A BEAUTIFUL GIFT FROM GOD

Chapter 1.
Pagi ini cuaca cerah hadir menemani warga penduduk kota Karakura. Sang matahari mulai menampakkan jati dirinya dan menyapa semua orang di kota ini dengan sinarnya yang indah. Orang-orang di kota ini mulai menjalani kehidupan yang baru, begitu pula dengan seorang wanita yang saat ini baru bangun dari tidurnya, gadis ini bernama Orihime.( author's note : maaf saya tidak terlebih dahulu memberitahu nama keluarga Orihime, nanti para reader akan mengetahuinya di bawah ).
Orihime yang telah bangun pun segera memulai aktivitasnya sebelum ia pergi ke sekolah. Setelah semuanya siap, ia pun segera pergi ke sekolah. Di dalam perjalanannya, Orihime dikejutkan oleh seorang wanita bertubuh mungil tapi sangat manis, memiliki rambut hitam sebahu, dan bermata violet dan juga teman laki-laki di sebelahnya yang bertubuh tinggi dan atletis, memiliki rambut berwarna orange dan memiliki mata berwarna cokelat hazel musim gugur yang diketahui adalah teman sekelas Orihime bernama Rukia Kuchiki dan Ichigo Kurosaki.
"Hai Orihime, selamat pagi?" kata Rukia dan Ichigo bersamaan. Rukia yang mendengar bahwa tidak hanya dirinya yang mengucapkan kata tadi langsung memarahi Ichigo.
"Hey Ichigo, kenapa kamu selalu mengucapkan hal yang sama denganku sih, dasar tukang foto copy!" kata Rukia dengan nada emosi. Ichigo yang mendengar Rukia marah-marah pun tak ingin ketinggalan untuk ikut marah-marah.
"He midget, suka-sukaku donk, mau aku bilang ini kek itu kek itu bukan urusanmu kale!" kata Ichigo yang tidak mau kalah.
"Apa kamu bilang jeruk busuk, kurang ajar kamu ya!" kata Rukia menjitak kepala Ichigo. Ichigo yang di jadi korban kekerasan pun hanya dapat mengomel sambil memegang kepalanya yang sakit.
"Auw, sakit tahu dasar pendek…pendek…dan…" blakk terdengar suara lemparan tas yang dengan mulusnya mendarat di wajah gantengnya.
"Huh rasakan tuhh, itu adalah akibat dari perbuatanmu!" kata Rukia dengan senyum kemenangan miliknya.
Orihime pun hanya diam melihat pasangan yang mendapatkan gelar pasangan teribut se kota Karakura bahkan se Jepang ini bahkan sedunia ( lebaynya keluar deh u_u ). Ichigo dan Rukia yang asyik bertengkar ini pun melupakan Orihime yang berada di dekat mereka. Rukia yang menyadari hal ini langsung meminta maaf kepada Orihime dan kembali mengulang pertanyaannya.
"Gomen Orihime kita sudah melupakanmu, oh ya aku akan mengulang pertanyaan tadi. Selamat pagi Orihime?" kata Rukia dengan semangat.
Orihime yang merasa ini adalah hal yang tak terlalu penting untuk dia jawab hanya membalas dengan menganggukan kepalanya. Rukia yang merasa risih karena mereka dari tadi hanya berjalan dengan tak ada sepatah kata pun memulai pembicaraan.
"Orihime apakah kamu sudah mengerjakan tugas matematika dari Byakuya sensei?" tanya Rukia.
"Ya," balas Orihime dengan nada datarnya.
Karena tak ada hal lain yang ingin Rukia dan Ichigo bicarakan dengannya, Orihime pun langsung mempercepat langkahnya menuju sekolahnya. Rukia yang di tinggal pun hanya bisa mendengus sebal dengan sikap dingin dari Orihime.
"Dasar, Orihime memang susah sekali ya di ajak ngomong, padahal aku ingin berteman baik dengannya." kata Rukia dengan sebal kepada Ichigo.
"Ya sudahlah, emangnya kita bisa apa dia kan emang seperti itu." kata Ichigo dengan santainya.
"Ya tapi paling tidak kita kan harus merubah sifatnya itu. Hem… aku jadi penasaran kenapa Orihime itu bisa menjadi orang yang dingin, gimana kalau kita cari tahu Ichigo!" kata Rukia sambil mengajak Ichigo untuk mencari tahu informasi tentang Orihime lebih dalam lagi. Ichigo yang mendengar ajakan Rukia hanya mengangkat bahu seakan tidak mau ikut-ikutan rencana dari Rukia.
"Ga ah aku malas ikut-ikutan soalnya aku kurang tertarik akan hal seperti ini." kata Ichigo yang menolak ajakan Rukia. Setelah menolak ajakan Rukia, Ichigo tiba-tiba mendekati Rukia dan mengengam tangannya, dan dimulailah aksi gombal Ichigo kepada Rukia. Rukia yang di pegang tangannya hanya dapat berblushing ria.
"Aa…aa…apa-apaan ini Ichigo, kamu mau apa?" kata Rukia yang mukanya sudah merah sekali seperti baru di cat. Ichigo yang mendengar Rukia berbicara dengan terbata-bata semakin bersemangat menggodanya. Ichigo pun semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Rukia. Rukia sendiri hanya dapat berpikir mungkin Ichigo akan bergombal ria, tapi dia sendiri juga senang sih.
"Daripada aku ikut-ikutan kamu cari informasi tentang Orihime, mending aku cari informasi tentang kenapa kamu itu sangat dan sangat cebol, hahahahahahahahaha!" kata Ichigo sambil memegang perutnya yang sakit karena ia tertawa dengan keras sekali. Rukia yang mendengar hal ini langsung memanas dan bersiap menyiksa bahkan kalau bisa membakar kepala Ichigo dan menjadikannya kepala jeruk gosong * author di bakar juga kepalanya sama Ichigo.* Rukia saat ini sudah memasang kuda-kuda untuk menghajar dan memarahi Ichigo.
"Grr…Grrr…Grrr KURANG AJAR KAMU ICHIGO KUROSAKI, SEKARANG TERIMA PEMBALASANKU!" ancam Rukia sambil memegang tongkat kesaktiannya yang bernama tongkat baseball yang entah darimana dia dapatkan. Namun sebelum Rukia melancarkan aksinya, Ichigo ternyata sudah lari duluan. Dan akhirnya terjadilah acara kejar-kejaran yang kemudian di menangkan oleh Rukia, Rukia akhirnya bisa menabok ichigo dengan tongkat baseball yang ia pegang sedangkan Ichigo terkapar dengan sangat tragis karena mendapat make up perona pipi berwarna biru campur keunguan di hampir seluruh wajahnya.
Orihime pun akhirnya sampai di sekolahnya yang bernama SMA Karakura. Ya, Orihime adalah siswi dari SMA Karakura, Sekolah Menengah Atas yang sangat terkenal di kota Karakura. SMA Karakura sendiri adalah sekolah elit yang menampung siswa-siswi berprestasi dan pintar. Orihime sendiri adalah murid terpintar di SMA Karakura karena ia selalu mendapatkan peringkat pertama dalam setiap ujian. Setelah sampai, Orihime langsung menuju kelasnya, yaitu kelas 2-A yang merupakan kelas terpintar. Setelah sampai di kelas, Orihime langsung mengambil tempat duduknya yang berada di paling belakang dan paling pojok dan membaca buku miliknya berjudul 'The Secret of Kyoto'. Kenapa ia mengambil tempat ini? Jawabannya sangat simple, karena dia tak suka berbaur dengan orang lain. Di saat teman-teman sekelasnya asyik bercengkrama satu sama lain, Orihime lebih memilih sendiri. Teman-teman sekelasnya pun sudah sangat mengenal sifat Orihime ini dan memakluminya, mereka sendiri bingung dengan sikap Orihime yang sangat tertutup dan tak mau berteman dengan siapapun, ingat siapapun! Teman-teman Orihime pun sampai memberikan julukan ice princess kepadanya karena ya sikapnya yang dingin.
Ketika Orihime sedang asyik membaca buku yang ia miliki, tiba-tiba dia di usik oleh seorang gadis dengan rambut di cepol yang bernama Momo Hinamori.
"Hei Orihime, apa kabarmu hari ini?" kata Hinamori dengan senyum di wajahnya.
"Biasa saja, tidak ada yang menarik." kata Orihime sambil tak melepaskan pandanggannya dari buku yang ia baca. Hinamori yang mendengar jawaban dari Orihime hanya bisa pasrah dan menghela napas panjang.
"Baiklah kalau begitu Orihime, aku permisi dulu." kata Hinamori dengan sopan dan tersenyum, tapi hanya di balas dengan anggukan kecil dari Orihime yang tetap fokus membaca bukunya. Hinamori pun segera meninggalkan Orihime yang sedang asyik dengan dunianya sendiri dan berkumpul dengan teman-temannya yang lain, yaitu Hitsugaya, Ichigo, Rukia, Renji, Ggio, dan Soifon
"Eh teman-teman, aku tadi mencoba menyapa Orihime lagi, tapi seperti biasanya aku dicueki. Hah… kenapa sih dia begitu, aku ga ngerti." kata Hinamori sambil menghela napas panjang. Rukia yang tadi juga mengalami hal yang sama pun angkat bicara.
"Sama aku juga begitu kok tadi Hinamori, ya kan Ichigo." tanya Rukia sambil melirik ke arah Ichigo yang lagi asyik main dengan Renji dan Ggio.
"Ya, begitulah…" kata Ichigo tanpa menoleh kearah teman-temannya karena terlalu fokus bermain kartu dengan Renji dan Ggio.
"Iya kenapa sih dia begitu, aku jadi penasaran terhadap Orihime." kata Soifon yang juga penasaran dengan sikap Orihime.
"Ya sudahlah tidak usah di pikirkan, biarkan saja dia seperti itu." kata Hitsugaya dengan santainya yang seakan tidak peduli dengan keadaan Orihime. Tatsuki dan Ishida yang mendengar pembicaraan Hinamori dan kawan-kawan hanya diam tanpa kata sambil sibuk berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.
'Orihime…?' batin Tatsuki yang khawatir dengan sikap Orihime yang memang berubah.
'Orihime…?' batin Ishida dengan sikapnya yang sama dengan Tatsuki.
Tak lama bel masuk pun berbunyi dan para murid mulai was-was. Ada yang berkeringat dingin, ada yang nangis minta pulang (bohong banget), ada yang santai, dan berbagai macam ekspresi terpampang di wajah siswa-siswi kelas 2-A ini. Akhirnya, masuklah guru terkiller sepanjang masa dari zaman edo sampai zaman sekarang yang katanya sebentar lagi mau kiamat ( plakk! Dasar author cerewet! ). Ya, kalian pasti sudah tahu jawabannya, dia adalah Byakuya Kuchiki. Byakuya ini adalah guru matematika yang juga merupakan kakak ipar dari Rukia Kuchiki. Selain menjadi guru matematika, beliau juga merupakan guru BK alias Bimbingan Konseling. Oke cukup sekalian perkenalannya, kita kembali ke TKP.
Byakuya pun dengan tampang angkuh dan dinginnya masuk ke dalam kelas. Tak lama kemudian Byakuya menyuruh semua murid mengumpulkan tugas yang di berikannya minggu kemarin.
"Oke anak-anak, silahkan kumpulkan PR kalian sekarang. Bagi yang tidak mengerjakan PR dari saya, akan ada hadiah terindah yang sudah saya siapkan untuk kalian murid-muridku tersayang." Kata Byakuya dengan senyum licik miliknya.
Siswa-siswi hanya bisa menelan ludah mendengar perkataan dan senyuman licik dari Byakuya. Mereka sudah sangat hapal dengan kelakuan Byakuya, jika Byakuya sudah tersenyum dengan licik dan ada kata-kata 'murid-murid tersayang' , maka tamatlah riwayat bagi anak-anak yang tidak mengerjakan tugas darinya. Seperti dulu ada kasus dari anak alumni SMA Karakura yang mendapatkan hukuman dari Byakuya, hukumannya yaitu siswa tersebut di suruh jalan sambil jongkok dan juga sambil membaca buku matematika selama pelajaranya berlangsung. Dalam menit-menit terakhir sebelum pelajarannya usai, siswa ini di suruh oleh Byakuya untuk menjawab pertanyaan yang telah ia buat, jika siswa ini tidak dapat mengerjakan, maka siswa ini di suruh membersihkan wc selama satu semester ( Weleh…weleh… sadis amat ya hukumannya ). Karena waktu itu Dewi Fortuna belum berpihak pada siswa ini, dia pun tidak bisa mengerjakan pertanyaan dari Byakuya. Ya jadinya, dengan berat hati si siswa ini mengerjakan pekerjaan barunya dengan tabah dan ikhlas.
Akhirnya semua siswa-siswi pun mengumpulkan tugas mereka, termasuk Orihime. Byakuya pun menghitung semua buku yang ada di atas mejanya, setelah merasa semua siswa-siswi mengumpulkan, dia pun memulai pelajarannya.
"Baguslah kalau kalian semua sudah mengerjakan, berarti hadiahnya saya simpan untuk pelajaran berikutnya dan tumben kalian Nnoitra, Yammy, dan Ggio sudah mengumpulkan tugas, kayaknya hari ini bakalan ada badai yang menghantam kota Karakura deh." kata Byakuya dengan santainya sambil mengayun-ngayunkan tangannya ke udara.
"Ha…ha…ha," terdengarlah suara mengelegar dari anak-anak kelas 2-A. Ke tiga anak yang sudah di hina hanya mendengus tak karuan.
'Dasar sensei stress, gila, sinting, mereng,' gerutu Nnoitra dalam hati sambil menghentak-hentakan kakinya ke lantai, tapi dengan sangat pelan.
'Hah… pasrah sajalah, aku kan cinta kedamaian,' batin Ggio. Yah Ggio yang merupakan kekasih dari Soifon ini memang anak yang sangat cinta kedamaian, makanya dia memiliki cita-cita menjadi seorang perdana menteri di Jepang ini, bahkan kalau bisa menjadi presiden Amerika Serikat menggantikan Barack Obama.
Di saat Nnoitra dan Ggio sibuk sendiri dengan pikiran dan omelan mereka yang tidak berani mereka tuangkan ke Byakuya karena takut mendapat masalah dengan Byakuya, Yammy dengan santainya berbicara tentang uneg-unegnya kepada Byakuya.
"Byakuya-sensei jangan mengucapkan bakalan ada badai hari ini donk, nanti kalau beneran terjadi gimana. Biasanya apa yang keluar dari mulut kita adalah doa loh sensei, aduh gimana donk kalau badai hari ini, aku kan ga bakalan bisa jalan-jalan sama orang tuaku." kata Yammy kepada Byakuya dengan santainya di iringi perasaan yang galau dan cemas. Siswa-siswi yang mendengar kata-kata bodoh yang keluar dari mulut Yammy hanya bisa bersweatdrop ria dan memikirkan hal yang tak beda jauh satu sama lainnya.
'Dasar makhluk aneh bin ajaib,' batin Ichigo dan Rukia yang lagi-lagi bersamaan.
'Dasar makhluk bodoh, dari planet mana sih dia berasal, apa dari Pluto?' tanya Hitsugaya sambil memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang ia buat.
'Dasar mahluk gila, aku kasihan sama ibu yang telah melahirkan anak seperti ini,' batin Ishida sambil menaikkan kacamatannya.
'Kasihan Yammy, apakah dia kurang gizi sehingga otaknya error seperti ini. Eh… tapi kalau dia kurang gizi, kenapa badannya subur begitu ya? AH… ga ngerti aku!' batin Hinamori sambil geleng-geleng kepala. Hitsugaya yang melihat pacarnya ini hanya bisa geleng-geleng kepala juga dan menghela napas panjang.
"hah…" Orihime hanya menghela napas karena pelajaran dari tadi tidak di mulai. Orihime sendiri malas memikirkan hal yang tak penting seperti ini, memikirkan hal seperti ini hanya membuatnya menjadi orang idiot. Byakuya yang mendengar uneg-uneg Yammy pun hanya menghela napas panjang. Dia sudah terlalu lelah mempunyai murid seperti ini. Byakuya pun tidak menggubris perkataan Yammy dan langsung melanjutkan pelajaran.
"Ya, ya, ya… terserah kau saja Yammy, baiklah, kita lanjutkan pelajaran." kata Byakuya sambil membuka buku yang di milikinya untuk mengajar para siswa-siswinya ini.
Skip Time
Tak lama kemudian bel tanda pulang pun di bunyikan. Semua anak langsung berhamburan keluar seperti semut-semut yang sedang menemukan makanan. Orihime pun segera bersiap meninggalkan kelasnya. Dalam perjalan menuju gerbang sekolah, dia bertemu dengan teman sekelasnya sekaligus sahabatnya dari kecil, yaitu Tatsuki Arisawa.
"Hai Orihime, pulang bareng yuk?" tanya Tatsuki.
"Maaf, aku tidak bisa pulang denganmu karena aku ada urusan lain yang harus aku selesaikan, sampai jumpa." tolak Orihime dengan nada datarnya.
"Ya baiklah jika memang seperti itu, sampai jumpa juga." balas Tatsuki.
Orihime pun meninggalkan sekolah dan menghilang di balik gerbang. Tatsuki yang di tinggal sendiri hanya pasrah, tapi ada raut sedih di wajahnya yang manis.
'Kenapa kamu berubah Orihime? kenapa kamu tidak menceritakan kepadaku apa yang terjadi denganmu, bukankah kita sahabat sejak kecil Orihime, ada apa denganmu sebenarnya?' batin Tatsuki yang sedih dengan keadaan Orihime. Di saat Tatsuki sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Tatsuki pun langsung kaget sekaget-kagetnya.
"Hua… apa-apaan sih ini!" kata Tatsuki sambil membalikkan badannya. Tatsuki dapat melihat orang yang telah mengkagetkannya ini, orang ini adalah seorang lelaki dengan rambut berwarna biru gelap dan memakai kacamata. Dapat di pastikan dia adalah teman sekelasnya yang bernama Uryuu Ishida.
"Gomen Tatsuki aku sudah mengkagetkanmu, aku tidak ada maksud untuk mengkagetkanmu." kata Ishida dengan wajah memelas. Tatsuki yang mendengar permintaan maaf Ishida hanya menghela napas dan kembali mengatur detak jantungnya yang hampir berhenti karena kaget luar biasa yang tadi menderanya. Setelah ia merasa detak jantungnya sudah kembali normal, ia pun angkat bicara.
"Ya tidak apa-apa kok, oh ya apa tujuanmu datang kemari menghampiri ku, apa ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Tatsuki.
"Ya memang ada yang ingin aku bicarakan, tapi apakah kita bisa bicara di tempat lain?" kata Ishida sambil mangajak Tatsuki berbicara di tempat lain. Tatsuki yang mendengar ajakan Ishida tampak sedang mempertimbangkan ajakan Ishida. Setelah berpikir cukup lama, Tatsuki pun menyetujui ajakan Ishida.
"Ya baiklah aku terima ajakanmu karena hari ini aku juga tidak ada latihan karate. Eum… gimana kalau kita bicara di café yang terletak di dekat stasiun?" usul Tatsuki kepada Ishida. Ishida yang mendegar usul Tatsuki hanya bisa setuju.
"Baiklah kalau begitu, ayo!" ajak Ishida. Ishida dan tatsuki pun meninggalkan sekolah dan menuju tempat tujuan mereka.
Orihime sekarang sedang berada di sebuah kuburan dengan membawa bunga-bunga yang segar dan cantik. Dia berjalan dengan sangat pelan karena tidak ingin salah injak, dia takut jika dia menginjak kuburan orang lain dan orang mati atau istilah gaulnya setan yang berada didalamnya marah, bisa-bisa dia bakal di hantui dan di bunuh seperti di film-film horror( author di bakar sama para hantu karena dengan seenaknya dan tanpa izin memakai nama kebangsaan mereka ). Akhirnya, Orihime sampai di sebuah kuburan yang di nisannya bertuliskan nama seorang wanita bernama Nelliel Ichimaru. Orihime pun langsung mengambil posisi jongkok dan menaruh bunga yang tadi di bawanya. Orihime hanya diam dan tak berkata apa-apa, hanya anginlah yang menemani dirinya saat ini. Setelah Orihime larut dalam diam, tiba-tiba dia menangis dan mulai berkata kepada nisan di hadapannya sambil mengusap-usap nisan itu.
"Entah harus berapa kata maaf yang harus aku ucapkan, mungkin seribu kata maaf pun tidak akan cukup untuk kesalahan yang telah aku perbuat." kata Orihime dengan suaranya yang mulai parau akibat menangis.
"Aku sudah melakukan berbagai cara untuk dapat melupakan kejadian di masa lalu, tapi aku tidak bisa, dan sepertinya tidak akan pernah bisa. Mungkin ini adalah karma bagiku karena kesalahanku di masa lalu. Karma ini mungkin akan selalu menghantuiku sampai kapanpun." kata Orihime dengan tangisannya yang semakin menjadi.
"Maafkan aku kak Neliel, maafkan atas kesalahan adikmu ini." kata Orihime yang meminta maaf kepada kakaknya.
Orihime pun menangis sejadi-jadinya di kuburan itu. Dia selalu mengucapkan satu kata yaitu maaf. Ya, nama yang terukir di nisan itu adalah kakak dari Orihime Ichimaru, yaitu Nelliel Ichimaru. Mereka adalah anak dari pasangan Gin Ichimaru dan Rangiku Ichimaru. Tapi karena suatu kejadian, Nelliel pun meninggal dunia di usianya yang masih sangat muda, yaitu 18 tahun akibat kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Orihime saat ini masih saja terus menangis. Setelah dia merasa puas menangis dan langit sudah menjadi gelap karena matahari mulai meninggalkan bumi dan akan di gantikan oleh bulan dan bintang, dia memutuskan untuk meninggalkan kuburan kakaknya. Sebelum dia beranjak meninggalkan kuburan kakaknya, dia kembali mengusap-usap nisan kakaknya dan mengucapkan suatu kata.
"Sampai jumpa besok kak Neliel dan maaf." kata Orihime dengan senyum sedih miliknya.
Ketika dalam perjalanan pulang ke apartemennya, Orihime melihat Tatsuki dan Ishida sedang berjalan berdua dan masuk ke sebuah café, tapi Ishida dan Tatsuki tidak melihat Orihime. Orihime pun hanya melihat sebentar dan kembali melanjutkan perjalan pulang ke apartemennya, Orihime tidak terlalu peduli dengan apa yang telah ia lihat.
Saat ini Tatsuki dan Ishida sedang memesan makanan yang mereka inginkan. Setelah mereka memesan makanan dan memberikannya kepada pelayanan, mereka pun memulai perbincangan mereka.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan Ishida, sepertinya penting ya?" kata Tatsuki yang memulai pembicaraan.
"Ya begitulah. Begini Tatsuki apakah kamu mendengar pembicaraan Hinamori dan teman-temannya tentang Orihime tadi?" tanya Ishida kepada Tatsuki. Tatsuki yang mengerti maksud Ishida langsung menjawab pertanyaan Ishida.
"Ya aku mendengarnya, tentang Orihime yang tak terlalu menghiraukan Hinamori kan?" tanya Tatsuki kepada Ishida.
"Ya begitulah. Tatsuki apakah kamu tidak khawatir dengan perubahan sikap Orihime yang semakin menjadi, aku sebagai sahabatnya sangat khawatir terhadapnya." kata Ishida kepada Tatsuki dengan muka memelas.
"Ya aku juga sama denganmu Ishida, aku juga sangat tahu kalau sikap Orihime semakin berubah bahkan terhadap kita yang notabene adalah sahabatnya sejak kecil." kata Tatsuki yang semakin khawatir dan sedih jika mengingat-ingat sikap Orihime.
"Tatsuki apakah kamu ada cara untuk mengembalikan Orihime seperti dulu, saat di mana ia bisa kembali menjadi seorang gadis yang ramah dan selalu tersenyum kepada siapa saja bahkan orang yang tak ia kenal?" tanya Ishida kepada Tatsuki tentang cara yang ampuh untuk mengembalikan sifat Orihime seperti dulu. Tatsuki yang mendengar Ishida meminta usul kepadanya juga tidak tahu cara apa yang harus ia gunakan kepada Orihime.
"Aku juga tidak tahu pasti tentang cara yang kau maksud itu, yang paling penting kita harus tahu dulu kenapa Orihime bisa berubah baru kita mencari cara bagaimana kita dapat merubah sifat Orihime." usul Tatsuki kepada Ishida. Ishida yang mendengar usul Tatsuki hanya setuju.
"Ya aku sangat setuju dengan usulmu Tatsuki. Eum… berarti satu dari kita harus bicara baik-baik dengan Orihime." kata Ishida
"Ya memang it…" kata Tatsuki yang belum selesai berbicara karena langsung di potong oleh Ishida.
"Berarti kamu saja yang berbicara dengan Orihime, Tatsuki." kata Ishida.
"Ya memang it…" kata Tatsuki yang lagi-lagi kata-katanya terputus karena Ishida dengan seenaknya memotong kata-katanya.
"Karena biasa perempuan kan juga lebih mengerti perempuan, ya karena pada dasarnya makhluk yang bernama perempuan itu adalah makhluk yang sangat sensitif." kata ishida.
"Ya memang it…" kata Tatsuki yang lagi-lagi kata-katanya terpotong.
"Kamu pasti setuju dengan usulku kan Tatsuki, iya kan?" tanya Ishida kepada Tatsuki tentang usul yang dia berikan. Tatsuki saat ini hanya menundukan kepalanya karena menahan panas yang sudah sampai ubun-ubun.
"Tatsuki, hoi Tatsuki…" kata Ishida sambil menguncang-guncang tubuh Tatsuki. Tatsuki pun mengangkat kepalanya dan mengirimkan deathglare tingkat tinggi yang bahkan mengalahkan deathglare dari Byakuya dan Ulquiorra kepada Ishida. * author di lempar pisang sama Tatsuki, Byakuya, dan Ulquiorra *
Ishida yang melihat aura hitam di balik Tatsuki hanya bisa menelan ludah dan berkeringat dingin. Tatsuki pun sudah siap dengan aksinya.
"HEY KALAU AKU BELUM SELESAI BICARA, JANGAN DI POTONG DASAR MANIAK JAHIT!" teriak Tatsuki kepada ishida. Ishida yang mendengar teriakan Tatsuki langsung menjadi patung tak bernyawa. Pengunjung lain yang mendengar teriakan Tatsuki hanya bisa melongo. Tatsuki yang merasa aneh dengan tatapan pengunjung hanya bisa meminta maaf.
"Maaf-maaf karena saya sudah merusak acara makan kalian, silahkan lanjutkan acara makan kalian dan sekali lagi saya minta maaf." kata Tatsuki sambil membungkukan badannya. Setelah tatsuki merasa keadaan sudah tenang kembali, dia segera menyadarkan Ishida.
"Woi Ishida sadar dong!" kata Tatsuki yang ingin menabok kepala Ishida. Saat Tatsuki akan melancarkan aksinya untuk menabok kepalanya, Ishida langsung menahan tangan Tatsuki.
"Hey jangan nabok kepala orang sembarangan dong. Oke sebelum kita lanjutkan pembicaraan yang tertunda aku minta maaf kepadamu karena sudah memotong kata-katamu. Oke apa yang ingin kau bicarakan tadi?" tanya Ishida kepada Tatsuki sambil meminta maaf kepada Tatsuki.
"Ya aku terima permintaan maafmu. Tadi aku hanya ingin bicara kalau semua yang kau katakan tadi memang sudah rencanaku dari awal. Nanti malam aku akan mengunjungi apartemen Orihime untung menanyakan kenapa ia berubah." kata Tatsuki sambil meminum Oreo Milshake yang tadi ia pesan.
"Baiklah kalau begitu selamat menjalankan misi." kata Ishida yang mengakhiri pertemuan mereka pada hari ini.
Orihime pun akhirnya sampai di apartemen kecil miliknya. Orihime hanya tinggal sendiri di sini, tidak ada kehadiran siapa-siapa di sini selain dirinya. Setelah sampai, Orihime langsung memutuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi, tiba-tiba bel apartemen milik Orihime berbunyi. Orihime pun segera memakai pakaiannya dan langsung membukakan pintu. Ketika dia membukakan pintu, muncullah sosok wanita berambut pendek yang terkesan tomboy dan memiliki mata berwarna cokelat. Orihime pun mempersilahkan temannya ini masuk. Setelah Orihime mempersiapkan minum untuk temannya ini, Orihime pun membuka pembicaraan.
"Apa tujuanmu datang kesini, Tatsuki-san?" tanya Orihime dengan nada dinginnya dan langsung menanyakan tujuan Tatsuki ke rumahnya.
"Aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu berubah Orihime? Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Kenapa kamu tidak seceria dulu?" tanya Tatsuki dengan nada khawatir.
Orihime hanya terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Tatsuki, tapi ekspresi keterkejutannya tidak di ketahui oleh Tatsuki karena dia pandai menyimpan perasaannya ( waahh, bakal jadi penerusnya si kalong ni * di lempar ke gunung Fuji sama Ulquihime dan Ulquihime fc * ). Orihime tidak menyangka sebelumnya kalau Tatsuki akan menanyakan hal semacam ini kepada dirinya. Orihime pun terdiam cukup lama dan tak lama kemudian dia menjawab pertanyaan dari Tatsuki.
"Apakah ini urusannmu Tatsuki-san? Sepertinya ini bukanlah urusanmu, jadi jangan menanyakan hal-hal yang tidak perlu untuk kau ketahui!" kata Orihime dengan nada miliknya yang terkesan tidak suka dengan pertanyaan dari Tatsuki.
"Apa kamu bilang, ini bukan urusanku? Aku ini kan sahabatmu sejak kecil Orihime, apakah kamu lupa?" kata Tatsuki dengan nada yang sedikit emosi.
"Aku tidak pernah lupa kalau kau adalah temanku sejak kecil Tatsuki-san, tapi tidak semua urusanku harus kau ketahui. Kau mengerti kan?" kata Orihime. Tatsuki yang mendengar perkataan yang terlontar dari bibir Orihime langsung meradang dan mengeluarkan emosi yang sejak tadi di tahannya.
"Kenapa Orihime kamu tidak mau menceritakannya kepadaku, apa salahku terhadapmu sehingga kamu seperti tidak mengenal diriku sebagai sahabatmu? Apa salahku Orihime, APA!" kata Tatsuki dengan nada emosi sambil menguncang-guncang tubuh Orihime.
"Tidak ada apa-apa, aku memang begini kok dan kamu tidak usah peduli denganku." Kata Orihime dengan santainya dan kata-kata yang di lontarkannya tambah menyulut kemarahan Tatsuki.
"Apa kamu bilang, aku tidak usah peduli denganmu? Kata-kata macam apa itu, jelas aku peduli denganmu karena aku sahabatmu, INGAT SAHABATMU ORIHIME!" kata Tatsuki dengan emosi. Tatsuki pun melanjutkan perkataannya.
"Apakah karena almarhum kakakmu kamu jadi begini, iya kan aku pasti benar!" kata Tatsuki dengan senyum mengejek.
PLAK! Terdengar suara tamparan yang ternyata datang dari Orihime. Orihime yang kesal dengan perkataan Tatsuki yang membawa-bawa kakaknya dalam masalah mereka menampar Tatsuki dengan sangat keras, sehingga mulut Tatsuki mengeluarkan darah. Orihime pun menjadi sangat marah dengan Tatsuki, habis sudah kesabarannya.
"Jangan pernah sekali-kali kamu menjelek-jelekkan kakakku, kalau kamu berani lagi menjelek-jelekkan kakakku aku tidak akan tinggal diam Tatsuki Arisawa, INGAT ITU!" kata Orihime dengan emosi dan menekankan kata-kata "INGAT ITU!"
"Aku harap kamu pergi dari sini sekarang sebelum aku melakukan hal yang lebih kejam terhadapmu, silahkan pergi dan kalau bisa jangan pernah kembali!" kata Orihime sambil mengusir Tatsuki. Tatsuki yang hanya terdiam karena ancaman Orihime pun mengambil langkah meninggalkan tempat tersebut. Sebelum Tatsuki sepenuhnya meninggalkan apartemen milik Orihime, dia mengucapkan kata-kata yang sanggup membuat Orihime menangis.
"Baiklah kalau begitu Orihime, aku minta maaf karena aku telah menghina kakakmu. Aku juga akan meminta maaf kepada kakakmu nanti. Orihime ingatlah, jika kamu membutuhkan seseorang untuk berbagi, aku akan selalu ada untukmu sampai kapanpun dan ingat Orihime kamu tidak sendiri, sebenarnya di luar sana masih banyak orang-orang yang menyayangi dirimu seperti aku, oleh karena itu janganlah kamu menjadi orang yang tertutup. Sampai jumpa besok di sekolah Orihime, mata ashita." kata Tatsuki dengan melangkah ke luar apartemen Orihime.
Setelah Tatsuki pergi dari apartemennya, Orihime langsung menutup pintunya dan terduduk di lantai sambil menangis.
"Hu…hu…hu, maafkan aku Tatsuki-chan aku tidak bisa menceritakan semuanya kepadamu dan maaf aku sudah menampar orang baik sepertimu, gomen Tatsuki-chan." kata Orihime dengan menangis. Orihime kemudian melanjutkan perkataannya.
"Hiks…hiks… apa yang harus ku lakukan saat ini, kenapa masalah selalu datang kepadaku?" tanya Orihime entah kepada siapa. Orihime pun saat ini hanya bisa pasrah menghadapi semua masalahnya karena tidak ada hal yang bisa dia lakukan. Orihime bisa saja berusaha melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalahnya, dulu pun orihime selalu berusaha menyelesaikan masalahnya, namun semuanya sia-sia. Apakah ini karena kesalahan di masa lalunya yang begitu besar sehingga dia harus mengalami semua ini? Ada pepatah di mana manusia boleh saja berusaha, namun jika Tuhan tidak berkehendak maka semuanya akan sia-sia dan sepertinya itu terjadi kepada Orihime sekarang. Orihime saat ini tetap saja menangis dan sepertinya akan terus menangis.
"Kami-sama, apakah aku dapat kuat menjalani semua ini, aku mohon berikan aku kekuataan, aku tahu bahwa Kau takkan pernah meninggalkan aku dan Kau akan selalu menjagaku. Aku percaya ya Kami sama bahwa suatu saat nanti akan ada rencana terindah yang telah Kau siapkan untukku, aku tahu itu, tapi kenapa aku tetap saja tidak kuat menghadapi ini Kami-sama?" kata Orihime yang saat ini hanya bisa memohon kepada Tuhan dan berharap Tuhan akan menyelesaikan masalahnya.
"Hiks…hiks…hiks, kak Nelliel, apakah aku juga harus mengalami hal seperti ini. Semunya adalah salahku kak Neliel, SEMUANYA ADALAH SALAHKU!" kata Orihime dengan berteriak. Orihime pun kembali menangis dengan sejadi-jadinya dan dia pun kembali mengingat semua kejadian di masa lalu yang pernah ia lakukan, akibat kelakuannya yang ia anggap nista di masa lalu, ia pun mengalami semua kejadian ini dan ini adalah jawaban dari kenapa Orihime berubah dari anak yang periang menjadi anak yang pendiam, tertutup, dan terkesan dingin.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.