilarang ... Itu bukan sekedar teori!!" lanjut Sakura yang terus memeluk erat Tabata.

"Iya ya ... Kau benar" Ucap Tabata.
"Walau apapun alasannya, membunuh itu dilarang ... Tolong jaga putriku"
"Eh?"
"Minggir!!" Tabata mengambil pisau bedah dan hendak menebas Sakura.
"Hahaha!! Akhirnya kau muncul, Hinota-man!! Aku ... Setan kegelapan ini akan menjadi lawanmu!!" Teriak Tabata.
"Ta ... Tabata?" Tanya Sakura.
"Aku telah membunuh banyak orang!! Apa itu salah!? Jangan mengganggu!!" Tabata mengebas-ngebaskan pisaunya.

"Pa ... Papa? Kenapa ..."
"Maafkan papa Chisa ... Papa jadi setan kegelapan karena keserakahan papa ... Kakak Hinota-man ini datang untuk menghukum papa ..."
"Papa ... Itu bohong kan?"

"Matilah kau!! Hinota-man!!" Tabata bersiap-siap untuk menyerang.
"Sial!" Ogami membuang jauh pedangnya dan kemudian kembali mencengkram kepalanya.
Sakurakouji berteriak, mencoba menghentikannya.
"Jangan!! Ogami ... Hen"
"Hanguslah ..."
Bwooosshhhh ....
Secara perlahan, tubuh Tabata terbakar.
"Chi ... Sa ..." Tabata lenyap menjadi abu.
"O .. Ogami ... Kau ..." Sakurakouji gagal mencegah Ogami.

Buakkk ...
Chisa melempari Ogami dengan komik Hinota-mannya.
"Ke...kenapa ... Papa ... Papa Chisa ... Biar jadi setan kegelapan, papa tetap Papa Chisa!! Aku benci kau Hinota-man!! Mati saja! Kamu mati saja!!" Chisa menangis tak karuan.
"Ya, aku memang telah membunuh ayahmu ... Kalau didiamkan saja, kau juga akan mati karena sakit tanpa berbuat apa-apa" Dengan tenangnya, Ogami menghampiri Chisa.
"Kalau kau kesal padaku ... Berusahalah untuk melanjutkan hidupmu ... Setelah itu, cari dan bunuhlah aku ... Ingatlah pada kata-kataku ... Karena aku tak akan pernah lupa" Kemudian Ogami pergi meninggalkan rumah Tabata.
"Kau!! Kembalikan ... Kembalikan papa!! Monster jahat!!" Umpat Chisa.
"Ogami ... Kau ..."

"Setelah itu, Toki membawa Chisa keluar, kemudian Ogami membakar hangus rumah Tabata.
Toki terlihat sedang menelepon seseorang.
"Ada seorang anak kecil yang menjadi saksi mata kekuatan Ogami, keadaannya baik-baik saja, karena tingkat bahayanya rendah, tinggal dikirim ke rumah sakit dan menurutku bisa dikategorikan sebagai Case: D ... Eh? Iya ... Ku pikir dia nggak akan bilang pada siapa-siapa, karena dia ingin membunuhnya sendiri ... Apa? Jangan tanya terlalu detail ... Melihat hal mengelikan seperti ini, aku jadi nggak sabar ... Ya, aku mengerti ... Akulah yang akan menghabisi target yang sebenarnya" Ucap Toki.

Sementara itu ...
"Pada saat kau melompat sambil memukul Tabata, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan ... Dasar ... Tiap kali kau mengagetkanku dengan gerakan yang penuh tenaga itu ..."
Graaabb ...
Kyuut ...
Sakurakouji memeluk erat Ogami, kemudian menempelkan kepala Ogami di dadanya.
"Hei!? Apa yang kau lakukan!?" Protes Ogami.
Si anak anjing memalingkan wajah.
"Itu ... Sebentar saja ... Sama Mitan dan Hitan ..." Ucap Sakurakouji.
"Ogami ... Mm ... Seperti apa ... Bunyi detak jantungku? Detang jantung Tabata sangat kuat dan hangat ... Kau yang selalu menghanguskan semuanya, mungkin tak akan mengerti ... Kalau bunyi ini berhenti, manusia ... Akan menjadi sangat dingin dan kaku ..." Mulut Ogami terus menempel di dada kanan Sakurakouji (Nb : Dilarang berpikiran yg nggak-nggak)
"Ogami ... Kenapa kau ingin menjadi setan? Hal yang membuatmu dibenci oleh Chika tadi itupun, sebenarnya agar Chisa bisa terus hidup kan? Jadi!! Di depan jantungku, ayo, buka hatimu!!" Pelukan Sakura semakin erat.
"Se..sesak" Ucap Ogami.
"Kau sama seperti Toki ... Apa kau pikir, kalau mengalahkan kejahatan, kau akan menjadi pahlawan keadilan!? Jawab!! Ng?" Ogami memberi Sakura sebuah buku yang tadi dilemparkan Chisa.
Sakura melepas pelukannya, kemudian melihat buku berjudul Hinota-man vs Setan kegelapan itu.

"Itu ... Hanyalah sebuah cerita dongen yang ditulis oleh seorang penulis yang berpura-pura buta" Ucap Ogami.
"Kenyataannya ... Meski membunuh orang sejahat apapun ... Tak akan bisa menjadi Pahlawan Keadilan" Ucap Ogami dan kemudian ia Pergi.
Salah seorang Asistant Tabata berhasil lolos dari api Ogami, kini ia terlihat sedang menelepon seseorang.
"Iya, nggak apa-apa, saya sudah keluar dari Mansion, kelihatannya Tempat kediaman Tabata telah dibakar oleh salah seorang Cøde:Breaker ..." Ucapnya.
"Rencana berhasil, sekarang data yang telah dikumpulkan akan ku kirim ..." Lanjutnya.

"Kau mengumpulkan data darah langka seperti itu, memangnya untuk apa?" Di depannya, Toki telah menunggu.
"Kau ... Tsuno ... Sang dalang di balik semua ini ... Sekretaris Tabata"
"Cø...cøde:Breaker!? Ke... Kenapa kau ada di sini!?" Ucap kaget Tsuno.
"Targetku sejak awal sebetulnya cuma kau ..." Ucap Toki.
"Apa!?"
"Data penderita darah langka yang terkumpul dari hasil menghasut Tabata yang ingin menolong putrinya, akan kau gunakan untuk apa? Apa kau disuruh orang lain untuk melakukannya? Oleh siapa? Apa ada hubungannya dengan Yang Dicari Ogami? Huh ... Bertanyapun pasi kau nggak tahu ya ..."
"A...aku tidak membunuh sipapun!! Yang melakukan semua ini adalah Tabata!!"
Dor ... Dor ...
Tsuno mencoba untuk menembak Toki, namun itu sia-sia.
"Uwaa... Kenapa ngomong begitu? Padahal, kau sendiri yang menghasutnya ..." Dengan mudah, Toki menahan tembakannya.
"Jangan lari ... Karena kau, banyak orang telah meninggal"
"Sial!! Jangan sombong!! Kau juga hanya seorang pembunuh kan!!" Tsuno mengarahkan pistolnya ke wajah Toki.22
"Beda ... Ini keadilan untuk menghabisi penjahat ... Ayo, jangan takut ... Kau akan mati setelah menceritakan semuanya" Ucap Toki dengan tenangnya.
"Da...da...hii...dasar...pp...pembunuh ..." Ucap Tsuno ketakutan.

"Mata dibalas dengan Mata ... Gigi dibalas dengan Gigi ... Kejahatan dibalas dengan Palu Keadilan"

"Gyaaaaaaaaa.....!!!"

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.