Defense Devil 2

Judgment-2

Pohon Apel 1

"Evakuasi darurat ... Hukum pembebasan tindakan ilegal yang dilakukan di luar keinginan sang pelaku" Ucap Kucabara sambil membaca buku Hukum Pengacara Dunia Setan, dan makan mi instant.
"Pada situasi seperti ini, pengacara juga dibebaskan dari tanggung jawab dosa ... Wah, ini bagus ... Catat, catat!" Lanjutnya.

Sementara itu, Bichura sedang sibuk memasukan Dark Matter yang telah mereka dapat ke dalam tabung yang bertuliskan Dark Matter.
"Bichura, Tambah donk! Ternyata mi dunia manusia memang enak!"
Buaaaakkk ....
Bichura melempari wajah Kucabara dengan potongan kaki seekor setan.
"Makan terus, padahal kau tak mencari uang sedikitpun ... Berani sekali minta nambah!" Teriak Bichura.
"Selain itu, lihat! Ini Dark Matter yang diambil dari Tom yang waktu itu!! Gara-gara tuan menggunakan kekuatan dengan boros ... Jumlah yang dibutuhkan untuk kembali menjadi setan ... 1/1000nya pun tak terkumpul!!" Jumlah Dark Matter di dalam tabung hampir tak terlihat.
"Tapi, untung masih ada ya?" Ucap Kucabara.
"Apanya yang untung!? Kalau begini terus ... Berusaha 100 tahunpun, kau tak akan bisa kembali jadi setan!! Makanya, menyerah saja jadi pengacara! Ayo kita kerja sambilan membersihkan mayat monster dengan serius!! Kalau kita membersihkannya dengan tuntas dan menjualnya ke Toko Dunia Setan, kita bisa membeli 200 gram Dark Matter!!"
"Maaf Bichura, aku ... Nggak bisa"
"Kenapa?"
"Soalnya nanti tanganku capek"
BUAAAAKKK ...
Tendangan Bichura tepat mengenai wajah Kucabara.
"Kau pikir kau siapa!? Dengar ya! Bersihkan semuanya hari ini juga! Kau ingin makan ramen kan!?" Ucap Bichura.

"Eh?" Kucabara melihat ke arah Timbangan setan di belakangnya.
"Devil scalenya nggak seimbang ... Pemberitahuan bahwa ada arwah di Event Horizon ... Bichura!!"
"Sudah ku bilang kan!! Aku nggak ingin melakukan Defense Devil!! Aku juga nggak ingin kesulitan. Dan lagi, setan membantu kriminal itu sangat konyol!! Gara-gara tuan, aku jadi menanggung malu!!" Ucap Bichura.
"Kau benar ... Memalukan ya ... Setan yang diusir dari Dunia Setan sepertiku ..." Ucap Kucabara dengan tampang memelas.
"Ng, nggak, bukan itu maksudku!! Dasar, langsung murung ... Aku yang salah, maaf!" Ucap Bichura.
DUKKK...
Kucabara menghantam kepala Bichura dengan kotak, kemudian menyeretnya.
"Kalau ingin minta maaf, ikut aku!! Kita harus menemui arwah itu sebelum dewa kematian datang!!" Ucapnya.
"Iya, iya, aku mengerti! Tapi, kali ini berjanjilah! Target kita hanya satu! Dark Matter!! Kau tak boleh bersimpati pada arwah!! Tak perlu memperlihatkan kebaikan!! Soalnya kita harus pulang secepatnya! Ke rumah tempat keluarga kita menunggu!!" Ucap Bicura.
"Keluarga ... Keluarga ya ..."

Sementara itu, di Event Horizon.
"Apa ... Ini? Aku, kenapa??" Seorang arwah wanita sedang berdiri tanpa tahu apa-apa.
"Tempat ini ... Event Horizon ... Perbatasan antara dunia yang sebenarnya dan Neraka ... Juga tempat perginya arwah yang dicurigai melakukan dosa sebelum mati sepertimu ..." Saat itulah, Kucabara muncul.
"Si, siapa kau??"
"Namaku ... Kucabara ... Aku pelindung keseimbangan Event Horizon ini, dan pengacara Neraka" Jelas Kucabara.
"Anu ... Aku sama sekali tak mengerti apa yang kau katakan ..." Ucap si Arwah.
"Arwah yang lambat mengerti, tampaknya ini akan makan waktu ... Nami Hassey, kemarin, dalam perjalanan pulang ke rumah ... Ketika sedang menunggu kereta di stasiun ... Jatuh ke Rel dan meninggal tertabrak kereta ... Dan penyebab kematiannya adalah ... Bunuh diri!"
"Bunuh diri!? Kenapa ... Kenapa kau bilang bunuh diri!? Itu kecelakaan!!" Protes arwah yang disebutkan bernama Nami itu.
"Aku mendekat karena ingin menolong anak kecil ... Tapi, aku terjatuh tanpa sengaja!" Lanjutnya.
Sejenak Kucabara terdiam, kemudian berkata ...
"Aneh ... Dalam catatan ini, ditulis Bunuh Diri ... Aku mencuri data yang dibagikan pada Dewa Kematian, jadi seharusnya ini benar ... Yah, lebih baik ku pastikan dengan mata kepalaku sendiri ... Karena bunuh diri adalah tindakan yang membawa penderitaan, bukan hanya bagi dirimu sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarmu ... Itu dosa besar yang paling membuat dewa marah"

Syaaat ...
Di layar Event Horizon, terlihat masa lalu Nami.

"Kyaaaaaaa!!" Teriak Nami yang melihat kematiannya sendiri.
"Tidak! Tidak!! Aku ... Menabrak orang ..." Ucap sang masinis.

"Uuh ... Nami ... Kenapa?" Orang tua Nami menangisi kematian putrinya.

"Permisi ..." Seseorang bertamu ke rumah Nami, kedua orangtuanyapun membukakan pintu.
"Aku datang sebagai wakil kereta xx ... Kami turut berduka cita, tapi kematian putri anda ... Telah menimbulkan banyak kerugian, kami minta kebijakan anda untuk membayar kompensasi kerugian itu ..." Ucapnya.

Di suatu tempat, orang-orang sedang melihat berita di TV.
"Kemarin, karena kasus bunuh diri yang dilakukan seorang siswi di Stasiun Pusat ... Jalur yang terhambat masih belum beroprasi ..." Terang sang reporter.
"Kenapa sengaja bunuh diri di Stasiun?" Ucap salah seorang dari mereka.
"Apa kau sudah lihat berita? Parah sekali ya?" Tambah yang lainnya.
"Katanya ia bermaksud melibatkan anak kecil yang ada di dekatnya"
"Yang benar? Orang yang menyusahkan seperti itu ... Mungkin memang lebih baik mati"

Bwoosshh ... Tayangan masa lalu Nami berakhir sampai situ.

"Salah, itu ... Bukan kenyataannya ... Kalau seperti ini ... Aku ... Kesal ..." Nami meneteskan air mata, Terlihat keberadaan Dark Matter di sekitar tubuhnya.
"Walau kau kesal, warna Dark Matter yang muncul dari tubuhmu terlalu hitam ..." Ucap Kucabara.
"Jumlah Dark Matter adalah besarnya kebencian terhadap dosamu selama di dunia ... Dan milikmu, merupakan jumlah energi yang cukup untuk seorang kriminal ... Dewa kematian yang menginginkannya akan segera muncul, kau akan dibawa ke Neraka" Lanjutnya.
"Ne, Neraka ..." Nami tersimpuh lemas.
"Ada satu yang ingin ku tanyakan padamu ... Padahal hari kematianmu sangat dingin karena badai salju ... Kenapa pakaianmu begitu tipis?" Tanya Kucabara.
"Eh, i ... Itu ... Aku tak ingat" jawabnya.
"Kau tang ingat gara-gara shock pada saat kau meninggal, kau akan segera mengingatnya ... Tapi, pasti banyak hal yang tak kau mengerti ... Nami ... Apa kau mau membuat kontrak denganku? Aku pengacara ... Kalau kau membuat kontrak denganku, aku akan memeriksa apakah alasanmu melakukan dosa itu bisa dibenarkan atau tidak ... Berdasarkan hasilnya, kau bisa dibuktikan tak bersalah dan menghentikan tuduhan tak adil dewa kematian. Kau bahkan bisa hidup kembali!" Terang Kucabara.
"Bayarannya ... Dark apa itu?" Tanya Nami.
"Eh? Ku pikir kau lambat mengerti ... Ternyata tidak juga ya? Itu benar! Tapi jangan khawatir, walau tak ada itu, kau akan baik-baik saja, malah sebaliknya ..."
"Anu ..."
"Kenapa kau tertawa?" Kucabara salting.
"Ah, tidak, wajah ini salah!! Otot wajahku bergerak terlalu banyak, benar-benar ... Biasanya, aku lebih serius ... Benda seperti Dark Matter sama sekali ..." Kucabara mengacak-acak mukanya.

Sementara itu, Bichura telah bersiap-siap untuk menjalankan actingnya.
"Bichura! Apa yang kau lakukan!? Hei, pada saat seperti ini, cosplay dewa kematian nggak usah muncul!" Ucap Kucabara.
"Baik, aku pergi sekarang ... Panas, sih ..." Ucap Bichura.
"Kau bicara dengan siapa? Cosplay apa?" Tanya Nami.
"Whaah... Kedengaran ya?"
"Habis suaramu keras sih"
"Nggak, nggak ... Aku bicara sendiri kok. Ku bilang, aku ingin mencoba cosplay" Ucap Kucabara.
"Sudahlah ... Yang lebih penting, tampaknya dewa kematian sudah datang" Lanjut Kucabara yang mengira kalau Dewa kematian dibelakangnya adalah Bichura yang menyamar.
"Hoo ... Lumayan juga kau ..." Ternyata ia adalah dewa kematian asli.
"Hah?"
Duaaakkk ...
Dengan mudahnya si Dewa Kematian memukul Kucabara hingga membuatnya terpental dan pingsan.
"Apa? Padahal aku memujinya karena ku pikir dia bisa membaca kehadiranku ... Ternyata cuma lalat" Ucapnya.
"Ssiapa??" Tanya Nami.
"Namaku Ponzol ... Dewa kematian yang khusus mengumpulkan jiwa orang yang bunuh diri sepertimu ..." Terang Dewa kematian yang bernama Ponzol itu.
"Kriminal besar memang hebat, Dark Mattermu gelap dan kualitasnya bagus ... Khu khu khu ... Lebih baik kau menyesal selamanya di Nerakaku!" Lanjut Ponzol.
"Kyaaaa!!" Nami berlari, mencoba untuk kabur.

"Tuan! Bertahanlah Tuan!" Bichura membuat Kucabara tersadar.
"Ga, gawat Bichura ... Kalau tak salah, Dewa kematian Ponzol itu ..." Perlahan, Kucabara mulai sadar.
"Menyerang dengan cara mengubah tumbuhan menjadi monster ... Dia penyihir!" Lanjutnya.

PLOK ...
Ponzol menepukan tangannya.
GROOORR .... Seketika rumput ilalang di dekatnya berubah menjadi monster yang kemudian mencengkram tubuh Nami dengan mulutnya.

"Kyaaaa.... Kyaaaaa!!!" Teriak Nami.
"Baru saja ku pikirkan ..." Ucap Ponzol.
"Daripada sengaja membawamu ke Neraka ... Mungkin lebih baik membereskanmu dan mendapatkan Dark Matter di sini ... Matilah kau!!"
BLARRRR ....
Tubuh Nami terhempas dan kemudian tergeletak lemas tak berdaya di atas tanah.
"Apa kau tahu kehebatan arwah?" Ucap Ponzol.
"Dibunuh dengan cara sekejam apapun, dia akan segera kembali seperti semula ... Tentu saja, mudah untuk memutuskan nyawanya ... Tapi, tak mungkin aku bisa menghentikan permainan menyenangkan seperti ini ... Bagaimana? Sakit kan? Sekali lagi yuk?"
"Hentikan" Kucabara menepuk pundak Ponzol.
"Lalat kecil ... Masih hidup ya?" Ucap Ponzol.
"Aku bukan lalat kecil ... Aku pengacara yang melindungi keseimbangan dunia ini ... Nami belum bisa disebut kriminal ... Dia arwah yang masih bisa diperiksa" Ucap Kucabara.
"Kalau aku nggak mau berhenti, apa yang akan kau lakukan?" Ponzol dan Kucabara saling menatap.
"Aku hanya bisa membawanya lari!"
Tanpa diketahui Ponzol, Bichura menggendong Nami dan membawanya kabur.
"Eh!?" Ponzol kaget.
"Bagus Bichura!!" Teriak Kucabara.
Bummm ... Bichura berubah wujud dan terbang.

PLOK ...
Ponzol kembali menepuk tangannya, Bunga di dekat Bichura berubah menjadi Monster dan kemudian menyerangnya.
"Uwaaaaa!!" Bichura yang kehilangan keseimbangan menjatuhkan Nami.
"Sial! Tuan!!"
"Serahkan padaku!!" Di bawah, Kucabara telah bersiap-siap.
"Dapat ..."
BATTTSS ...
Satu lagi Monster, muncul di dekat Kucabara.
"Ghuaaaaa!!"
Bruukk ...
Kucabara terpental dan kemudian terjatuh.

"Khu khu khu ... Pengacara yang melindungi keseimbangan katamu?? Cara bicaramu seolah-olah aku yang salah ... Lihat ini ikan teri!" Ponzol menangkap Nami, kemudian memperlihatkan jari-jari Nami pada Kucabara.
"Ini ... Bukti pasti bahwa wanita ini bersalah" Ucap Ponzol.
"Apa itu?" Tanya Bichura.
"Entahlah ..." Jawab Kucabara.

"Ini adalah bekas yang tertinggal setelah melepaskan cincin yang dipakai dalam waktu lama ... Manusia itu, bila pria dan wanita berpacaran, mereka akan memakai cincin yang sama sebagai buktinya ... Apa kau mengerti? Alasan wanita ini bunuh diri adalah ... Karena Patah Hati!" Jelas Ponzol.
"Wanita ini merencanakan untuk bunuh diri dua hari yang lalu ... Karena hubungannya diputus oleh pria yang sudah lama berpacaran dengannya"

Layar di Event Horizon kembali memperlihatkan masa lalu Nami.
Terlihat Nami sedang berada di dekat seorang pria.

"Wanita ini terus menempel pada pria itu" Ucap Ponzol.

"Kau keras kepala ya! Pergi sana!! Berisik tahu!"

"Ia dimaki dan ditinggalkan pria itu" Jelas Ponzol.
"Lalu di puncak keputusasaannya, dia pergi ke stasiun ... Dan menabrakan diri ke kereta ... Bum ... Pola yang sering terjadi ya" Lanjutnya.

"Sa, salah ... Itu untuk menolong anak kecil ..." Ucap Nami.
"Kyaaaaaa!!" Monster tumbuhan kembali menggigit Nami dan mengangkatnya ke udara.
"Dasar kriminal jahat, aku tak akan tertipu!" Ucap Ponzol.
"Walau kau hampir jatuh gara-gara bocah itu ... Kalau kau segera mengatur keseimbanganmu kembali, kau tak akan jatuh! Tapi, kau tak melakukannya ... Kenapa? Karena kau tak ingin hidup!" Lanjutnya.

Kucabara bersiap-siap untuk berlari menuju tempat si Monster.
BRUUUUKK .... Ia terjatuh, Bichura menahannya.
"Lepaskan aku Bichura!" Ucap Kucabara.
"Apa kau sudah lupa janjimu!? Tujuan kita hanya Dark Matter!! Dilihat bagaimanapun, gadis itu bunuh diri!! Kita tak perlu membantu kriminal lebih dari ini ..."
"Bichura! Ku bilang, lepaskan aku!"

"Tidakkk!!" Teriak Nami.
"Hei, di sini!!" Teriak Kucabara memancing Monster.
Monster mengejar Kucabara.
Kucabara terus berlari dan kemudian ...
BUAAAKKKK....
"Kena!!" Kucabara menendang kepala Monster, Nami terhempas.
"Hap ..." Kucabara menangkap tubuh Nami.

"Bekas cincin adalah bukti bunuh diri? Jangan membuatku tertawa, justru itu bukti bahwa ini bukan bunuh diri!! Nami tak bersalah ... Aku pasti akan membuktikannya!!" Ucap Kucabara. 

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.