Hold Me Ulquiorra VIII

Chapter 8
Hold Me Ulquiorra
.
.
Broken
HAAATTTSSS.. .. SYIIIII!
Suara bersin Rukia menghiasi suasana dalam keheningan bersama Ulquiorra. Hanya berteduh di dalam sebuah gua,tepatnya sebuah lubang di antara akar pohon yang besar. Karena turun hujan mereka terpaksa berteduh,dan untungnya mereka menemukan sebuah lubang di antara akar pohon besar. Lalu merekapun berteduh di dalamnya.
Rukia masih memeluk tubuhnya yang mengigil kedinginan. Mata emerald Ulquiorra menangkap sosok cewek yang ada di hadapanya tengah menahan dingin pun melepaskan jaket yang tengah ia pakai,lalu memakaikanya di punggung Rukia. Mata violet Rukia membulat,lalu ia pun menoleh ke arah Ulquiorra.
"Ul..qui.."Ujarnya pelan. Wajahnya kini bersemu merah.
"Pakailah.." Sahut Ulquiorra dingin.
"Eh.. Tapi,ini kan.." Ucapan Rukia terpotong.
"Sudah ku bilang pakai saja.." Ulquiorra memotongnya dengan ucapan dinginnya.
Rukia hanya diam lalu senyuman manis terukir di wajah cantiknya. Lalu tanpa di sadari,Rukia duduk di samping Ulquiorra. Ulquiorra sontak kaget.
"Kalau berdua lebih hangatkan.." Ujar Rukia seolah mengetahui apa yang ada di pikiran Ulquiorra. Ulquiorra tidak bicara apa-apa,dia hanya diam sambil menatap wajah yang ada di sebelahnya. Yang terus-terusan menghembuskan nafas hangat ke kedua tangan mungilnya. Lalu tangan Ulquiorra mengangkat tubuh mungil Rukia dan mendudukannya di depan tubuhnya. Di peluknya tubuh mungil itu dari belakang,kedua kakinya yang ramping di lebarkan sedikit,agar tubuh Rukia tidak merasa terhimpit. Rukia sontak kaget,apalagi wajahnya yang udah di hiasi semburat merah.
"Ul..ulquiorra.." Rukia jadi gelagapan.
"Menurutku yang seperti ini akan lebih menghangatkan.." Ujar Ulquiorra dingin. Meski dingin terasa hanya diam menahan semburat merah di wajahnya. Ulquiorra terus mempertahankan posisi kedua tangannya yang memeluk tubuh Rukia,seakan tak ingin membuat gadis mungil itu kedinginan,meski punggung putihnya sudah minta untuk di tutupi karena bersandar ke dinding tanah yang dingin. Tapi bagi Ulquiorra saat itu hanyalah bagaimana cara agar Rukia tetap merasa hangat,dan entah mengapa dia merasa itu sudah cukup untuk menghilangkan hawa dingin yang menusuk punggung putihnya.
A/N: Jelas aja anget,orang loe meluknya dari belakang. Padahal Vida juga mau..*reader silahkan imajinasikan posisi mereka*"
Ulquiorra: OGAH!
A/N: Ulqui kejam!*histeris*
Ulquiorra: Berisik..
Vida pundung di pojokan..
Lanjut.. ..lanjut.. ..
Hening.. .. ..
Sedangkan deras hujan semakin membasahi tanah yang udah berlumpur. Rukia masih diam tak bergerak dalam pelukan Ulquiorra. Lalu tak di sangka bola mata violetnya membulat saat melihat lilitan kain yang ia sobek dari bajunya untuk menutup luka di lengan Ulquiorra sudah berlumuran darah.
"Ul..ulquiorra.. Lenganmu.." Seru Rukia panic sendiri,tapi Ulquiorra yang malah terluka tenang-tenang aja.
"Tenang saja,luka seperti ini akan sembuh sendiri.." Sahut Ulquiorra biasa.
Rukia tidak memedulikan sikap Ulquiorra yang merasa gak peduli dengan lukanya sendiri,langsung menarik kepala Ulquiorra ke arah lehernya. Mata emerald Ulquiorra membulat saat Rukia melakukan itu padanya. " Minumlah darah ku.. Luka mu akan sembuh kan.." Titah Rukia. Ulquiorra semakin terdiam saat mendengar Rukia bicara begitu padanya. Lalu dia pun mengangkat kepalanya yang udah di depan leher Rukia,lalu menatap lekat bola mata violet gadis itu.
"Kenapa?" Ulquiorra bertanya.
Rukia bingung. "Kenapa apanya?" Rukia malah balik nanya.
" Kenapa kau menyuruh ku untuk meminum darah mu?" Tanya Ulquiorra lagi.
" Tentu saja karena kau terluka,lagipula kau terluka gara-gara melindungi ku." Jawab Rukia mantap. Ulquiorra menatap Rukia lekat dan sangat dekat sampai hidung mereka bertemu,dan tak lupa semburat merah tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melukis wajah Rukia.
"Kenapa kau begitu peduli padaku,onna?" Ulquiorra bertanya sambil mendekap tubuh Rukia dan terus menempelkan hidung mereka. Rukia semakin hilang kendali akan kuas dan cat merah yang nyembur mukanya.
" I..itu.. Karena kau terluka karena aku,ja..jadi.. ingin..me..membantu mu.." Jawab Rukia terbata-bata sambil mengalihkan pandangan bola matanya yang di tatap lekat oleh mata emerald itu.
Ulquiorra terdiam sejenak. " Apa karena aku terluka kau memedulikan ku,onna? Bagaimana seandainya kalau aku terluka bukan untuk melindungimu?" Tanya Ulquiorra lagi.
"A..aku juga akan tetap menyuruhmu meminum darah ku.? Jawab Rukia semakin gelagapan.
'Aduuch! Wajahnya deket banget.' Batin Rukia.
"Sepertinya kau begitu memperhatikan dan peduli padaku,padahal aku tidak ada artinya untukmu kan?" Ulquiorra kembali bicara.
"Siapa bilang tidak ada artinya, KAU ITU BAGIKU.." Rukia tidak melanjutkan ucapanya karena langsung salting sendiri.
Ulquiorra menyeringai " Aku bagimu.." Entah muncul darimana Ulquiorra ingin sekali menggoda Rukia.
"Tidak ada!" Jawab Rukia semakin gelagapan.
"Benarkah.." Ulquiorra malah tambah asyik terus nempelin mukanya ke muka Rukia. Rukia semakin salting dan gelagapan karena di pandang dan mukanya terasa panas saat bisa merasakan kulit wajah Ulquiorra menempel di wajahnya.
" Su..sudahlah..cepat kau minum darah ku,jangan terus menggodaku.. .." Seru Rukia sambil memejamkan matanya.
Ulquiorra hanya tersenyum puas,meski senyumnya itu tidak terlihat oleh Rukia karena Rukia menutup matanya.
Perlahan Ulquiorra mendekatkan wajahnya ke arah leher Rukia,di geser sedikit kerah baju Rukia,dan terlihat sangat jelas oleh mata emerald Ulquiorra leher Rukia yang putih dan menggoda.
Di buka mulutnya yang dingin,terlihat dari ujung kanan kiri 2 taring panjang yang siap menancap di leher Rukia. Taring itu sebentar lagi dengan mudahnya menancap di leher Rukia, Rukia hanya menutup matanya. Tapi sebelum ke dua taring itu membuat luka,Ulquiorra mengganti posisi mulutnya, bukan untuk menghisap darah Rukia,tapi malah mengigit lembut dan menjilat lalu mencium lembut tanda kemerahan yang muncul di leher Rukia.
"Akh!" Entah mengapa Rukia malah mengeluarkan desahan yang menggoda. Tapi buru-buru dia menutup mulutnya dengan kedua tanganya.
'Apa yang baru saja keluar dari mulut ku?" Batinya sambil menahan rasa malu dan semburat merah di wajahnya.
"A..apa yang kau lakukan Ulquiorra!" Seru Rukia.
Ulquiorra menjauhkan wajahnya dari leher Rukia yang di hiasi sebuah tanda manis kemerahan itu. Di tatapnya lekat mata violet itu. Di belainya lembut pipi Rukia.
"Aku,tak ingin meninggalkan sebuah luka lagi di lehermu. Luka yang ku buat dengan ke dua taring ku. Ku tak ingin mendengar lirihan mu yang menahan sakit. Yang ingin ku lakukan hanya membuat tanda merah yang takan hilang di lehermu,dan yang ingin ku dengar suara mu yang menggoda. Bolehkah onna?" Ulquiorra menatap Rukia semakin lekat,Rukia tidak bergerak maupun menjawab. Ia merasa tubuhnya membeku,entah karena hawa dingin atau karena Ulquiorra yang kini menatapnya lekat sambil terus mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bertemu lagi,lalu yang bertemu bukanlah hidung mereka lagi,tapi bibir dingin Ulquiorra telah menyentuh lembut bibir Rukia.
Terasa panas dan lembut yang Rukia rasakan. Beda dengan yang pertama saat Ulquiorra menciumnya ketika demam,meski terasa panas bibir Ulquiorra waktu itu tidak bisa mengalahkan panasnya bibir Ulquiorra kali ini.
Kelembutan dan rasa manis nikmat menyebar di seluruh tubuh Rukia. Kali ini dia tidak memberontak,tapi malah membalas lembutnya ciuman Ulquiorra. Perlahan Rukia memejamkan matanya,mencoba menikmati seutuhnya sensasi yang tengah ia rasakan. Perlahan lidah Ulquiorra meminta untuk masuk ke dalam mulut Rukia,Rukia pun membuka mulutnya seolah member ijin untuk lidah Ulquiorra menjelajahi rongga mulutnya. Ulquiorra pun tidak menyia-nyiakan kesempatan,di mainkannya perlahan lidanya yang dingin di dalam mulut Rukia. Di sapu perlahan langit-langitnya,terabsen seluruh gigi Rukia. Saliva mulai menetes dari celah bibir Rukia.*busyet dah mantap.*
Setelah 5 menit Ulquiorra pun melepas ciumannya. Terlihatlah oleh mata emeraldnya sosok Rukia yang tersengal-sengal nafasnya karena ulahnya. Dia pun hanya tersenyum menatap wajah Rukia yang sudah memerah. Bibirnya yang terus menderu nafas membuatnya tergoda lagi. Di sandarkanya tubuh Rukia di dinding tanah dingin itu. Rukia sedikit terkejut,di pandangnya pemilik mata emerald itu.
"Ul..ulquiorra.."
"Aku ingin lebih.."Ujar Ulquiorra sembari menatap Rukia lekat dengan mata emeraldnya. Tanpa menunggu ijin dari Rukia, di bawanya kembali pemilik mata violet itu ke dalam ciuman yang panas. Rukia hanya bisa memejamkan mata saat bibirnya kembali terkunci oleh bibir Ulquiorra. Ulquiorra semakin liar mencium Rukia.*WOOI!STOOP* Hawa dingin membuat ke dua insan ini untuk saling memeluk merasakan kehangatan satu sama lain.
Skip Time dah.. Pokonya begitu,gawat kan kalau di lanjutin..
Hujan masih turun meski tak sederas tadi. Kini Rukia tengah terlelap di pelukan hangat Ulquiorra,dan Ulquiorra pun tak sedetik pun melepas pelukannya.
Tidak menyadri bahwa seseorang dengan seringainya tengah mendekati dirinya.
"Yare..Yare.. Ternyata kucing nakal sedang bersembunyi di lubang..Hehehehe.." Ujar pemuda berambut perak dengan senyum rubahnya yang muncul di balik akar pohon yang menjadi pintu untuk lubang yang tengah menjadi tempat berteduh Rukia dan Ulquiorra. Ulquiorra yang terkejut karena tiba-tiba datang sosok yang tak ingin di lihatnya,memberikan tatapan dingin.
"OMAE!" Ujarnya penuh dengan aura kebencian.
Pemuda itu hanya menyeringai dengan seringai rubah khasnya.
Saat itu di Vila..
Hujan sudah menghiasi halaman Vila,mulai dari depan,belakang,kanan,ampe kiri udah becek sama air hujan. Apalagi kalau ngebayangin tanah kuburannya abis karena air hujan..HIIII…ATUUUT!
Apalagi sekarang di dalam vila tengah di hiasi aura hitam penuh kehawatiran dari seluruh penghuni.
"Apa Rukia belum di temukan juga?" Seru cewek berambut orange alias Orihime dengan nada penuh kehawatiran.
"Belom.." Jawab pemuda berambut merah yang di kuncir satu ke atas sambil bersandar di dinding.
"SIAAL!" Gerutu pemuda berambut orange sambil meninju tembok dengan kepalnya.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang? Hujan semakin lebat!" Seru Tatsuki cewek berambut hitam.
"Apa mereka baik-baik saja ya.." Kini cewek berambut hijau toska bicara.
Semua orang diam dalam keheningan penuh kekhawatiran..
"SIALAN! Aku akan pergi mencarinya!" Seru cowok berambut biru itu dan langsung memakai jaket hitamnya.
"Tunggu! Kau mau kemana Grimmjow? Di luar sedang hujan,tanah pun licin dan berbahaya,nanti malah kau yang terluka!" Cegah cewek berambut hijau toska.
"Tapi aku tidak bisa tinggal diam..WEED GIRL!" Sahut Grimmjow emosi,dan sukses bogem segar nyasar ke mukanya.
"JANGAN SEKALI-KALI MENYEBUTKU BEGITU LAGI! NEKO BAKA!" Ujar Neliel dengan horror facenya. Grimmjow langsung ngangguk,semua orang sweetdrop merinding.
"Meski kau tidak bilang pun aku sudah tau!" Ujar Grimmjow sambil ngelap darah yang keluar dari hidungnya.
"Lalu?" Seru Neliel.
"Aku tidak bisa berdiam diri saja menunggu mereka kembali." Ujar Grimm dengan ekspresi yang serius. Neliel tercengang sesaat.
"Ck! Kau memang bodoh!" Cibir Neliel.
"Apa kau bilang... ..!" Protes Grimmjow.
"Kau harus kembali tanpa luka!" Lanjut Neliel dengan malingin muka, kini Grimm yang cengok.
Senyuman terlukis di wajah Grimm. "Itu pun aku sudah tau!" Sahutnya lalu pergi berlalu di balik pintu. Bola mata hazel Neliel hanya memandang sosok Grimm yang berlari di halaman menjauhi vila dari balik jendela.
Tanah yang basah dan licin, jalan setapak yang penuh lumpur tak bisa menghentikan langkah yang semakin di buat cepat oleh pemuda berambut biru itu. Ia sapu setiap pelosok hutan di sekitarnya,tapi bola matanya tidak mendapatkan apa yang ia cari. Terus dan terus ia berlari meski sesekali ia beristirahat hanya untuk mengambil nafas,tapi kemudian ia berlari lagi. Sesekali juga ia seolah sedang mengendus-endus mencari bau*biasa namanya juga kucing*author di cakar*.
"Sial! Gara-gara hujan,bau mereka tidak bisa tercium!" Gerutunya sambil terus menyapu ke seluruh sudut hutan dengan bola mata birunya. Ia pun tidak menghentikan langkahnya,malah semakin di buat cepat.
"Stoick Brengsek!" Gumamnya sambil terus berlari.
Bola mata emerald itu semakin menatap dingin sosok yang ada di hadapanya. Penuh dengan aura kebencian serasa ingin membunuh terpancar dari tubuhnya. Tapi sosok yang ada di depanya hanya tersenyum.
"Apa kau tak bisa tidak menatap ku dengan tatapan tajam seperti itu." Ujar pemuda dengan seringai rubahnya.
"Untuk apa kau datang kemari? Gin-sama!" Ujar Ulquiorra dingin,orang yang di panggil Gin itu hanya menyeringai saja.
"Tenang saja,aku datang bukan untuk ribut dan membuatmu kesal. Aku datang untuk sebuah penawaran." Sahutnya tak kalah dingin meski senyuman terus terlukis di wajahnya.
Kini mata Emerald Ulquiorra semakin dingin menatapnya.
Awan mendung sudah kembali cerah,embun di pagi hari terasa begitu lembut. Bola mata violet itu pun perlahan terbuka.
"Kau sudah sadar Rukia-chan?" Seru pemilik mata abu-abu.
Bola mata violet itu pun belum terbuka seutuhnya untuk melihat sosok yang ada di hadapanya.
"Apa kau baik-baik saja Rukia-chan.."
"Orihime.." Ujar Rukia pelan saat berhasil melihat sosok yang ada di hadapanya.
"Kau baik-baik saja Rukia?" Kini Tatsuki yang bertanya.
"Tatsuki..UKH!" Erang Rukia merasakan kepalanya yang sakit.
"Kau tidak apa-apa? Sebaiknya kau jangan dulu bangun,tetaplah tidur." Seru Orihime sambil membantu Rukia untuk memposisikan kepalanya yang enak di bantal.
"Terimakasih! Tapi dimana aku?" Tanya Rukia.
"Kau ada di vila.." Sahut Tatsuki sambil meneguk the manis hangat.
"Vila?" Ujar Rukia.
"Iya! Semalam kau di gendong Grimmjow dalam keadaan basah kuyup,untung kau tidak terluka. Tapi syukurlah kau baik-baik saja." Ujar Orihime dengan senyum penuh kelegaan.
"Basah kuyup.." Gumam Rukia,lalu terlintas satu sosok yang ada di benaknya. "Ulquiorra!" Serunya.
"EH!" Tatsuki dan Orihime bingung.
"Dimana Ulquiorra? Dia terluka!" Seru Rukia beranjak dari tidurnya.
"Eh! Rukia jangan dulu banyak bergerak!" Seru Orihime lalu menidurkan lagi Rukia.
"Tapi dimana Ulquiorra?" Kini Rukia tenang kembali.
"Tidak ada.."
"HAH?"
"Saat kau di gendong Grimmjow! Ulquiorra tidak ada." Ujar Tatsuki sambil memakan cemilan paginya yang berupa donat coklat.
"APA MAKSUDMU?" Rukia kembali histeris.
"Semalam tubuh mu yang basah kuyup di gendong Grimmjow,dan aku bahkan semuanya tidak melihat Ulquiorra." Jelas Orihime,Tatsuki cuman ngangguk-ngangguk.
Rukia terdiam. 'Tidak mungkin Ulquiorra tidak ada. Pasti terjadi sesuatu.' Batin Rukia. Di temaninya burung yang berkicau di pagi hari yang di hiasi embun di setiap dedaunan dan genangan air di halaman. Perasaan cemas melanda Rukia.
Di halaman depan vila yang becek dan penuh dengan genangan air hujan semalam. Grimmjow duduk menatap langit di sebuah kursi kayu. Pikiranya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan.
"Apa yang terjadi saat itu?" Gumamnya sambil mengingat kejadian saat dia menemukan Rukia dan Ulquiorra.
COME ON KITA FLASK BACK!
Saat itu Grimmjow masih berlari mencari Rukia dan Ulquiorra. Akhirnya langkahnya terhenti saat sosok yang ia cari ketemu. Bola mata birunya mendapati sosok putih pucat dengan rambut hitam acak-acakan dan basah karena hujan berdiri menyandar ke sebuah pohon. Tanpa perlu banyak bicara,Grimmjow pun menerjang ke arah itu.
"STOICK!" Seru Grimmjow. Pemilik mata emerald itupun menoleh. Di dapatinya dari ekor matanya sosok Grimmjow yang tersengal-sengal nafasnya.
"Grimmjow!" Ujar Ulquiorra pelan.
"Kau baik-baik saja? Bagaimana dengan Rukia?" Tanya Grimmjow panic sendiri.
"Dia ada di dalam sana." Sahut Ulquiorra sembari nunjuk dengan ekor matanya ke arah sebuah lubang di antara akar pohon besar yang tadi jadi sandaranya. Grimmjow langsung masuk ke dalam lubang itu,bola mata birunya mendapati sosok Rukia yang tertidur di selemuti jaket hijau muda.
"Sepertinya Rukia tidak terluka. HEI! Stoick brengsek!" Seru Grimmjow sambil menoleh ke arah Ulquiorra dan tepat saat ia menoleh sebuah kaki nemplok di wajahnya.
"BERHENTI MENGATAKAN ITU! KUCING BODOH!" Ujar Ulquiorra dengan deathglarenya. Entah kenapa Grimmjow merasa DEJAVU!*o_0*
"Ck! Sialan!" Gerutu Grimmjow sambil menjauhkan mukanya dari kaki Ulquiorra.
"Bawa dia." Ujar Ulquiorra di tengah deras hujan.
"HAH! Kau bilang apa?" Tanya Grimmjow dengan tampang bloonya.*di cakar*
"Apa kau tidak dengar apa yang ku katakan! Bawa dia kembali ke sana." Ulquiorra mengulangi kata-katanya.
Grimmjow manyun. "Tanpa kau bilang pun akan lakukan.!" Sahut Grimmjow sambil mengangkat tubuh Rukia. 'Ringan,apa dia tidak makan?' Batin Grimmjow.*kan gak ngangkat Yummy*author di tindih*
Ulquiorra hanya diam menatap sosok Rukia yang kini ada di antara kedua tangan Grimmjow.
"Kenapa kau diam saja! Ayo cepat kita pergi dari sini!" Seru Grimmjow.
Ulquiorra terdiam sesaat. "Grimmjow!" Panggil Ulquiorra.
"Apa sich!" Gerutu Grimmjow.
"Berjanjilah padaku kau akan melindunginya. Jangan biarkan siapa pun menyakitinya,terutama mereka." Ujar Ulquiorra.
"Apa maksudmu?" Grimmjow bertanya dengan tanda Tanya gede nangkring di atas kepalanya.
"HAH!*menghela nafas*. Kau ini benar-benar bodoh yah!" Cibir Ulquiorra.
"KAU NANTANG YA!" Gerutu Grimmjow.
"BERISIK!" Ujar Ulquiorra dingin,Grimmjow langsung kalem lagi. " Ingat! Jangan biarkan di antara mereka menyakitinya." Lanjut Ulquiorra.
"HAH! Kau bicara seolah akan pergi saja." Celetuk Grimmjow. Ulquiorra hanya diam.
FLASK BACK END!
"Setelah itu dia malah pergi begitu saja!" Gumam Grimmjow. "Lagipula apa maksudnya dengan mereka!" Grimmjow kembali strees sambil ngacak-ngacak kepalanya. "SIAL! Setelah pergi begitu saja,dia tidak kembali! Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumamnya lagi.
"Hei Grimmjow!" Panggil seorang cewek berambut hijau toska,Grimmjow pun menoleh ke arah panggilan itu.
"Ada apa?" Tanyanya malas.
"Katanya kita akan segera pulang. Kau sudah membereskan barang-barang mu?" Jawab Neliel.
Grimmjow beranjak dari kursi lalu berjalan ke arah Neliel. "Tak ada barang yang aku bawa." Ujar Grimmjow.
'Kalau dia tidak bawa barang,berarti dia juga gak ganti celana dalam donk! JOROK!' Batin Neliel.
Semua murid sudah berkumpul di ruang tengah vila.
"Apa semuanya sudah berkumpul?" Tanya Aizen-sensei dengan senyum di wajahnya.
Dengan cepat Rukia mengangkat tangan. "Ulquiorra belum kembali-sensei!" Serunya.
Bola mata Aizen-sensei pun menyipit. "Mungkin dia sudah kembali lebih dulu." Ujar Aizen-sensei.
"Itu tidak mungkin,karena.. .." Ucapan Rukia terpotong.
"Rukia-chan,tidak baik membuat orang yang sudah berkumpul menunggu. Lagipula bisnya sudah datang." Ucap Aizen-sensei.
"Tapi.. .." Lirih Rukia dengan ekspresi memelas.
"Begini saja,sensei akan menunggu di sini,kau dan yang lain pulanglah duluan." Ujar Aizen-sensei lagi.
"A..aku juga akan menunggu!" Seru Rukia.
"Itu tidak boleh! Lebih baik kau kembali bersama yang lain." Titah Aizen-sensei,Rukia hanya mengangguk kecewa,Aizen-sensei pun tersenyum. "Nah semuanya,segeralah naik ke bis." Seru Aizen-sensei lagi. Tanpa banyak bicara atapun Tanya semua murid pun naik ke bis. Meski Rukia tetap kecewa.
Setelah yakin bis meninggalkan vila begitu jauh dan tak terlihat lagi,Aizen-sensei pun masuk ke dalam vila lagi. Perlahan dia menutup pintunya,lalu dengan perlahan dia melepas kacamatanya dan menekan rambut bagian depanya agar menjadi rapi. Seringai terlukis di wajahnya.
"Yare..Yare.. Setelah semuanya pergi kau kembali ke wujud asli mu. AIZEN-SAMA!" Sindir pria berambut perak yang tiba-tiba muncul dari balik tangga,di belakangnya ada satu sosok lagi yang mengikuti.
"Kalau di depan murid harus ber ekspresi seperti tadi,Gin. Iya kan ULQUIORRA!" Ujarnya pelan namun penuh tekanan. Terlihatlah sosok Ulquiorra dari balik orang yang di panggil Gin. Tidak beda dari saat menatap Gin,Ulquiorra pun memberikan tatapan dingin ke sosok yang di panggil Aizen itu.
"Apa yang kau inginkan? Aizen-sama. Tak terpikirkan olehku kalau ternyata kau adalah guru Rukia." Ujar Ulquiorra dingin sangat dingin.
"Apa itu yang ingin kau katakan di acara reuni kita setelah sekian lama tidak bertemu." Kata Aizen lalu duduk di sebuah sofa coklat.
"Tak perlu banyak bicara! Apa yang kau inginkan?" Seru Ulquiorra.
Aizen menatap Ulquiorra dingin. "Rukia itu manis dan lucu ya." Ujarnya pelan.
Bola mata Ulquiorra terbelalak saat Aizen mengucapkan nama Rukia.
"Benar sekali Aizen-sama,apalagi jika dia berlumuran darah." Sambung pria berambut perak dengan senyuman rubahnya.
"Jangan! JANGAN PERNAH KALIAN BERANI MENYENTUHNYA!" Ujar Ulquiorra sangat dingin dengan tatapan dinginya juga.
Aizen dan Gin hanya menyeringai.
"Baiklah,kita buat sebuah kesepakatan." Ujar Aizen sambil meneguk teh hangatnya,Ulquiorra hanya diam menelan ludah paksa. "Aku tak kan menyentuhnya,asal kau kembali dan tidak berani kabur lagi. Kau tau,saat ku ketahui kau kabur,strees menumpuk di kepalaku. Karena kau adalah peliharaan yang berharga yang bisa menghilangkan strees ku ini. Ulquiorra." Lanjutnya lagi.
Ulquiorra menatap sosok yang tengah bicara padanya dengan tatapan membunuh,tapi entah kenapa dia tak kuasa untuk melampiaskannya. "Baiklah!" Ujarnya pelan sambil tak menatap sosok yang ada di depanya. Seringai dari rasa puas terlukis di wajah Aizen.
Rukia.. .. .. Batin Ulquiorra.
Sudah beberapa minggu berlalu saat acara berlibur ke vila Aizen-sensei,dan saat itu pula Ulquiorra tidak kembali ke apartemen Rukia. Membuat gadis mungil itu memikirkannya terus. Hari ini pun saat dia membuka pintu apartemenya.
"Aku pulang. .." Serunya sambil memandang ke setiap sudut apartemen,berharap sosok Ulquiorra ada. Tapi seperti biasanya,hanya kekecewaan yang ia dapat. Di langkahkan kakinya ke arah kamar. Di sana pun tak ada sosok yang di nantinya,di baringkan tubuhnya yang terasa lelah di tempat tidur. Di benaknya hanya ada satu orang.
"Ulquiorra.."Gumamnya "DASAR KUCING BODOH! PERGI TANPA PAMIT,DAN MEMBUAT KU TERUS-TERUSAN MEMIKIRKANNYA! DAN KENAPA DI PIKIRAN KU HANYA ADA DIA SICH!" Rukia jadi uring-uringan sendiri.
"Baka! Setidaknya,kalau pergi bisa pamit dulu,kenapa malah membuatku jadi orang bodoh seperti ini! DIA PIKIR RUMAH KU HOTEL APA! BISA SEENAKNYA TINGGAL LALU PERGI! DIA KAN JUGA KAGAK BAYAR! MENYEBALKAN! KUCING BODOH!" Nafas Rukia tersengal-sengal karena jerit-jeritan. Di baringkannya lagi tubuhnya di tempat tidur.
"Bukankah kau bilang akan terus melindungiku,akan terus menggenggam tanganku, lalu seenaknya mencium ku waktu itu! Lalu sekarang kau malah pergi tanpa pamit! Dasar pembohong,baka! Aku kan belum sempat mengatakan apa-apa." Lirihnya dalam menahan kekesalan juga perasaan rindu yang begitu dalam.
Hanya hembusan angin yang mendengarkan keluh kesah Rukia.
Embrace I am with your warm feeling.. .. ..
Accompanies I am in the middle of this solitude.. .. ..
Don't leave I am in the middle of broken heart.. .. ..
Stupid waiting which me do.. .. ..
Do not make you return to me.. ... ..
Where yourself nowadays.. .. ..
Me require you.. .. ..
What I can reach for your hand.. Ulquiorra..
Hold me tight,and swear again and again.. .. ..
Will Never Be Apart.. .. ..

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.