The Devils Beside Me IV

Chanpter 4
"Hoaheeemmm…" Ichigo merentangkan kedua tangannya.
"Berisikk…" Renji menggeliat di atas bantal. Yap.. mereka berdua sukses tidur bareng setelah Rukia mengubahnya jadi kucing.
"Ini sudah pagi, kucing pemalas!" Ichigo menarik bantalnya sehingga Renji jatuh ke kasur.
"Mieaww... Kurang ajar kau!" Renji tidak berdaya dalam wujud kucing.
Ichigo nyengir penuh kemenangan dan melagkah keluar kamar.
"Pagi..." Sapa Rukia dari dapur.
Ichigo menghampirinya dan duduk di meja makan. "Apa yang kau lakukan?"
"Membuat sarapan tentunya! Memangnya apa lagi?" Kata Rukia sambil mengisi piring Ichigo dengan nasi goreng. "Mana Renji?"
"Siluman kucing babon itu lagi malas-malasan di kamar.." Sekejap saja Ichigo sudah menggenggam sendok dan garpu di tangannya.
"Kalau begitu, nanti kau yang harus memberinya makan.." Rukia menyisakan satu porsi nasi goreng.
"Eehh kenapa aku?" Saking bersemangatnya makan, Ichigo hampir menelan sendoknya.
"Siapa lagi? Kau mau saudaramu mati kelaparan?" Rukia makan tidak kalah cepatnya.
"Kan ada kau.."
"Aku mau ke sekolah.." Sahut Rukia sambil membereskan sisa makanannya.
"Sekolah..?" Kening Ichigo tambah mengkerut.
"Kau tidak pernah sekolah?" Tanya Rukia.
"Apa itu sekolah?"
"Sekolah itu tempat untuk belajar.. Sudah ya, nanti aku terlambat.." Rukia menghambur ke luar.
"Hmm..?" Ichigo berpikir keras sampai jidatnya lecek.
"Mana makananku?" Seekor kucing merah tiba-tiba saja sudah bertengger dia atas kepala orennya.
"Tuh.." Tunjuk Ichigo sekedarnya, lalu melanjutkan melahap roti dan susu.
"Mana Rukia?" Renji melompat ke atas meja makan.
"Ke sekolah.."
"Sekolah..? Apa itu?"
"Katanya, itu tempatnya belajar.."
"Tempat Rukia belajar?" Renji menekankan pertanyaannya.
"Iya.. tempat Rukia be..." Ichigo memotong omangannya sendiri.. Dia tampaknya baru menyadari sesuatu.
"Apa kau memikirkan apa yang ku pikirkan?" Renji tersenyum licik.
"Ah.. iya.." Ichigo memasang senyum iblisnya. "Berarti di tempat itu dia mempelajari semua ilmunya.."
"Dan mendapatkan kekuatannya.." Lanjut Renji. "Kita harus ke sana! Kita harus menemukan rahasia kekuatannya itu! Ayo berangkat!"
"Err..." Ichigo ragu.
"Apa lagi?" Renji tampak kesal.
"Kau mau ke sana dengan penampilan seperti itu?"
"Ah.." Renji melihat dirinya sendiri. "Tentu saja tidak! Lepaskan tasbih ini.." Renji menyerahkan lehernya pada Ichigo.
"Dasar kucing merepotkan.." Ichigo membukakan tasbih itu.
POWWW.. Renji kembali ke tubuhnya semula, tapi berwujud manusia.
"Ehh.. Kau juga harus mengunci reiatsumu dan berubah wujud jadi manusia, Ichigo.." Kata Renji.
"Kau yang manusia biasa malu disandingkan dengan aku yang pangeran setan ini ya?" Goda Ichigo jahil. "Oh malangnya nasibmu.. hahahahahahahaha.."
"Bodoh!" Renji menjitak kepala Ichigo.
"Iya.. iya.. aku tau! Aku tidak bodoh tau!" Ichigo menggosok-gosok kepalanya yang sakit. "Aku harus menyamar jadi manusia supaya aura setanku yang mencolok ini tidak menarik perhatian setan-setan lain untuk mendekat kan?" Kata Ichigo sambil mengganti wujudnya dengan wujud manusia.
"Akhirya otakmu terpakai juga.." Ejek Renji.
Bletak! Ichigo menjitaknya. "Jangan banyak bicara! Ayo pergi!"
"Bagaimana mencarinya?" Renji tiba-tiba teringat sesuatu yang paling penting.
"Hahaha.." Ichigo tertawa mengejek. "Jadi siapa yang tidak punya otak? Tentu saja aku akan menelusuri jejak reiatsunya, bodoh! Ayo cepat!" Ichigo menyeret Renji sebelum dia bisa mengeluarkan komentar-komentar gak penting.
Di gerbang Karakura High School Renji dan Ichigo terbengong-bengong.
"Besar sekali tempat belajar ini.." Renji heran karena dia biasanya mempelajari ilmu-ilmu setannya di hutan.
"Banyak sekali orang di sini.. Dan kenapa semuanya perempuan?" Ichigo menarik kerah Renji.
"Mana kutahu!" Hardik Renji. "Apa benar ini tempatnya? Jangan-jangan kau nyasar, eh pangeran nggak punya otak?"
"Tentu saja benar! Masa kau tidak bisa merasakan reiatsunya?" Ichigo balik meneriakinya. Semua murid Karakura High, yang adalah gadis -karena Karakura High itu sekolah khusus anak perempuan—memandang dua cowo nyasar itu dengan tatapan aneh dan mulai berbisik-bisik. "keren ya mereka.."; "tapi kok mereka cosplay di sini? Eh itu cosplay Bleach ya?"; "Iiih cakepnya.."
Dengan tingkat ke-lemot-an kronisnya, Ichigo dan Renji perlu waktu beberapa saat sampai mereka sadar kalau diri mereka jadi pusat perhatian.
"Kenapa mereka semua melihat kita?" Tanya lemot merah. Mereka berdua kini berjalan menuju gedung Karakura High.
"Pasti karena rambutmu mencolok!" Kata lemot oren.
"Memangnya kau tidak?" Teriak lemot merah. Dan adu mulut ga penting antara kedua lemot itu pun tak terelakkan. Sampai akhirnya..
"Kalian..?" Sebuah suara dengan nada frustasi menghentikan percekcokan kedua mahluk Tuhan paling lemot itu.
"Rukia..?" Ichigo dan Renji menoleh ke arah sumber suara. Rukia berdiri di lorong di sebelah kanan mereka.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Rukia memelankan suaranya saat mereka berdiri dalam jarak dekat.
"Kami akan mencuri rahasia ilmu dan kekuatanmu!" Sahut Renji bangga.
"Bodoh! Mana ada pencuri ngaku duluan?" Omel Ichigo.
"Maksudnya..?" Rukia bingung.
"Kau bilang tempat ini tempat belajar kan?" Ichigo mengamati ruang lobi depan tempat mereka berada saat ini. "Jadi pasti kau mendapatkan ilmu dan kekuatan di sini. Kami datang untuk melihat apa rahasia kekuatanmu itu.."
"Cepat tunjukkan yang mana gurumu? Aku akan mengalahkannya..!" Renji mengepalkan tangannya.
"Aaahhh..." Rukia pasang tampang nelangsa. "Kalian dididik dengan cara apa sih? Kenapa bodoh sekali.. Ini bukan tempat seperti itu.."
"Lalu?" Tanya Ichigo.
"Aahh..." Sebuah suara memekik. "Rukia, siapa mereka?" Ternyata Inoue Orihime dan Tatsuki Arisawa, teman sekelas Rukia.
"Aaa..." Rukia gelagapan, "Me..mereka.."
"Kami adalah se... Auww.." Omongan Renji dipotong oleh tendangan Rukia.
"Ah mereka itu..." Rukia menghentikan penjelasannya. "Apa ini..?" Hawa ruangan mendadak dingin.. "Inoue, Tatsuki, cepat lari!" Teriak Rukia, tapi terlambat. Kedua gadis itu terkapar di lantai.
"Ada yang datang rupanya.." Bisik Ichigo pada Renji. "Bersiaplah.."
"Inoue! Tatsuki!" Rukia berusaha menyadarkan keduanya.. Mereka berdua bangun, diikuti oleh datangnya anak-anak lain ke ruangan itu.
"Hoo.. Jadi ini Rukia Kurosaki yang terkenal itu.." Inoue bicara tapi yang terdengar bukanlah suaranya, tapi suara berat seorang pria.
"Tapi kakak, kenapa dia bersama mereka?" Tatsuki juga bicara dengan suara yang berbeda, kali ini suara wanita dewasa. "Bukankah mereka kedua pangeran..?"
"Siapa kalian?" Rukia menghunuskan pedangnya, gerakannya diikuti oleh Ichigo dan Renji. "Keluar dari tubuh teman-temanku.."
"Oh.. kau mengancam..?" Inoue tersenyum culas dan berjalan menjauh ke arah jendela.
"Tidak..." Rukia memandang tajam setiap pergerakannya. "Ini perintah.."
"Sombong sekali.." Tatsuki tertawa seraya menutup mulutnya. "Karena kau berhasil memperbudak kedua pangeran itu, kau jadi besar kepala ya?"
"Jangan sembarangan bicara!" Raung Renji.
"Keluar.. dari tubuh mereka sekarang juga.." Rukia mengacungkan pedangnya.
"Dengan satu syarat.." Inoue berkata, "Serahkan kekuatanmu!"
"Tidak akan" Sahut Rukia dingin.
"Kalau begitu.. Kazeshini.." PRAAANGGG.. Sebuah benda seperti sabit besar dan panjang muncul, yang menhacurkan seluruh jendela di lobi. "Serahkan, atau temanmu mati.." Inoue yang kehilangan kesadaran sepenuhnya meletakkan bagian tajam sabit itu di lehernya.
"Kau.." Rukia tercekat.
"Serahkan..." Kata Tatsuki.
"Tidak akan.." Rukia berusaha mengendalikan amarahnya.
"Kalau begitu dia mati.." Inoue mulai mendekatkan ujung sabit panjang itu ke kulit lehernya.
"Serahkan.." Kata Inoue dengan senyum culasnya.
"Bakudo ke-61!" Rukia mengarahkan telunjuk dan jari tengahnya ke Inoue dan munculah enam cahaya yang menahan gerakannya. Inoue tak berkutik.
"Kalau begitu.. mereka semua yang akan mati.." Tatsuki mengacungkan pedang, "Haineko.." Abu berhamburan dan menghalangi pandangan Rukia, Ichigo dan Renji. Tiba-tiba saja serentak semua murid yang sejak tadi berdatangan mulai memunguti pecahan kaca dan mengarahkan ke leher mereka masing-masing.
"Kau.. apa yang kau..? Teganya kau menggunakan mereka semua sebagai alat!" Teriak Rukia.
"Jangan berteriak nona, kau sungguh tidak sopan.. Kau hanya tinggal memberikan apa yang kami minta.." Kata Tatsuki.
'Aku tidak bisa menahan mereka dengan kidou satu per satu, mereka puluhan, bahka mungkin ratusan..' Pikir Rukia sambil melihat ke arah seluruh anak yang sedang memegang pecahan kaca. 'Kalau ku bekukan, aku tidak yakin mereka semua bisa bertahan.. Apa yang harus ku lakukan?'
"Rukia.." Renji menepuk bahu Rukia.
"Eh..?" Rukia menoleh pada Ichigo dan Renji yang sedari tadi diam di belakangnya.
"Lepaskan aku.." Kata Renji penuh keyakinan. "Kami akan membantumu.."
'Apa? Tapi.. Bagaimana kalau nanti mereka malah mengambil kekuatanku?' Kata Rukia dalam hati.
"Hiyaaahhh..." Tatsuki menyerang Rukia yang sedang membelakanginya.
TRAANGGG... Pedang Ichigo menahan pedang Tatsuki.
"Kenapa kau membelanya, pangeran?" Tanya Tatsuki sinis sambil terus berusaha menjatuhkan Ichigo.
"Bukan urusanmu! Getsuga Tenshou...!"
Tatsuki berkelit, dan semua siswi mulai menusukkan pecahan kaca di tangan mereka.
"Rukia, apa yang kau pikirkan!" Teriak Ichigo, "Jangan Bodoh! Lepaskan dia!"
Rukia yang sedang dalam tekanan luar biasa, akhirnya berteriak "Lepas!"
BLAARRR... Sebuah ledakan reiatsu menjatuhkan sekelompok siswi yang bearada paling dekat dengan mereka. Siswi-siswi itu tergeletak pingsan, pecahan kaca yang mereka pegang terlempar ke lantai dan pecah berkeping-keping..
Ichigo dan Rukia memanfaatkan perhatian Inoue dan Tatsuki yang teralihkan oleh terlepasnya segel kekuatan Renji.
"Hiyaaahhh..." Ichigo menebas udara yang ada di depannya, sehingga para siswi terlempar ke belakang, mengenai siswi-siswi yang lain, dan ambruk pingsan.
Rukia melompat ke arah Tatsuki, mencengram kepalanya dan mendaratkan ujung bawah pegangan padangnya ke dahi Tatsuki.
"Aaarrgghh.." Mahluk setengah kucing tertarik keluar dari badan Tatsuki, dan.. BLAASS.. Rukia menebasnya, Tatsuki jatuh ke lantai..
Melihat temannya musnah dan para siswi yang berjatuhan karena hantaman Ichigo dan Renji, Inoue berusaha membebaskan dirinya dari enam cahaya yang menahannya. Rukia meliriknya dengan dingin.. "Mau melepaskan diri..?" Kalimatnya terpotong oleh suara berat di belakangnya.
"Jangan sentuh dia.." ternyata Ichigo yang sedang memegang tangan seorang siswi yang berusaha menusuk Rukia dari belakang.
PRAANGG.. Ichigo memecahkan beling yang dipegang siswi itu dengan tinjunya.
Rukia kembali memusatkan perhatian pada Inoue, "Kau pantas mendapatkan ini.." Rukia menyodok dahi Inoue dengan pangkal pedangnya. Lalu sesosok mahluk hitam berambut jabrik panjang keluar dari belakang kepala Inoue seiring dengan sodokan Rukia. Saat kepala mahluk itu sudah terpisah dengan kepala Inoue, BLASS.. Rukia langsung menebasnya.
"Bagus..!" Teriak Renji, "Sekarang bantu kami!" Rupanya dengan musnahnya setan yang merasuki Inoue dan Tatsuki, tidak membuat pengaruh mereka pada para siswi Karakura High hilang begitu saja. Para siswi itu kini mulai menyerang Renji dan Ichigo.
"Jangan sakiti teman-temanku ya.." Rukia berlari ke arah Ichigo dan Renji.
"Cih.. Di saat seperti ini pun kau masih saja memikirkan orang lain.." Ichigo mengalihkan pandangannya pada Rukia.
"Ichigo awas! Bakudo ke-63!" Rantai cahaya muncul tiba-tiba dan melilit beberapa orang siswi yang mau menyerang Ichigo.
"Getsuga Tenshou..!"
"Zabimaru..!"
"Hado ke-58!"
BLAARR...
Setelah melanjutkan amukan selama beberapa menit, akhirnya semua siswi Karakura High yang terkena pengaruh setan pun terkapar tak sadarkan diri.
"Hah.. hah.. aku harus menyembuhkan mereka semua.." Engah Rukia.
"Hei.. hei.. mereka cuma pingsan, nanti juga sadar sendiri.." Ichigo menepuk bahu Rukia, "Kau harus tau kapan waktunya berhenti memikirkan orang lain.. Lihat keadaanmu.."
"Aku tidak apa-apa, Ichigo.. Justru mereka yang akan kenapa-napa.. Kalau mereka terus ingat dan dibayang-bayangi oleh setan yang menguasai mereka.."
"Setan-setan itu sudah musnah, Rukia.." Potong Ichigo tidak sabar.
"Ichigo benar.. Santai sajalah.." Renji mengacak-ngacak rambut Rukia.
"Tapi pengaruh dan ingatan akan setan itu masih tersisa.." Rukia menepis tangan Renji dengan kesal. "Kalau itu tidak 'dibersihkan', mereka akan mersa dihantui dan akan berubah jadi manusia-manusia paranoid tau.." Rukia berjalan ke tempat dimana dia bisa menghadapi semua tubuh-tubuh yang bergelimpangan itu.
"Dasar keras kepala.." Ichigo menyilangkan lengan di depan dadanya. Rukia mengangkat kedua tangannya sejajar dada, memejamkan mata, dan cahaya benning keunguan itu pun memenuhi ruangan..
Selang beberapa detik..
"Ukh.." Rukia menggigit bibir. 'Menghilangkan pengaruh setan dan menghilangkan ingatan memang tidak seberapa menghabiskan tenaga dan reiatsu.. Tapi kalau melakukannya pada orang sebanyak ini dan dalam waktu bersamaan, ternyata bisa membuatku lemas juga..' Katanya dalam hati. Rukia lalu menghentikan penyembuhannya ketika sudah dirasa cukup.
"Aduduh..." Para siswi mulai sadarkan diri.
"Apa yang terjadi? Kenapa kita semua tidur disini?" Tanya Tatsuki.
"Kenapa jendela-jendela pecah?" Beberapa siswi yang mendengar ada keributan di lobi utama sudah turun ke bawah.
"Aahh.. Rukia gelagapan. "Tadi ada gempa sedikit, dan.. teman-teman pada pingsan.." Sungguh alasan yang super duper bodoh.
"Hah? Gempa?" Tanya siswi yang baru turun dari lantai atas. "Tapi kami tidak merasakan apa-apa.. Ya kan?"
"Ahh.. itu... Itu karena kalian di lantai atas, jadi tidak bisa merasakannya.. ha..ha.." Alasan Rukia tambah garing.
"Mm.. dia itu siapa..?" Inoue menunjuk Ichigo yang masih berwujud manusia, sedangkan Renji yang berwujud setan karena tadi segelnya dilepas Rukia sudah tidak kelihatan lagi.
"Aa.." Rukia yang baru buka mulut, tiba-tiba saja limbung.
"Rukia..!" Seru Inoue dan Tatsuki. Untungnya Ichigo cepat-cepat menangkap bahunya.
"Kau kenapa?" Tanya Ichigo cemas.
"Aku nggak apa-apa.." Rukia berusaha menegakkan dirinya seraya tersenyum. "Maaf, Ichigo.. Sepertinya hari ini aku tidak bisa manepatiku janjiku untuk menyembuhkan sisa lukamu kemarin.." Bisiknya.
"Bodoh.. Aku sudah kuat.. Hei.. hei.." Ucapan Ichigo terpotong karena Rukia ambruk. Untungnya Ichigo masih memegang bahunya, sehingga dia tidak jatuh ke lantai.
"Kita harus membawanya pulang.." Bisik Renji. Ichigo lalu menggendong Rukia dan mereka berjalan menuju jendela terdekat.
HUPP.. Renji dan Ichigo melompat ke luar lewat jendela.
"Hei.. Rukia mau dibawa kemana?" Teriakan Tatsuki tidak dihiraukan oleh kedua setan itu. Mereka kini berlarian di jalan. Semua mata memandag ke arah seorang laki-laki berkimono hitam, haori putih dan berambut oren yang menggendong seorang gadis berseragam SMA..
"Apa tidak sebaiknya kau ganti wujudmu?" Tanya Renji sambil tetap berlari. "Semua orang melihatmu.."
"Kalau aku berwujud setan, maka orang-orang akan semakin heran melihat Rukia melayang-layang di jalan!"
"Oh.. benar juga.."Renji sekarang tidak bisa seenaknya mengganti wujudnya, karena masih dikuasai oleh Nekogashimu.
Ichigo membaringkan Rukia di sofa ruang TV.. "Hei bodoh.. bangun.." Dia menepuk-nepuk pipi Rukia dengan lembut. "Hei Renji.. Dia tidak sadar-sadar juga dari tadi.. Apa yang harus kita lakukan?"
Renji yang mengipas-ngipasi Rukia dengan koran tampak berpikir keras. "Apa yang biasanya dilakukan saat bibi Retsu pingsan?"
"Bibi Retsu mana pernah pingsan!"
"Aah.. iya..ya.." Renji menunjukkan tampang begonya. "Aku pernah melihat ini di benda itu!" Renji menunjuk ke arah TV. "Cara yang ampuh untuk membangunkan orang pingsan.." Katanya berapi-api.
"Bagaimana..?" Ichigo tidak sabar.
"Katanya ini disebut nafas buatan.."
"Bagaimana bisa nafas dibuat-buat?" Ichigo jadi bingung.
"Begini.. Pertama hirup udara banyak-banyak lewat mulut.." Renji mempraktekan sampai pipinya kembung. "Wa..wu.." (baca : Lalu) Renji menyentuh dagu Rukia dan membuka mulutnya.. "Wasyukan.." (baca : Masukan)
"AAAA... STOOOPP..." Teriak Ichigo sambil menarik kerah kimono Renji yang berusaha mendekatkan wajahnya ke wajah Rukia.
"Apa yang kau lakukan?" Hardik Renji kesal.
"Harusnya aku yang tanya! Apa yang kau lakukan, babon mesum!"
"Kan aku sudah bilang, aku mau memberinya nafas buatan, bego!" Renji menoyor Ichigo.
"Memangnya tidak ada cara lain apa?" Ichigo menarik-narik kupig Renji.
"Memang begitu caranya! Dasar idiot!" Maki Renji.
"Ukh.." Tiba-tiba Rukia bersuara, dia mengerutkan dahinya.
"Eehh.." Ichigo dan Renji serentak jongkok di sampingnya.
"Dia bangun.." Kata Ichigo. "Cepat kau buatkan teh!" Perintahnya pada Renji, sebelum sepupu babonnya itu berbuat aneh-aneh lagi.
"Heehh..? Kenapa harus aku?"
"Kau kan lebih lama tinggal di sini, jadi kau lebih tau letak bahan dan alat-alat di dapur.." Ichigo ngeles.
"Lebih lama satu hari juga.." Renji bersungut-sungut pergi ke dapur.
'Lho kenapa dia tidak sadar juga? Tadi kan dia udah bersuara..' Kata Ichigo dalam hati..
"Heiiii..." Ichigo menepuk-nepuk pipi Rukia lagi. "Kau keras kepala sih.. Jadi begini kan.."
...Hening...
"Heiii... Komamura minta makan tuh.. ayo bangun.."
...Hening...
"Kalau tidak bangun, ku jitak kau.."
...Hening...
"Aaarrggghh... Dasar menyebalkan!"
...Hening...
Ichigo menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. 'Apa memang harus dengan nafas buatan ya..?' Pikirnya.. Tiba-tiba saja mukanya merah.. 'Aaahh.. Apa sih yang kupikirkan? Pasti ada cara lain selain cara nggak normal itu! Tapi.. kata Renji cara itu ampuh...' Ichigo menoleh ke arah dapur, terdengar suara berkelontangan yang menunjukkan bahwa Renji sedang berusaha membuat teh.. 'Mungkin babon itu ada benarnya.. Cara ini harus dicoba.. Pertama.. Lalu..' Ichigo mendekatkan wajahnya ke Rukia dan merasa wajahnya terbakar. 'Harus kucoba!' Pikirnya menyemangati diri sendiri. Ia dekatkan lagi wajahnya.
Jreeenggg... Tiba-tiba mata Rukia melek saat Ichigo beberapa senti di atasnya..
"Aa..Hmmmpphh.." Rukia yang hendak berteriak kaget dibekap Ichigo.
"Kenapa kau teriak hah?" Bisik Ichigo.
"Harusnya aku yang tanya.." Rukia jadi ikutan bisik-bisik. "Kau mau apa?" Rukia ber-blushing-ria.
"Eehh.. itu.."
"Kau mau mengambil kekuatanku ya?" Rukia berusaha bangun dan duduk.
"Enak saja! Aku cuma mau menyadarkanmu kok! Kau lama pingsannya lama banget tau!" Ichigo jadi kesal karena dituduh yang tidak-tidak, tapi sesaat setelah berkata itu, dia jadi memaki dirinya sendiri. 'Kenapa aku malah bilang? Dasar bodoh!' Pikirnya 'Tapi untung saja aku menghentikan Renji yang mau memberikannya nafas buatan, kalau tidak, kekuatannya bisa terserap.. Eh.. tapi kan kami ke sini memang untuk itu..'
"Menyadarkanku? Emangnya aku putri tidur? Dasar mesum.." Rukia menyadarkan Ichigo dari lamunannya.
"Katanya itu cara ampuh untuk membangunkan orang pingsan!" Ichigo membela diri.
"Siapa yang bilang?"
"Renji.." Ichigo pasang tampang tak berdosa.
"Dasar Renji sialan.. Mulai sekarang aku nggak akan membiarkannya nonton TV, apalagi acara yang berlabel 'Bimbingan Orangtua'..." Omel Rukia.
"Taraaa..." Setan yang lagi diomongin nongol dari dapur. "Teh sudah siap..! Akhirnya kau bangun juga.."
Mau tak mau Rukia tersenyum juga, "Jangan bilang kau menghancurkan dapurku.." Liriknya tajam.
"Tidak nona kecil.. Semuanya beres.." Renji mengacungkan jempolnya dan tersenyum selebar mungkin. "Ayo minum.."
Rukia menyeruput tehnya sampai habis..
"Bagaimana rasanya..?" Tanya Renji antusias.
"Mmm.. Lumayan.."
"Yesss..." Renji mengepalkan kedua tangannya. "Sudah kuduga.. aku memang berbakat!"
"Yaahh apalah itu.." Ichigo mencibir. "Sudah baikan, Rukia?"
"Iya.. Tapi sepertinya aku mau istirahat saja dulu" Rukia bangun dari sofa, agak terhuyung..
HUPP.. Ichigo menggendongnya.
"Eehhh.." Rukia dan Renji bereaksi bersamaan.
"Ehm.. Biar ku antar ke kamar.." Kata Ichigo yang merasakan wajahnya memanas lagi.
"A.. a.." Rukia tak kalah merahnya. Renji manyun-manyun.
Rukia tertidur lelap di atas ranjangnya.. Renji dan Ichigo duduk di seberang ruangan, tertidur juga.. Sementara di luar, angin berhembus agak kencang..
WHUSSSS... daun-daun gugur dan beterbangan di halaman.. Di depan gerbang, tampak berdiri dua orang pria jangkung kurus.
"Jadi dia ada di sini..?" Tanya pria berkimono hitam dan memakai haori putih.
"Benar, tuan.." Jawab serorang lagi yang berkimono putih.
"Hmmm.." Pria berhaori tersenyum lebar. "Rukia Kurosaki.. akhirnya kutemukan.."
"Silakan tuan.." Pria berkimono putih hendak membuka gerbang, namun tangannya ditahan oleh pria berhaori.
"Jangan.. Tidak sopan membangunkan gadis malam-malam.." Pria berhaori tersenyum lagi, "Besok saja kita memberinya salam.."

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.