The Devils Beside Me X

Chapter 10 : The Darkness
Sosok tinggi besar itu mengerjap-ngerjap, seketika mukanya pucat... "Kuchiki Rukia?"
"Jangan membuatku mengulangnya lagi." Kata Ichigo yang entah mendapatkan suntikan wibawa dari mana.
"Ah!" Si setan besar mundur selangkah, "Ma... Maafkan saya, Kuchiki-sama! Yammy Rialgo, Kepala Pasukan Divisi 10 memberi salam pada Kuchiki-sama!" Serunya sambil membungkukkan badan dalam-dalam.
"Hmm..." Jawab Rukia sekenanya dan tanpa ekspresi.
Yammy menegakkan badannya, beberapa bulir keringat dingin menghiasi wajah sangarnya, "Saya benar-benar minta ma..."
"Sudahlah!" Sela Ichigo tidak sabaran, "Sekarang cepat miggir..."
"Ta... tapi... Ichigo-sama, Kuchiki-sama..." Yammy rupanya ingin minta kesempatan untuk menjelaskan apa yang dia kira adalah kesalahannya.
"Tidak apa. Kali ini aku maafkan." Potong Rukia, "Sekarang minggirlah!"
"Baik!" Yammy menundukkan kepalanya lagi, lalu minggir ke samping, membiarkan pangeran dan bangsawan gadungan itu lewat.
Dengan ekor matanya, Ichigo melirik Rukia. Rukia berjalan tenang dan anggun, dengan dagu sedikit terangkat ke atas. Pandangan matanya lurus, seolah para pengawal yang bertebaran di sekitar mereka –dan menundukkan kepala tanda hormat- adalah onggokan batu, yang tidak layak dilihat. Bahkan pangeran berkepala oren di sebelahnya pun ia perlakukan seperti kacang.
Jalan yang mereka lalui ramai oleh pasukan, pelayan, dan bangsawan yang mondar-mandir, karena di kanan-kiri jalan adalah kastil-kastil megah tempat tinggal keluarga bangsawan. Rukia dan Ichigo hampir sampai di gerbang istana, ketika mereka mengambil jalan yang membelok ke kiri. Jalanan itu lumayan sepi, rupanya tidak setan yang beraktivitas di sekitar istana sangat dibatasi.
"Kepala pasukanmu bodoh ya..." Bisik Rukia tiba-tiba, tapi wajahnya tetap menghadap ke depan.
"Untungnya dia bodoh!" Balas Ichigo dalam bisikan juga, "Kau ini kenapa mengatakan namamu sih?"
"Yaa aku terpaksa, habis kau mikirnya lama sih!"
"Dasar..." Geram Ichigo.
"Lalu siapa itu 'Kuchiki'? Kenapa penjaga itu sampai takut mendengarnya?"
"Klan Kuchiki adalah keluarga bangsawan paling dihormati setelah keluarga raja atau klan Yamamoto. Klan Kuchiki mendominasi suara dalam dewan istana dan punya pengaruh yang kuat dalam militer."
"Wah!" Rukia spontan menoleh pada Ichigo, "Kalau Kuchiki sepopuler itu, kan pasti mudah dikenali? Kenapa kau malah mengatakan aku klan Kuchiki? Kalau ketauan bagaimana?" Ingin rasanya Rukia menonjok Ichigo saat itu juga, namun tidak dilakukannya, karena bangsawan yang baik tidak akan memukul seorang pangeran di depan umum.
"Tenang saja..." Jawab Ichigo santai. "Klan Kuchiki itu adalah klan yang tau bagaimana memposisikan diri dan sangat tertutup. Daripada berkeliaran mencampuri urusan orang lain, mereka lebih memilih berdiam diri dalam kastilnya, mereka hanya akan keluar kalau merasa ada kepentingan. Jadi tidak banyak yang tau siapa saja-siapa saja anggota klan Kuchiki itu."
"Aahh..." Rukia keheranan. "Ada juga jenis setan yang tidak menginginkan tahta ya?"
"Mereka memang tidak begitu tertarik dengan perebutan tahta, mungkin karena mereka sudah cukup terhormat dan berkuasa... Eh, ssstt.." Bisik Ichigo ketika mereka hanya tinggal beberapa langkah dari gerbang istana.
"Ichigo-sama!" Seru para pengawal di gerbang istana, beberapa diantaranya berlari menghampiri Ichigo.
"Anda tidak apa-apa, Ichigo-sama? Anda pergi lama sekali dan melewatkan banyak hal!" Seru pengawal itu dengan hebohnya.
Ichigo hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyum kecil. "Bukakan gerbang!" Perintahnya.
"Baik, Ichigo-sama!" Kali ini mereka lolos masuk istana tanpa sesi interogasi.
"Fyuuhh... Untung saja..." Kata Ichigo begitu mereka memasuki koridor yang sepi.
"Hah! Yang ini bahkan lebih bodoh." Rukia nyengir mengingat kejadian di gerbang istana tadi. "Pengawal tadi kelihatannya mau bertanya, tapi begitu ku beri deathglare, dia langsung minggir! Hihihi..." Rukia menahan tawanya.
"Dasar!" Ichigo ikut-ikutan nyengir, "Kau memang drama queen!"
"Bagus kan? Daripada babon queen?" Kata Rukia sambil terkikik.
"HUACCHII...!"
"Hah?" Ichigo dan Rukia terkejut melihat sosok di hadapan mereka.
"Hah?" Sosok itu malah terlihat lebih shock lagi. "Kenapa kau di ada di sini, Rukia?" Teriaknya.
"Sstt!" Ichigo langsung membekap sosok yang tiba-tiba muncul itu.
"Hmmmphh... Hmm... Hmphhh!" Sosok itu meronta, ingin melepaskan diri dari bekapan Ichigo.
"Renji bodoh! Jangan ribut" Rukia menoyor kepala Renji, alhasil kepala merah itu sukses berbenturan dengan kepala oren di belakangnya.
"Aduh!" Jerit Ichigo dan Renji bersamaan.
"Sssttt!" Bisik Rukia.
"Sst...!" Ichigo dan Renji spontan menempelkan telunjuk ke bibir masing-masing.
"Renji-sama!" Dari ujung koridor terlihat beberapa orang pengawal menghampiri mereka. "Ah! Ichigo-sama!" Seru pengawal itu saat menyadari keberadaan pangeran mereka yang satu lagi. "Anda tidak apa-apa?"
"Ah... itu... tidak... tidak apa-apa." Jawab Renji.
"Tapi tadi kami dengar anda berteriak!" Pegawal itu bersikeras.
"Hmm... Kami cuma bercanda! Hehehe" Ichigo merangkul pundak Renji dan Rukia. "Kembalilah ke tempat kalian bertugas!" Usir Ichigo.
"Baik! Kami permisi!"
"Wah, kelihatannya di sini tidak aman..." Kata Ichigo.
"Yaah... satu-satunya tempat aman adalah..." Renji menggantung ucapannya.
"Ya sudah! Kita ke sana saja!" Ichigo memberi isyarat pada Renji dan Rukia untuk mengikutinya.
"Apa tidak apa-apa aku masuk ke sini?" Rukia ragu-ragu melangkah masuk ke ruangan yang Ichigo dan Renji anggap aman itu, setelah tahu bahwa ruangan besar dan mewah di hadapannya adalah ruang tidur Raja Setan, Yamamoto Genryuusai Shingekuni.
"Tidak... Cepatlah!" Ichigo menarik tangan Rukia supaya masuk ke dalam. "Sebelum turun ke dunia manusia, aku dan Renji sudah menyegel ruangan ini, jadi tidak ada yang bisa masuk kecuali kami ijinkan." Ichigo berbalik dan menghadap Rukia yang telah berada di dalam ruang tidur, "Kita aman di sini..." Katanya menentramkan.
"Hei... Hei..." Panggil Renji yang sedang menutup pintu di belakang mereka, "Sejak kapan kalian jadi akrab begitu?"
"Hah?" Ichigo spontan melepaskan genggamannya dari lengan Rukia.
"Apa itu?" Rukia menunjuk tempat tidur besar di tengah ruangan. Kelihatannya dia tidak mendengar kata-kata Renji karena terlalu sibuk memperhatikan isi ruangan itu.
"Tempat tidur kakek." Jawab Ichigo cepat. Rupanya Rukia tidak bisa melihat apa yang ada di atas tempat tidur itu, karena terhalang kelambu putih yang menjuntai-juntai, yang menutupi tempat tidur dengan sempurna.
"Oi, Ichigo!" Panggil Renji seraya mendekati sepupunya, "Dari tadi ada yang ingin ku tanyakan..."
"Apa?" Ichigo membalikkan badannya.
"Kenapa kau ajak dia? Kan aku sidah menyuruhmu tetap tinggal dan menjaganya? Kau tau kan di sini sangat berbahaya? Setan macam apa sih kau ini? Dasar pangeran tidak berguna!" Renji menyemburkan semua kekesalannya.
"Hei bodoh! Kau pikir aku mau dengan gegabah membahayakan dia? Ini semua idenya! Dengarkan dulu penjelasanku..." Sementara Ichigo mejelasakan semuanya pada pangeran babon, Rukia yang sedari tadi tidak memperhatikan obrolan-nggak-penting kedua mahluk itu, melenggang mendekati tempat tidur berkelambu itu. Ada sesuatu di balik kelambu yang mengusik perasaannya. Semakin dia mendekat, semakin sesak terasa dadanya.
'Apa yang ku rasakan ini?' Pikir Rukia sambil memegang dadanya, berharap dapat bernafas lebih lega. Namun semakin dekat pada tempat tidur itu, nafasnya kian berat.
Saat berdiri di tepian tempat tidur, di balik kelambu Rukia melihat bayangan sosok yang terbujur tidak bergerak. Dengan tangannya yang bergetar, Rukia menyingkap celah kelambu, dan matanya langsung terpaku pada sosok seorang lelaki tua. Selimut menutupi tubuh lelaki itu hingga dada, selebihnya yang terlihat hanya sebagian dada dan kepalanya. Tubuh lelaki itu dipeuhi sulur-sulur hitam seperti tato, yang bergerak-gerak liar dan menjalar dalam permukaan kulitnya. Tanpa sadar Rukia bergidik. Mata lelaki itu membuka sedikit demi sedikit, dengan sangat lemah dia menelengkan kepalanya ke sisi tempat tidur dimana Rukia berdiri. Janggut putihnya yang panjang bergerak jatuh seiring gerakan kepalanya yang perlahan. Meskipun terlihat begitu lemah, namun mata lelaki itu menatap Rukia lekat-lekat. Sorot matanya aneh. Tatapan curiga, ragu, kesakitan sekaligus penuh harap.
'Apa...?' Rukia merasakan darahnya berdesir saat mata itu memandangnya, 'Apa yang ku rasakan ini? Seluruh tubuhku merinding...' Rukia tidak bergerak, bahkan untuk mengusap bulir-bulir keringat dingin yang menetes di dahinya. 'Akh!' Rukia menggigit bibir saat merasakan reiatsu yang disembunyikannya mengalir keluar. Dia mencengkram kelambu di hadapannya, berusaha keras mengendalikan reiatsunya.
KREEKK... Kelambu tipis itu pun sobek, membuat Rukia jatuh berdebam di lantai.
"Hhh... Hhh..." Nafas Rukia putus-putus, segera dia seret tubuhnya mejauhi tempat tidur itu.
"Rukia!" Teriak Ichigo dan Renji bersamaan. Mereka segera menghentikan perdebatannya dan berlari menghapiri Rukia.
"Kau kenapa?" Ichigo dan Renji menopang tubuh Rukia, menggenggam lengannya dan membantu Rukia berdiri.
"Rukia...?" Ichigo terlihat cemas. Sementara Renji menghampiri kelambu yang sobek.
"Kakek...?" Kata Renji dalam nada rendah, namun masih bisa didengar oleh dua mahluk lain di ruangan itu.
"Kenapa kakek?" Sambar Ichigo, kedua tangannya masih sibuk memapah Rukia yang belum pulih dari shock.
"Jauhkan dia dari kakek, Ichigo!" Perintah Renji.
"A... apa...?" Ichigo bertambah bingung.
"Bawa dia ke sudut ruangan!" Teriak Renji karena Ichigo masih saja terbengong-bengong di tempatnya berdiri.
"Ah iya!" Segera saja Ichigo menurut, sesuatu yang sangat jarang dilakukannya pada Renji. "Rukia?" Ichigo berusaha memanggil Rukia yang masih saja terengah-engah, "Rukia?"
"Hahh..." Kekawatiran Ichigo hanya dijawab dengan helaan nafa panjang Rukia.
"Duduk sini..." Ichigo menarik sebuah kursi dan mendudukan Rukia di sana.
"Huufftt... Haahh..."Rukia mengatur nafasnya. Ichigo berjongkok di sebelahnya, mengamati nafas Rukia yang berangsur normal.
"Kau kenapa?" Renji mendekati mereka.
"Jadi... Itu kekuatan kegelapan?" Rukia mulai buka suara.
"Iya... Bagaimana kau tau?" Ichigo menatapnya heran.
"Aku merasakannya..." Rukia menatap tempat tidur itu, kelambu yang tadi dia singkap telah kembali ditutup oleh Renji.
"Sulur-sulur kegelapan itu, menghancurkan reiatsu kakekmu..." Rukia terhenti, seolah dia mengatakan sesuatu yang tabu, "Maksudku reiatsu Raja Setan... Aku merasakan reiatsu Raja saling hantam dengan kekuatan kegelapan... Dan pertarungan reiatsu itu memancing kekuatanku keluar tanpa kendali..."
"Di ruangan ini masih aman..." Sela Renji, "Tapi di luar sana kau harus mengendalikan reiatsumu, Rukia. Karena kami para setan bisa merasakan reiatsu yang berbeda dari seorang manusia..."
"Iya... Aku tau." Rukia mengguk. "Kekuatan kegelapan itu sangat... terasa sangat pekat dan jahat..."
"Lalu apa rencana yang kau katakan kemarin? Kalau itu hanya akal-akalanmu supaya bisa ikut ke dunia setan, aku akan memulangkanmu sekarang juga!" Kata Ichigo.
"Oh itu... Begini..." Rukia mencondongkan tubuhnya ke depan, ke arah Ichigo dan Renji. "Kemarin kau bilang, diantara ketiga ancaman terbesar kalian..."
"Tiga ancaman terbesar?" Potong Renji dengan dahi berkerut.
"Espada, para bangsawan, dan Nii-sama! Itu kan ancaman terbesar kita saat ini!" Seru Ichigo tidak sabaran, "Dasar babon bodoh!"
"Sudah! Sudah!" Rukia kesal karena merasa tidak diperhatikan. "Mau dengar tidak?" Setelah kedua pangeran itu menutup mulutnya, Rukia melanjutkan kalimatnya, "Diantara ketiganya, Ichigo bilang Nii-sama lah ancaman paling serius. Jadi kita harus 'membereskan' dia terlebih dahulu..."
"Haaah...?" Ichigo dan Renji spontan menunjukkan wajah tidak setuju.
"Jangan protes dulu!" Rupanya Rukia bisa menebak gelagat mereka. "Sekarang aku tanya, siapa petinggi kerajaan yang ada di pihak kalian?"
Pertanyaan Rukia membuat Renji dan Ichigo saling pandang.
"Aku rasa, Panglima Zaraki dari dulu ingin sekali bertarung dengan Nii-sama..." Sahut Renji, "Yah memang itu bukan berarti dia ada di pihak kami, itu lebih karena dia meniak bertarung... Tapi kalau dia diberi kesempatan, pasti dengan senang hati dia akan menantang Nii-sama..."
"Panglima?" Ulang Rukia, dan mendapat anggukan dari Renji dan Ichigo. "Hmm... Selain itu siapa lagi?"
"Tidak ada..." Renji menggelengkan kepala merahnya.
"Sudah ku duga... Semua penghuni kerajaan setan pasti saling berlomba mendapatkan tahta..." Kata Rukia. "Kalau begitu kalian tidak punya pilihan. Kalau kalian melibatkan panglima, maka Espada akan pecah, dan tidak mustahil mereka akan bergabung dan mendukung keluarga bangsawan seperti yang dilakukan Ulquiorra, bahkan mungkin akan secara terang-terangan menentang keluarga raja. Ini akan menambah keruh suasana..." Rukia memandang Ichigo dan Renji, karena tidak ada reaksi, Rukia lalu melanjutkan kata-katanya.
"Intinya kalian tidak bisa melibatkan orang lain. Kita hanya bertiga. Dengan kekuatan segini, kita tidak bisa mengendalikan para Espada maupun bangsawan, jadi pilihannya hanya dengan mengalahkan Nii-sama'mu..."
"Ini gila..." Ichigo terkejut mendengar apa yang Rukia sebut sebagai 'rencana'.
"Memang... tapi aku rasa tidak ada jalan lain..." Sahut Rukia, "Dengan mengalahkannya, kalian membuktikan kalau kalianlah yang terkuat. Dengan begitu, sesuai hukum dunia setan, maka kalian berhak atas tahta... Lagi pula, dengan mengalahkan setan sekaliber Nii-sama itu, Espada dan para bangsawan akan langsung tunduk di hadapan kalian..."
"Tapi tidak akan semudah itu!" Protes Ichigo dan Renji bersamaan.
"Kau sudah merasakan sendiri bagaimana kekuatan kegelapan itu kan?" Sambar Renji.
"Iya... Tapi kalau kita bertiga, pasti bisa!" Rukia tersenyum penuh keyakinan.
"A..." Kata-kata Ichigo terpotong ketukan di pintu.
"Siapa?" Teriak Renji.
"Saya Hanataro, Renji-sama..."
"Tunggu sebentar..." Renji berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihatlah seorang laki-laki bertubuh ringkih dan berwajah canggung. "Ada apa?"
"Siapa itu?" Bisik Rukia pada Ichigo.
"Hanataro itu tabib istana. Dia orang yang kami percaya..." Jawab Ichigo dalam bisikan.
"Ichigo!" Panggil Renji. "Kita diundang untuk menghadiri sidang dewa istana, rupanya kedatanganmu sudah tersiar..."
"Sial! Penjaga itu pasti mengadu..." Kata Ichigo seraya mendekati Renji. Rukia mengekor di belakangnya.
"Ayo!" Renji menepuk punggung Ichigo, menyuruhnya keluar.
"Ah, Hanataro... Tolong jaga dia..." Ichigo melirik Rukia dengan ekor matanya.
"Baik, Ichigo-sama..." Hanataro membungkuk hormat.
Sementara kedua pengeran itu beranjak, pintu kamar sang raja menutup dan terkunci dengan sendirinya.
"Saya Yamada Hanataro... Kalau boleh saya tau, siapa anda?" Hanataro tersenyum lebar pada Rukia.
"Ehh... Aku... Kuchiki Rukia..." Rukia belum terbiasa pada nama barunya, 'Huh! Kenapa setan jeruk itu memberikan nama aneh padaku sih?' Sungutnya dalam hati.
"Kuchiki-sama..."
"Panggil aku 'Rukia'..." Rukia berpikir bahwa semakin sedikit yang tau namanya 'Kuchiki' maka semakin aman penyamarannya.
"Baiklah, Rukia-sama... Anda mau saya antar kemana? Kembali ke kastil keluarga Kuchiki?"
"Ah... Tidak!" Pekik Rukia. "Eh.. maksudku, tolong tunjukkan saja dimana aku bisa menemukan kamar kecil..." Rukia mengendalikan diri dan kembali bersikap cool.
"Baik." Hanataro membungkuk, "Mari saya antar..."
'Kemana sih anak itu?' Rukia yang baru eluar dari kamar kecil mendapati Hanataro sudah tidak ada lagi di tempatnya tadi. Ahasil dia berjalan tak tentu arah, mencari Hanataro, Renji atau pun Ichigo. 'Sial! Tempat ini luas sekali! Mana bisa ketemu kalau begini...' Rutuk Rukia dalam hati. Tapi matanya berbinar begitu melihat taman yang indah, dihiasi bunga sakura dan kolam ikan yang luas. Tanpa pikir panjang, segera saja Rukia berjalan ke sana.
'Aku tunggu di sini saja sampai salah satu dari mereka menemukanku...' Kata Rukia sambil menghirup dalam-dalam aroma sakura yang bertebaran di udara. Seketika dia terkesiap, merasakan ada orang lain disebelahnya.
"Kenapa kau ada di sini?"
Rukia memutar kepala, menoleh pada sumber suara. "Kau...?" Namun tenggorokannya terasa tercekik.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.