"Hahahaha ... Inikah kartu yg trend di amerika itu ..."
"Ini adalah Magic and Wizard" kakek Sugoroku sedang memperlihatkan kartu-kartu koleksinya pada Yugi, Junoichi dan Anzu.
"Hmm"
"Konon di Jepangpun sedang trend ya ..." ucap Yugi.
"Perbedaannya dengan kartu remi biasa terketak pada ... Nah, lihat ... Ada berbagai macam gambar kan? Ada beribu-ribu kartu yg bergambar monster atau Tukang Magic"
"Waw ... Gambarnya bagus sekali ya ..."
Anzu melihat-lihat.
"Di antaranya ada juga yg menggunakan Grotesque" lanjutnya.
"Hmm ... Tapi bagaimana cara memainkan kartu ini?? Apa cara bermainnya seperti Menko??" tanya Junoichi.
"Ini disebut Trading Card Game ... Maksudnya permainan menukar kartu ... Permainan ini dimainkan oleh 2 orang dan mereka akan mempertaruhkan selembar kartunya, kalau kalah kartu itu menjadi milik lawan!" jelas Yugi.
"Aturan mainnya, kedua pemain memanfaatkan monster atau kekuatan Magic atas kartu yg dipegangnya ... Pada setiap kartu, terdapat Attack dan Defense yg berbeda-beda. Dan orang yg berhasil terlebih dahulu menghabiskan life point lawanlah yg menang" lanjutnya.
"Tentu saja tergantung kartunya ... Jika ada kartu yg kuat, maka ada kartu yg lemah!" tambah Kakek Sugoroku.
"Tapi, kalau harus kumpulkan berjumlah ribuan ini, tak ada habis-habisnya donk!" ucap Junoichi.
"Di Amerika malah ada seorang maniak yg menjual rumahnya, untuk mendapat kartu-kartu itu!" kata Yugi.
"Sebetulnya kakek juga seorang maniak dan punya kartu yg hebat!"
"Kartu yg hebat??"
"Ha ha ha ... Apa boleh buat ... Akan ku tunjukan pada kalian ... Ini harta pusakaku! Ini dia ..." Kakek Sugoroku menunjukan selembar kartu.
"Kartu ini disebut Blue Eyes White Dragon ... Karena terlalu kuat, maka pembuatan kartu ini segera dihentikan, kalau dia seorang maniak, maka pasti dia menginginkan kartu maha ultra ini!" Jelas kakek Sugoroku.
"Hmm ... Kalau dijelaskan seperti itu, rasanya jadi serius" ujar Anzu.
"Pasti bisa dijual dengan mahal!" pikir Junoichi.
"Baiklah Yugi! Besok kita main Magic and Wizard di sekolah ya!"
"Ayo!" Yugi menerima ajakan Junoichi.
"Kakek, aku mau beli kartunya ... Kalau bisa berikan kartu yg kuat!"
"Wah, kalau itu ... Kita tak akan tahu kalau kita tidak membuka kotaknya ... Ha ha ha ... Terimakasih" Kakek Sugoroku menyerahkan kotak berisi kartu ke Junoichi.
"He he he ... Aku juga beli!"
"Wow, kelihatannya yg ini kuat juga!"
"mana, lihat??"
Tring ....
Bel tanda pintu dibuka berbunyi.
"Selamat datang" Kakek Sugoroku menyambut pelanggan.
"Lho ... !? Hmm ... Ternyata toko mainan ini rumahmu, Yugi?"
"Eh ... Kamu, Kaiba ..."
"Hai ..." orang itu adalah teman sekelas Yugi, Seto Kaiba.
"Kalian juga main Magic and Wizard ya?" tanya Kaiba.
"Hm ... Kaiba juga? Kebetulan ... Kita sedang berencana untuk memainkannya di sekolah besok. Wah, tambah lagi anggotanya"
"Hm? Anggota? Hei... Hei .... Jangan begitu ... Apa kalian punya kemampuan itu ...?" Kaiba meremehkan mereka berdua.
"Coba aku lihat kartumu ..." Kaiba melihat-lihat kartu Junoichi.
"Hahahaha ... Tidak ... Tidak bisa ... Kalian kan masih pemula!! Tak akan sanggup melawanku!! Kartunya jelek semua" Kaiba menghamburkan kartu Junoichi.
"Hei, itu kartu orang ..."
"Kalau kemampuanku sudah sampai taraf Internasional! Jadi, mana mungkin kalian bisa kalahkan kartu-kartuku yg kuat itu ... Ya, paling tidak, kalau kamu berhasil mengumpulkan 10.000 kartu, baru kamu ajak aku ya ... Hahaha"
Junoichi berusaha menahan amarahnya.
"Sudahlah ... Junoichi ... Kita saja yg main ..."
"Ugh, aku benar-benar kesal! Kalau ini sebuah perkelahian, aku tidak akan kalah" pikir Junoichi.
"Kek ... Apa di Toko Mainan ini, ada kartu yg bagus? Aku akan membelinya"
"Iya... Ya... Terimakasih..."
"Hmm..."
Kaiba melirik ke kartu Blue Eyes White Dragon.
"Aa... Apaaaaa!?" Kaiba sangat terkejut.
"Ka... Kartu ini... Kartu Blue Eyes White Dragon yg langka itu ..." pikirnya.
"Ka... Kakek... Dari mana kartu ini!? Kenapa ada di sini!? Aku ingin melihatnya!!" pinta Kaiba.
"Hanya lihat saja ya" dengan ragu-ragu, kakek Sugoroku menyerahkan kartu langka tersebut.
"...." Kaiba terdiam memandang ke arah Blue Eyes White Dragon.
"Ba...baru kali ini...aku tak mengira bisa lihat kartu aslinya... Kartu level 8 dengan attack dan defense yg tinggi, kartu yg ultra kuat!! Kartu langka ... Kalau saja kartu ini bisa aku dapatkan ... Tak ada tandingannya!!"
pikirnya.
"Selesai!!" Kakek Sugoroku memotong lamunan Kaiba dan buru-buru mengambil kembali kartunya.
"Ugh ... Kek ... Kartu Blue Eyes White Dragon itu ... Aku tukar dengan ini ya!!" Kaiba memperlihatkan satu koper penuh kartu.
"Whaaah, hebat!!"
"Satu koper penuh kartu!!"
Yugi dan yg lainnya terkejut.
"Tidak ..."
"Waw, kakek yg menolak permintaan itupun hebat!!"
"Haaah ... Bagaimanapun tidak bisa ... Memang ... Kalau aku punya kartu itupun, tidak akan menukarkannya ... Ternyata kakek ini tahu betul arti kartu itu!" pikir Kaiba.
"Hahaha... Kalau tidak salah... Namamu Kaiba ya... Kakek bukannya tidak mengerti perasaanmu yg sangat menginginkan kartu ini ... Tapi ... Alasan kenapa kakek tak ingin melepaskan kartu ini, singkatnya bukan karena kartu ini kuat ... Kartu ini pemberian seorang sahabat bermain kartu, yg tinggal di Amerika. Jadi ... Maksudnya ... Nilai kartu ini sama besarnya dengan nilai sebuah persahabatan. Jadi, kakek tak bisa melepas kartu ini ... Sama seperti kartu lemah yg lainnya ... Tidak hanya itu ... Dalam sebuah pusaka yg sesungguhnya, ini terdapat hati yg bersemayam di dalamnya. Begitu pula dengan kartu ini! Terdapat hati yg tak bisa ditukarkan dengan apapun! Jadi, sebaiknya Kaiba juga memelihara dan menyayangi setiap kartu yg ada di dalam koper ini ... Jadi, kekuatan permainan yg sesungguhnya adalah seperti itu ..." jelas kakek Sugoroku panjang lebar.
"Huh ... Baiklah ..." Kaiba menutup kopernya dan membawanya pergi.
"Wah, kakek bisa juga berkata seperti itu!" ucap Junoichi. Kakek hanya tertawa.
"Tapi, benar juga ya ... Kakek belum pernah kalah dalam permainan ini, walaupun kakek tidak pernah menggunakan kartu itu" ucap Yugi.
Tak terasa, hari itupun berakhir. Kesokan harinya, di sekolah ...
"Hei ... Junoichi, apa yg sedang kamu lakukan?" tanya Honda.
"Hehehe ... Aku sedang bermain kartu Magic and Wizard"
Junoichi dan Yugi bermain Magic and Wizard di dalam kelas.
"Yugi, ini serangan zombie ku lho ..."
"Akan ku lawan dengan kartu ini! Berikutnya giliranku kan? Baiklah ... Kartu ini kuat, Dark Dragon" Yugi memanggil kartu monster.
"Dengan kartu ini, aku balas serangan zombienya Junoichi"
"Aku jadi tak bisa apa-apa!"
"Dengan begitu life point Junoichi akan dikurangi, dari 2000 menjadi 1500" ucap Yugi.
"Aku tak punya kartu yg kuat ... Uggh... Lagi-lagi aku kena serangan!"
"Hore... Aku menang"
Singkat cerita, Junoichi telah kalah.
"Ugh, Life pointku jadi 0, aku kalah!"
"Junoichi, kamu lemah sekali sih"
"Hahaha.. Aku nyerah...kartuku tak ada yg kuat!"
"kamu harus dapatkan kartu yg lebih kuat!" saran teman-teman yg menonton.
"Hahaha... Pertarungan yg levelnya sangat rendah... Kalau begini, lebih kuat anak SD yg ikut dalam perlombaan tingkat Nasional" pikir Kaiba yg sejak tadi ikut menonton.
"Yugi!" sapa Kaiba dengan wajah tersenyum.
"Eh... Kaiba"
"Hehehe ... Walaupun hanya menonton, ternyata menyenangkan juga ... Tapi ... Jangan-jangan di dalam tasmu itu tersimpan Blue Eyes White Dragon ... Ini hanya feelingku sih" Ucap Kaiba seraya menunjuk tas Yugi.
"Kok kamu tahu? Sebenarnya kemarin, aku minta pada kakekku untuk membawa kartu itu 1 hari saja ... Dengan syarat tidak digunakan pada saat bermain!"
"Kalau boleh, aku ingin melihatnya sekali lagi ... Setelah melihat kartu itu, malamnya aku jadi tak bisa tidur ..." pinta Kaiba.
"Lagipula ... Kata-kata kakekmu kemarin itu menyadarkanku ... Yaitu untuk lebih mencintai kartu" lanjutnya.
Setelah pikir-pikir, akhirnya Yugi menyerahkan kartu Blue Eyes White Dragon yg memang ada di dalam tasnya.
"hmm ... Boleh lah! Akan ku perlihatkan"
"Hmmm ... Ternyata kartu ini memang benar-benar bagus!"
Deg ...
Sambil memandangi kartu Yugi, ia mengambil sebuah kartu dari saku celananya.
"Hehehehe ... Aku akan tukar dengan Blue Eyes White Dragon milikku, yg aku copy dari katalog" pikirnya.
"Terima kasih, Yugi, sepertinya aku jadi bisa lebih mencintai permainan ini, setelah memegang kartu itu!" Kaiba menyerahkan kartu palsu Blue Eyes White Dragon pada Yugi.
"..." Yugi menerimanya, namun sepertinya ia menyadari sesuatu.
"Hore! Rencanaku berhasil! Pasti Yugi yg bodoh itu tidak akan tahu"
pikir Kaiba.
"Sudah ya ... Selamat menikmati permainanmu!" Kaibapun pergi dengan senyum kemenangan.
"Hei, Yugi sekali lagi ..."
"Apa? Iya ..." Yugi dan Junoichi terus bermain.
Tak terasa waktu begitu cepat, setelah sekolah usai Kaiba dan murid yg lainnya pulang ke rumah masing-masing.
"Hahahaha ... Sepertinya pada pertandingan berikutnya, juaranya sudah dapat dipastikan, rasanya kemenangan sudah di tanganku!" pikir Kaiba selagi berjalan keluar dari sekolah.
"Kaiba!"
seseorang mencegatnya.
"Yugi!? Ha ha ... Ha ... Yugi ... Baru mau pulang?" Kaiba terlihat khawatir.
"Kaiba! Aku minta tolong, kembalikan kartuku!" pinta yugi memelas.
"Apa!?"
"Tadi aku tak sanggup mengatakan bahwa kamu telah menukar kartu itu, karena banyak teman-teman ..."
"Ja... Jadi... Kamu menuduhku telah menukar kartu itu!? Bukankah kartu itu sudah ku kembalikan!?" bentak Kaiba.
"Walaupun begitu, aku masih bisa bedakan kartu yg asli dan kartu hasil kopian ... Tolonglah kembalikan kartu itu"
"Ugh ... Aku sudah katakan bahwa aku tidak tahu!!"
Kaiba semakin emosi.
"Kaiba juga pasti tahu! Seberapa besar artinya kartu itu bagi kakek! Kalau aku melanggar janji dan tidak bisa mengembalikan kartu itu padanya, maka sama saja aku telah menghancurkan hatinya! Aku tak ingin mengkhianati kakekku tersayang!"
"Dasar ... Aku sendiri merasa harga diriku diinjak-injak ... Aku benar-benar tidak tahu! Sebelum kamu mengatakan kakek... Kakek dan kakek ... Apakah kamu tidak bisa mempercayai kata-kata temanmu?" Kaiba bergegas pergi.
"Kaiba!"
"Cerewet!!"
Buk...
Kaiba memukul Yugi dengan kopernya.
"Masalah rasa chnta terhadap kartu atau apa sajalah itu bukan urusanku!! Bilang pada kakekmu!! Bahwa demi memenangkan pertandingan, apapun akan ku lakukan, itulah aku ... hahaha..."
Deg ... Deg ... Deg ... Detak jantung Yugi semakin kencang.
Whuusss ...
Yugi berubah menjadi Yami Yugi.
"Kaiba, sepertinya aku harus menentukan sikapku dengan Game of Darkness! Lalu ... Akan aku ambil kembali hati kakek!!"
Jreeeeeengggg.....
Yugi dan Kaiba telah bersiap-siap melakukan permainan Magic and Wizard.
"Yugi! Aku tak mengira kamu akan menantangku bermain Magic and Wizard ... Apa yg kamu pikirkan? Hahahaha ..."
"Seharusnya aturan main Magic and Wizard kali ini, sedikit berbeda dengan aturan main Magic and Wizard yg biasanya! Kamu akan tahu sendiri!"
"Hmm ... Menarik juga"
"Seperti apapun aturan mainnya ... Tidak akan mungkin dapat menang dari kartuku ... Kalau sudah kepepet, aku punya kartu Blue Eyes White Dragon kan ...? Dan aku katakan saja bahwa aku mendapatkannya dari orang lain!" pikir kaiba.
"Life Point setiap pemain adalah 2000, jika Life Pointnya 0, maka dialah yg kalah ... Kartu setiap pemain 40 lembar!"
"Permainan dimulai!!"
"Kalau begitu aku duluan!" Kaiba mendraw sebuah kartu.
"Hmm, kartu level 5!! Yaitu Gargoyle!" Kaiba mendraw kartu dengan ATK 1000 dan DEF 500, kemudian memasangnya dalam posisi menyerang.
Bwoowwww...
Sebuah Monster muncul dari dalam kartu tersebut.
"A... Apa ini...!? Gambar dalam kartu itu menjadi nyata!!"
"Kalau begitu ... Kartu yg dapat menahan serangan Gargoyle adalah kartu yg ini ... Dark Dragon!!" Yugi mengeluarkan kartu dengan ATK 1500 dan DEF 800. Sama halnya seperti kartu Kaiba, monster dari kartu Yugi juga keluar.
"Sudah ku katakan, bahwa permainan ini sedikit berbeda dengan permainan biasa!" jelas Yugi.
Kedua monster yg keluar dari dalam kartu saling berhadapan.
"Dark Dragon mengeluarkan semburan api pada Gargoyle!!" perintah Yugi.
"Huh ... Aku kalah ..." Monster Kaiba hancur.
"Kartu yg kalah akan menghilang!"
"Aa... Apa!?"
"Gambar dalam kartu itu menjadi nyata ... Dan Game of Darkness sudah menanti peserta Game!! Itulah aturan main Magic and Wizard ala Game of Darkness!!" jelas Yugi.
"Ini adalah Magic and Wizard" kakek Sugoroku sedang memperlihatkan kartu-kartu koleksinya pada Yugi, Junoichi dan Anzu.
"Hmm"
"Konon di Jepangpun sedang trend ya ..." ucap Yugi.
"Perbedaannya dengan kartu remi biasa terketak pada ... Nah, lihat ... Ada berbagai macam gambar kan? Ada beribu-ribu kartu yg bergambar monster atau Tukang Magic"
"Waw ... Gambarnya bagus sekali ya ..."
Anzu melihat-lihat.
"Di antaranya ada juga yg menggunakan Grotesque" lanjutnya.
"Hmm ... Tapi bagaimana cara memainkan kartu ini?? Apa cara bermainnya seperti Menko??" tanya Junoichi.
"Ini disebut Trading Card Game ... Maksudnya permainan menukar kartu ... Permainan ini dimainkan oleh 2 orang dan mereka akan mempertaruhkan selembar kartunya, kalau kalah kartu itu menjadi milik lawan!" jelas Yugi.
"Aturan mainnya, kedua pemain memanfaatkan monster atau kekuatan Magic atas kartu yg dipegangnya ... Pada setiap kartu, terdapat Attack dan Defense yg berbeda-beda. Dan orang yg berhasil terlebih dahulu menghabiskan life point lawanlah yg menang" lanjutnya.
"Tentu saja tergantung kartunya ... Jika ada kartu yg kuat, maka ada kartu yg lemah!" tambah Kakek Sugoroku.
"Tapi, kalau harus kumpulkan berjumlah ribuan ini, tak ada habis-habisnya donk!" ucap Junoichi.
"Di Amerika malah ada seorang maniak yg menjual rumahnya, untuk mendapat kartu-kartu itu!" kata Yugi.
"Sebetulnya kakek juga seorang maniak dan punya kartu yg hebat!"
"Kartu yg hebat??"
"Ha ha ha ... Apa boleh buat ... Akan ku tunjukan pada kalian ... Ini harta pusakaku! Ini dia ..." Kakek Sugoroku menunjukan selembar kartu.
"Kartu ini disebut Blue Eyes White Dragon ... Karena terlalu kuat, maka pembuatan kartu ini segera dihentikan, kalau dia seorang maniak, maka pasti dia menginginkan kartu maha ultra ini!" Jelas kakek Sugoroku.
"Hmm ... Kalau dijelaskan seperti itu, rasanya jadi serius" ujar Anzu.
"Pasti bisa dijual dengan mahal!" pikir Junoichi.
"Baiklah Yugi! Besok kita main Magic and Wizard di sekolah ya!"
"Ayo!" Yugi menerima ajakan Junoichi.
"Kakek, aku mau beli kartunya ... Kalau bisa berikan kartu yg kuat!"
"Wah, kalau itu ... Kita tak akan tahu kalau kita tidak membuka kotaknya ... Ha ha ha ... Terimakasih" Kakek Sugoroku menyerahkan kotak berisi kartu ke Junoichi.
"He he he ... Aku juga beli!"
"Wow, kelihatannya yg ini kuat juga!"
"mana, lihat??"
Tring ....
Bel tanda pintu dibuka berbunyi.
"Selamat datang" Kakek Sugoroku menyambut pelanggan.
"Lho ... !? Hmm ... Ternyata toko mainan ini rumahmu, Yugi?"
"Eh ... Kamu, Kaiba ..."
"Hai ..." orang itu adalah teman sekelas Yugi, Seto Kaiba.
"Kalian juga main Magic and Wizard ya?" tanya Kaiba.
"Hm ... Kaiba juga? Kebetulan ... Kita sedang berencana untuk memainkannya di sekolah besok. Wah, tambah lagi anggotanya"
"Hm? Anggota? Hei... Hei .... Jangan begitu ... Apa kalian punya kemampuan itu ...?" Kaiba meremehkan mereka berdua.
"Coba aku lihat kartumu ..." Kaiba melihat-lihat kartu Junoichi.
"Hahahaha ... Tidak ... Tidak bisa ... Kalian kan masih pemula!! Tak akan sanggup melawanku!! Kartunya jelek semua" Kaiba menghamburkan kartu Junoichi.
"Hei, itu kartu orang ..."
"Kalau kemampuanku sudah sampai taraf Internasional! Jadi, mana mungkin kalian bisa kalahkan kartu-kartuku yg kuat itu ... Ya, paling tidak, kalau kamu berhasil mengumpulkan 10.000 kartu, baru kamu ajak aku ya ... Hahaha"
Junoichi berusaha menahan amarahnya.
"Sudahlah ... Junoichi ... Kita saja yg main ..."
"Ugh, aku benar-benar kesal! Kalau ini sebuah perkelahian, aku tidak akan kalah" pikir Junoichi.
"Kek ... Apa di Toko Mainan ini, ada kartu yg bagus? Aku akan membelinya"
"Iya... Ya... Terimakasih..."
"Hmm..."
Kaiba melirik ke kartu Blue Eyes White Dragon.
"Aa... Apaaaaa!?" Kaiba sangat terkejut.
"Ka... Kartu ini... Kartu Blue Eyes White Dragon yg langka itu ..." pikirnya.
"Ka... Kakek... Dari mana kartu ini!? Kenapa ada di sini!? Aku ingin melihatnya!!" pinta Kaiba.
"Hanya lihat saja ya" dengan ragu-ragu, kakek Sugoroku menyerahkan kartu langka tersebut.
"...." Kaiba terdiam memandang ke arah Blue Eyes White Dragon.
"Ba...baru kali ini...aku tak mengira bisa lihat kartu aslinya... Kartu level 8 dengan attack dan defense yg tinggi, kartu yg ultra kuat!! Kartu langka ... Kalau saja kartu ini bisa aku dapatkan ... Tak ada tandingannya!!"
pikirnya.
"Selesai!!" Kakek Sugoroku memotong lamunan Kaiba dan buru-buru mengambil kembali kartunya.
"Ugh ... Kek ... Kartu Blue Eyes White Dragon itu ... Aku tukar dengan ini ya!!" Kaiba memperlihatkan satu koper penuh kartu.
"Whaaah, hebat!!"
"Satu koper penuh kartu!!"
Yugi dan yg lainnya terkejut.
"Tidak ..."
"Waw, kakek yg menolak permintaan itupun hebat!!"
"Haaah ... Bagaimanapun tidak bisa ... Memang ... Kalau aku punya kartu itupun, tidak akan menukarkannya ... Ternyata kakek ini tahu betul arti kartu itu!" pikir Kaiba.
"Hahaha... Kalau tidak salah... Namamu Kaiba ya... Kakek bukannya tidak mengerti perasaanmu yg sangat menginginkan kartu ini ... Tapi ... Alasan kenapa kakek tak ingin melepaskan kartu ini, singkatnya bukan karena kartu ini kuat ... Kartu ini pemberian seorang sahabat bermain kartu, yg tinggal di Amerika. Jadi ... Maksudnya ... Nilai kartu ini sama besarnya dengan nilai sebuah persahabatan. Jadi, kakek tak bisa melepas kartu ini ... Sama seperti kartu lemah yg lainnya ... Tidak hanya itu ... Dalam sebuah pusaka yg sesungguhnya, ini terdapat hati yg bersemayam di dalamnya. Begitu pula dengan kartu ini! Terdapat hati yg tak bisa ditukarkan dengan apapun! Jadi, sebaiknya Kaiba juga memelihara dan menyayangi setiap kartu yg ada di dalam koper ini ... Jadi, kekuatan permainan yg sesungguhnya adalah seperti itu ..." jelas kakek Sugoroku panjang lebar.
"Huh ... Baiklah ..." Kaiba menutup kopernya dan membawanya pergi.
"Wah, kakek bisa juga berkata seperti itu!" ucap Junoichi. Kakek hanya tertawa.
"Tapi, benar juga ya ... Kakek belum pernah kalah dalam permainan ini, walaupun kakek tidak pernah menggunakan kartu itu" ucap Yugi.
Tak terasa, hari itupun berakhir. Kesokan harinya, di sekolah ...
"Hei ... Junoichi, apa yg sedang kamu lakukan?" tanya Honda.
"Hehehe ... Aku sedang bermain kartu Magic and Wizard"
Junoichi dan Yugi bermain Magic and Wizard di dalam kelas.
"Yugi, ini serangan zombie ku lho ..."
"Akan ku lawan dengan kartu ini! Berikutnya giliranku kan? Baiklah ... Kartu ini kuat, Dark Dragon" Yugi memanggil kartu monster.
"Dengan kartu ini, aku balas serangan zombienya Junoichi"
"Aku jadi tak bisa apa-apa!"
"Dengan begitu life point Junoichi akan dikurangi, dari 2000 menjadi 1500" ucap Yugi.
"Aku tak punya kartu yg kuat ... Uggh... Lagi-lagi aku kena serangan!"
"Hore... Aku menang"
Singkat cerita, Junoichi telah kalah.
"Ugh, Life pointku jadi 0, aku kalah!"
"Junoichi, kamu lemah sekali sih"
"Hahaha.. Aku nyerah...kartuku tak ada yg kuat!"
"kamu harus dapatkan kartu yg lebih kuat!" saran teman-teman yg menonton.
"Hahaha... Pertarungan yg levelnya sangat rendah... Kalau begini, lebih kuat anak SD yg ikut dalam perlombaan tingkat Nasional" pikir Kaiba yg sejak tadi ikut menonton.
"Yugi!" sapa Kaiba dengan wajah tersenyum.
"Eh... Kaiba"
"Hehehe ... Walaupun hanya menonton, ternyata menyenangkan juga ... Tapi ... Jangan-jangan di dalam tasmu itu tersimpan Blue Eyes White Dragon ... Ini hanya feelingku sih" Ucap Kaiba seraya menunjuk tas Yugi.
"Kok kamu tahu? Sebenarnya kemarin, aku minta pada kakekku untuk membawa kartu itu 1 hari saja ... Dengan syarat tidak digunakan pada saat bermain!"
"Kalau boleh, aku ingin melihatnya sekali lagi ... Setelah melihat kartu itu, malamnya aku jadi tak bisa tidur ..." pinta Kaiba.
"Lagipula ... Kata-kata kakekmu kemarin itu menyadarkanku ... Yaitu untuk lebih mencintai kartu" lanjutnya.
Setelah pikir-pikir, akhirnya Yugi menyerahkan kartu Blue Eyes White Dragon yg memang ada di dalam tasnya.
"hmm ... Boleh lah! Akan ku perlihatkan"
"Hmmm ... Ternyata kartu ini memang benar-benar bagus!"
Deg ...
Sambil memandangi kartu Yugi, ia mengambil sebuah kartu dari saku celananya.
"Hehehehe ... Aku akan tukar dengan Blue Eyes White Dragon milikku, yg aku copy dari katalog" pikirnya.
"Terima kasih, Yugi, sepertinya aku jadi bisa lebih mencintai permainan ini, setelah memegang kartu itu!" Kaiba menyerahkan kartu palsu Blue Eyes White Dragon pada Yugi.
"..." Yugi menerimanya, namun sepertinya ia menyadari sesuatu.
"Hore! Rencanaku berhasil! Pasti Yugi yg bodoh itu tidak akan tahu"
pikir Kaiba.
"Sudah ya ... Selamat menikmati permainanmu!" Kaibapun pergi dengan senyum kemenangan.
"Hei, Yugi sekali lagi ..."
"Apa? Iya ..." Yugi dan Junoichi terus bermain.
Tak terasa waktu begitu cepat, setelah sekolah usai Kaiba dan murid yg lainnya pulang ke rumah masing-masing.
"Hahahaha ... Sepertinya pada pertandingan berikutnya, juaranya sudah dapat dipastikan, rasanya kemenangan sudah di tanganku!" pikir Kaiba selagi berjalan keluar dari sekolah.
"Kaiba!"
seseorang mencegatnya.
"Yugi!? Ha ha ... Ha ... Yugi ... Baru mau pulang?" Kaiba terlihat khawatir.
"Kaiba! Aku minta tolong, kembalikan kartuku!" pinta yugi memelas.
"Apa!?"
"Tadi aku tak sanggup mengatakan bahwa kamu telah menukar kartu itu, karena banyak teman-teman ..."
"Ja... Jadi... Kamu menuduhku telah menukar kartu itu!? Bukankah kartu itu sudah ku kembalikan!?" bentak Kaiba.
"Walaupun begitu, aku masih bisa bedakan kartu yg asli dan kartu hasil kopian ... Tolonglah kembalikan kartu itu"
"Ugh ... Aku sudah katakan bahwa aku tidak tahu!!"
Kaiba semakin emosi.
"Kaiba juga pasti tahu! Seberapa besar artinya kartu itu bagi kakek! Kalau aku melanggar janji dan tidak bisa mengembalikan kartu itu padanya, maka sama saja aku telah menghancurkan hatinya! Aku tak ingin mengkhianati kakekku tersayang!"
"Dasar ... Aku sendiri merasa harga diriku diinjak-injak ... Aku benar-benar tidak tahu! Sebelum kamu mengatakan kakek... Kakek dan kakek ... Apakah kamu tidak bisa mempercayai kata-kata temanmu?" Kaiba bergegas pergi.
"Kaiba!"
"Cerewet!!"
Buk...
Kaiba memukul Yugi dengan kopernya.
"Masalah rasa chnta terhadap kartu atau apa sajalah itu bukan urusanku!! Bilang pada kakekmu!! Bahwa demi memenangkan pertandingan, apapun akan ku lakukan, itulah aku ... hahaha..."
Deg ... Deg ... Deg ... Detak jantung Yugi semakin kencang.
Whuusss ...
Yugi berubah menjadi Yami Yugi.
"Kaiba, sepertinya aku harus menentukan sikapku dengan Game of Darkness! Lalu ... Akan aku ambil kembali hati kakek!!"
Jreeeeeengggg.....
Yugi dan Kaiba telah bersiap-siap melakukan permainan Magic and Wizard.
"Yugi! Aku tak mengira kamu akan menantangku bermain Magic and Wizard ... Apa yg kamu pikirkan? Hahahaha ..."
"Seharusnya aturan main Magic and Wizard kali ini, sedikit berbeda dengan aturan main Magic and Wizard yg biasanya! Kamu akan tahu sendiri!"
"Hmm ... Menarik juga"
"Seperti apapun aturan mainnya ... Tidak akan mungkin dapat menang dari kartuku ... Kalau sudah kepepet, aku punya kartu Blue Eyes White Dragon kan ...? Dan aku katakan saja bahwa aku mendapatkannya dari orang lain!" pikir kaiba.
"Life Point setiap pemain adalah 2000, jika Life Pointnya 0, maka dialah yg kalah ... Kartu setiap pemain 40 lembar!"
"Permainan dimulai!!"
"Kalau begitu aku duluan!" Kaiba mendraw sebuah kartu.
"Hmm, kartu level 5!! Yaitu Gargoyle!" Kaiba mendraw kartu dengan ATK 1000 dan DEF 500, kemudian memasangnya dalam posisi menyerang.
Bwoowwww...
Sebuah Monster muncul dari dalam kartu tersebut.
"A... Apa ini...!? Gambar dalam kartu itu menjadi nyata!!"
"Kalau begitu ... Kartu yg dapat menahan serangan Gargoyle adalah kartu yg ini ... Dark Dragon!!" Yugi mengeluarkan kartu dengan ATK 1500 dan DEF 800. Sama halnya seperti kartu Kaiba, monster dari kartu Yugi juga keluar.
"Sudah ku katakan, bahwa permainan ini sedikit berbeda dengan permainan biasa!" jelas Yugi.
Kedua monster yg keluar dari dalam kartu saling berhadapan.
"Dark Dragon mengeluarkan semburan api pada Gargoyle!!" perintah Yugi.
"Huh ... Aku kalah ..." Monster Kaiba hancur.
"Kartu yg kalah akan menghilang!"
"Aa... Apa!?"
"Gambar dalam kartu itu menjadi nyata ... Dan Game of Darkness sudah menanti peserta Game!! Itulah aturan main Magic and Wizard ala Game of Darkness!!" jelas Yugi.
0 komentar:
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Posting Komentar
Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.