Fairy Tail 56

Bunga yang Mekar Di Tengah Derasnya Hujan 

Duak Duak Duak Bak Buk ...
Bak Buk Bak Buk!! Elfman terus mengahajar tubuh Sol.

"Elfman ..." Mira agak khawatir.

Elfman menghentikan aktivitasnya, ia segera bergegas menuju tempat Mira.

"Apa kau bisa ... Mendengarkan suaraku??"

Drapp....
Elfman sampai di jari MK II.

"Apa kau ... Kehilangan kesadaranmu lagi ...? Elfman ..."

Elfman merenggangkan jari MK II dan langsung memeluk kakaknya.

"Maafkan aku kak ... Kau sudah tak mau melihat sosokku yg seperti ini lagi kan?? Gara-gara aku tak bisa mengendalikan mahluk ini, Rihana harus ..."
"Kau ... Kesadaranmu ..."
"Tapi ... Tak ada pilihan lain selain ini ... Demi melindungi kakak, Fairy Tail, dan semuanya, aku harus jadi kuat ..."
mendengar kata-kata Elfman, Mira mencoba untuk tersenyum.
"Risana mati bukan karena dirimu ... Waktu itu kau bahkan berusaha melindungi kami mati-matian ..."
"Tapi aku tak bisa melindungi kalian ..." Elfman kembali ke wujudnya semula.
"Dan Risana harus mati"
"Tapi aku masih hidup" Mira menenangkan Elfman.
"Kakak ..."
"Sekarang sudah dipastikan kan, bahwa kita berdua harus tetap hidup, juga demi anak itu ..."

"Kakak.... Untunglah kau selamaaaatttt!!" Elfman tak sanggup menahan air matanya.
"Sudah ... Lalu untuk apa kau menangis!!"
"Huwaaaaaa..."
"Terima kasih ... Elfman"



"!"
Mira melihat ke depan.
"Ad... Ada apa!? kakak!?"
"Kecepatannya menuliskan mantera sihir itu ... Semakin melambat"
"Eeh!?" Elfman juga baru menyadarinya.
"Apa gerangan yg terjadi ya??" Mira tak habis pikir.
"Sihir 4 Elemen yg terlarang ... Abbys Break ... 4 Elemen ... Api ... Air ... Angin ... Tanah ..." Mira terlihat teringat akan sesuatu.
"Elfman!! Element 4 yg tersisa itu apa unsurnya!!"
"Eh!? Anu ... Tinggal dua orang rasanya ..."
"Ternyata ... Setelah dia kau kalahkan, gerakan Titan ini semakin lambat"
"Apa katamu!?"

"Dengan kata lain, sumbangan energi Titan ini sebenarnya berasal dari empat elemen!! Kalau kita berhasil mengalahkan semua anggota Element 4, maka sihir ini bisa kita hentikan!!"
"Benarkah!?"
"Cepat!! Seharusnya mereka ada di dalam Titan ini!!" Teriak Mira.
"Ba...Baik"

"Syukurlah, kelihatannya Mira baik-baik saja" dari bawah, Cana mengamati.
Brukk ...
Tiba-tiba saja ia rebah.
"Cana!!"
"Ak... Aku tak apa-apa... Daripada memikirkanku, fokuslah pada musuh di hadapanmu... Kita harus melindungi Fairy Tail!!" Cana mencoba untuk bangun.

"Dia memaksakan diri ... Meskipun begitu, ternyata di Guild kami ... Para wanitanya kuat-kuat ya ..." Pikir pria tadi.

Di dalam Guild, Natsu dan Happy masih berlari tanpa tujuan.
"Aku dapat ide bagus nih!" ujar Natsu sambil terus berlari.
"ide apa?"
"Kalau Joze dikalahkan, perang ini akan segera berakhir kan?"
"Kau itu ngomong apaan sih!? Joze itu sekuat Master kita!! Natsu nggak bakalan bisa menang melawannya!!"
"Tapi, kakek nggak ada sekarang!! Kalau begitu siapa yg akan melawan Joze!?"
"Whaaa... Natsu bodoh!! Kau malah mengingatkanku pada apa yg sebelumnya nggak ku pikirkan!!"
"Apa!?"
"Memang benar ... Master dan Elsa sekarang nggak ada ... Perang ini ... Apapun yg terjadi, pada akhirnya kita harus melawan Joze ..."
Plok ...
"Masih ada aku kan" Natsu mengelus-elus kepala Happy.
"Ya ..."

"Kenapa ya? Padahal Master dan Elsa punya energi sihir yg lebih tinggi ... Tapi semua orang selalu menaruh harapannya pada Natsu" pikir Happy.

Bwooozzz ...
"Menyedihkan ..."
Seseorang telah berdiri di depan Natsu.
"Sayap api telah gugur dan membusuk ... Ahh ... Dan yg tersisa di sana hanyalah Bangkai naga ..."

"Hah??"
"Natsu ... Dia anggota Element 4!!"

"Namaku Aria ... Yg tertinggi di Element 4 ... Aku datang untuk berburu naga"

Sementara itu, di tempat Gray.
"Ng? Hujan ... Kenapa sekarang turun?"

"Dengan tenang ..."
Seorang wanita berdiri beberapa meter di depannya.
"Begitulah ... Jubia adalah satu-satunya wanita hujan di Element 4 ... Dengan tenang ..." Wanita dengan payung tersebut adalah Jubia.

"Element 4?"
"Aku tak menyangka kalian bisa merobohkan kedua elemen lainnya ... Tapi aku tak akan selemah itu ..."

"Maaf saja, Tak peduli apakah dia itu perempuan atau masih anak-anak, aku tak akan memberi ampun ada orang yg sudah berani melukai teman-temanku"

pesshh...
Tiba-tiba saja pipi Jubia memerah.

"Be ... Benarkah ... Kalau begitu ... Aku yg kalah" Jubia menghadap ke belakang.
"Hei, Hei, Hei!! Apa-apaan ini maksudnya!?"

"Haah... Jubia, apa yg terjadi pada dirimu ... Rasa berdebar-debar di dadaku ini ..." Dada Jubia berdebar-debar.

"Hei... Tunggu! Cepat hentikan raksasa ini!!"

"Aku ingin memilikinya ... Jubia ... Sudah tak bisa menahannya ..." Perasaan Jubia kacau.

"Water Lock!!"
"Oagh..."
Jubia langsung menyerang Gray, Gray terkurung dalam penjara air.

"Waahh!! Aku malah melukai dirinya!! Ba... Bagaimana ini!? Harus segera melepas sihirnya!!"

Hiaaaaahhh....
Gray membekukan dan menghancurkan air yg mengurungnya.

"Di... Dia membekukan dan menghancurkannya ... Padahal ku pikir Water Lock Jubia tak akan bernah bisa dihancurkan ... Es dan air ... Apakah ini takdir ... !?"

"Boleh juga kau brengsek!! Aduh ..." Gray membuka bajunya.
"Ke... Kenapa ... Dia melepas bajunya!? Pa.. Pa, pa... Padahal aku masih belum siap"

"Ice make ... Reims!!"
Bwatss... Gray menembaki tubuh Jubia dengan tombak-tombak Es.
Zrash ... Zrash ... Zrash ...
Tubuh Jubia yg terkena serangan mencair.
"Eh??"

"Tubuh Jubia terbuat dari air ..."
"Air katamu!?" Gray terkejut.

"Yg barusan itu adalah serangan ya ... Dia adalah musuh ... Jubia tak berpikir jernih ... Ini adalah perang ..."

"Selamat tinggal bunga cinta mungil ku!! Water Slicer!!"
"Dia ngomong apaan sih?? Gwhoaaaa....!!" Gray terpental terkena serangan Jubia.
"Ice Make ..."
Gray balik menyerang.
"Battle axe!!"
Zrash ... Zrash ...
Tubuh Jubia kembali mencair.
"Kau tak bisa menang melawan Jubia ... Kalau mundur sekarang ... Kau masih bisa ku maafkan ..." tawar Jubia.
"Tolong bawa Lucy ke sini ... Kalau kau lakukan itu, aku bisa membujuk Master untuk mundur ..." Lanjut Jubia meminta.

"Hei ... Ini bukan waktunya untuk bercanda seperti itu ... Kedua pihak sudah tidak bisa mundur lagi sekarang kan ... Lucy adalah temanku ... Aku tak akan menyerakannya meski nyawa taruhannya"
Brasshh.....
Payung Jubia terjatuh.
"Meski nyawa taruhannya ... Saingan dalam cinta ... Hikss ..."
Jubia cemburu.
Drr... Drr ...
"Iiiiikhhhh...!!!"
emosi Jubia memuncak.
"Jubia tak akan memaafkannya!! Aku tak akan memaafkan Lucy!!" Air di sekitar Jubia berubah menjadi air panas.

"Panas!! Air panas!! Tapi, kenapa dia marah sama Lucy sih??"

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.