Kisah Si Penjual Es: Ke Kondangan II

Chapter 2
Pagi ini, persewaan karaoke keluarga Kuchiki, lebih ramai dari biasanya. Ruangan karaoke yang ada 15 itu hampir separuhnya sedang disewa. Mungkin, karena penjaga toko hari ini adalah seorang bapak-bapak yang lumayan ganteng.
"Waah, baru jam setengah sepuluh, tapi nih tempat udah rame, gue emang bawa hoki," Byakuya bicara dengan diri sendiri. Tapi, saat sedang asyik dengan kegiatannya menjaga tempat karaoke 'Kuchiki', mendadak sesuatu terjadi...
Duuut~...
"Ya ampun, waktunya nabung nih," Byakuya memegangi perutnya yang mendadak mules. Cepat-cepat ia mengambil hp tiruan blackberry dari sakunya, lalu mengetik beberapa huruf dan mengirim short massage ke salah satu nomor di phone booknya.
"Rukia, cpt lu dtg ksini! Pen-ting" itulah isi pesan yang dikirim oleh Byakuya.
Selang lima menit kemudian, Rukia pun datang...
"Ada apa kak?" Tanya Rukia yang baru memasuki tempat itu.
"Hah?" Rukia kaget melihat wajah ganteng si kakak ipar berubah jelek, dan membiru. Juga banyaknya keringat dingin yang membasahi tubuh Byakuya.
"Ka-kakak kenapa?" Rukia menautkan alis.
"Rukia! Jaga karaokenya bentar ya! Gue mau nabung!" Byakuya menjelaskan hal yang katanya penting tadi kurang dari 5 detik.
"Emang kak Hisana kemana?" Tanya gadis itu sambil berjalan mendekati Byakuya.
"KE PASAAAAAAAARR..." jawab Byakuya sambil ngacir ke kamar mandi.
Rukia makin cengok karena tindakan kakaknya.
X . X . X . X
Snif. Snif.
Hidung Rukia mengendus-endus, "Uweek. Orangnya udah pergi, tapi bau kentutnya masih ketinggalan," menutup hidungnya. Ia lalu mencari pewangi ruangan yang disimpan Hisana di dalam laci, dan menyemprotnya keseluruh ruangan.
"Nah, gini baru wangi~..." gadis itu tersenyum puas.
X . X . X . X
"Nananana~," Rukia bersenandung sambil mengotak-atik Hpnya.
Tiba-tiba, beberapa orang datang, itu bisa diketahui karena bunyi lonceng yang dipasang di gagang pintu masuk.
"Permisi, ruangan karaokenya, masih ada yang kosong?" Tanya seorang pelanggan. Suaranya begitu merdu dan menyejukan hati tiap pendengarnya. Tak terkecuali hati Rukia.
"Masih ada kok, mau yang mana? Ada vip, dan yang biasa?" Tanya Rukia pada pelanggannya. Tapi tidak sedikitpun ia mengalihkan pandangannya pada si pemuda karena terlalu sibuk mencari halaman kosong buku tamu untuk diisi.
"Ini, silahkan regristrasi du-lu..." ucapan Rukia mengambang di udara saat tau jika orang yang sedang berdiri dihadapannya dengan senyum ala malaikat yang menyejukan jiwa, adalah orang yang bahkan tidak pernah terbayang dibenaknya akan muncul ditempat karaokenya.
Rukia menutup bibirnya karena shock.
"Re-Re-Re-RENJI! ABARAI RENNJIII!" Rukia berteriak histeris. Matanya hampir copot, sama seperti jantungnya. Ia mengucek-ucek matanya nggak percaya, juga mencubit pipinya untuk memastikan ini bukan lanjutan mimpinya semalam.
Renji menautkan alisnya, "M-maaf, kamu nggak apa kan?" Ia sedikit khawatir pada tindakan gadis bermata ungu yang nggak jauh beda dengan orang kesurupan.
Rukia menggeleng.
"Ih, dasar orang aneh," celetuk seorang yang berada disebelah Renji.
Lalu, orang lain yang juga ikut dalam rombongan kecil itu menyaut paksa buku tamu itu dari tangan Rukia. Dan segera mengisi data-data. Sedangkan Rukia tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya pada cowok yang dipanggil Renji itu.
Rukia bersikap begitu karena sekarang ini, di depannya sedang berdiri seorang artis muda berbakat yang sedang naik daun, Abarai Renji namanya. Wajahnya ganteng, senyum mautnya bikin melting, suaranya yang merdu bikin cewek-cewek tepar, banyak FG dimana-mana, dan salah satunya adalah Rukia. Baik hatinya, dan nggak sombong orangnya. Cuman, ada satu kekurangannya, alis dan dahinya yang ditato bener-bener ngerusak pemandangan. Untung, dia selalu memakai ikat kepala, jadi nggak terlalu bikin masalah.
"Oke manis, sekarang! Cepat tunjukkan ruangan kami!" Perintah manager Renji yang bergaya ala banci taman lawang, Yumichika.
Walau masih shock, Rukia pun mengantar rombongan Renji itu ke tempat Karaoke. Dan 6 orang itu mengikuti Rukia menuju kamar VIP.
X . X . X . X
"Makasih..." Ucap Renji sebelum memasuki ruangannya.
Rukia mengangguk sambil nyengir lima jari, "No problem~... ganteng~..." jawab gadis itu dengan medoknya. "Kalo butuh sesuatu bilang aja!" Rukia kembali meringis dengan bangganya.
Renji tersenyum simpul, bukan karena sikap polos Rukia, tapi karena kulit cabe yang nempel disela-sela gigi Rukia. Lalu, Renji pun, masuk.
Setelah pintu ruangan itu ditutup, barulah Rukia beranjak dari tempatnya.
Rukia sangat senang dengan kedatangan Renji. Walau ingin masuk ke dalam ruangan karaoke dan nyanyi bareng Renji, ia tetap tidak dapat melakukan hal itu.
X . X . X . X
Ting Ting Ting Ting
"ES CINCAU ES CINCAUUUUUUUU," dari luar terdengar suara nyaring Ichigo menjajakan es cincau kebangganya. Mendengar suara sahabatnya, Rukia langsung berlari keluar untuk menemui Ichigo.
"ICHIGO!" Rukia menghadang langkah Ichigo yang sedang mendorong gerobaknya.
Buru-buru pemuda itu mengerem gerobaknya dan berkata, "Ada apa Rukia? Ada kebakaran ya?" tanya Ichigo panik.
"INI LEBIH HEBAT DARI KEBAKARAN!" Rukia berkata dengan histeris. "RENJI, ABARAI RENJI DATANG KE TEMPAT KARAOKE GUE!".
"APHA?" teriak Ichigo lengkap dengan kuah berbau busuk yang keluar dari mulutnya. "Serius lo? Mana? Gue mau ketemu dia, kali aja produsernya mau ngerekrut gue?" tanya Ichigo sambil memarkirkan gerobak es cincau warisan bapaknya, ke tepi jalan. Lalu, menarik lengan Rukia, dan mengajaknya masuk ke dalam tempat karaoke milik keluarga Rukia.
Setelah sampai di dalam, Ichigo bertanya, "Rukia, Renji ama rombongannya ada di ruangan nomor berapa? Gue mau masuk nih?" tanya Ichigo tidak sabar.
Mulut dan bibir Rukia melebar, "Jangan o'on! Jangan ganggu mereka!".
"Kenapa sih Rukia, gue cuma pengen mempromosikan suara gue yang merdu ini~..." balas Ichigo.
"Merdu darimana? Suara lo itu mirip kucing yang lagi berantem!".
"Hah? Fitnah itu! Udahlah Rukia~... biarin gue masuk ya?" pinta Ichigo lengkap dengan dog eyesnya.
Rukia nelen ludah. Bukan apa-apa, dia cuma jijik ama wajah Ichigo yang sok diimut-imutin gitu.
"Pokoknya jangan!" tolak Rukia dengan nada penekanan.
Belum sempat Ichigo merengek-rengek lagi, road manager Renji benama Madarame Ikakku muncul dan berjalan ke arah Rukia dan Ichigo.
"Eh, disini jual minuman apa aja? Yang non alchohol ya," tanya orang itu pada Rukia.
"Kebetulan disini emang nggak jual minuman kayak gitu. Disini jualannya-..".
"Es Cincau" potong Ichigo.
Rukia melirik ke arah anak pertama keluarga Kurosaki.
"Murah cuma 2000an, udah gitu gula aren lagi, cincaunya juga nggak pake pengawet, kalo beli 7 gratis 3. Mau coba? Mumpung lagi disini?" cerocos Ichigo.
Ikakku menautkan alis, "Ya udah deh, gue pesen 7. Yang satu jangan manis-manis ya! Kalo udah anterin ke dalam!" pesannya.
"Sip Pak!" Ichigo memberi hormat.
Ikakku nggak begitu peduli, dan melenggang kembali ke ruang karaoke. Sedangkan Ichigo langsung ngacir ke depan untuk membuatkan pesanan orang bernama Ikakku.
X . X . X . X
Selang lima menit kemudian, es cincau ala keluarga Kurosaki pun jadi...
"Jangan bikin ulah ya Ichigo!" petuah Rukia sebelum membukakan pintu ruangan Renji. Maklumlah, Ichigo sedang membawa nampan berisi es, jadi dia tidak bisa membuka pintu sendiri. Ichigo mengangguk, Rukia lalu membukakan pintu, dan masukklah anak itu ke dalam.
Di dalam tempat karoeke itu, Ichigo dibuat takjub oleh orang-orang yang sedang menyanyi lagu dangdut. Dan yang paling membuat Ichigo terkesan adalah, suara emas Renji yang mengagumkan saat menyakikan lagu "Belah Duren".
"Woy, buruan lo taruh es itu dan keluar!" kata Yumichika yang mulai terganggu karena
kedatangan Ichigo.
Pemuda itu segera menaruh esnya, tapi bukannya langsung keluar, Ichigo malah menarik mic milik salah seorang teman Renji dan ikut bernyanyi.
"Suara gue lumayan merdu lho, jadi dengarkan ya! Kali aja ada yang tertarik mau jadi'in gue penyanyi" katanya.
Ichigo mulai nyanyi, "Belah duren dimalam minggu paling enak dengan kekasih, dibelah baang~ dibelah..." sambil joget-joget ala penari erotis.
Suara Ichigo memang tidak begitu sumbang, tapi tetap saja tindakannya itu bikin orang-orang emosi. Rukia menepuk dahi. Renji cengok. Beberapa orang langsung melempari Ichigo pake kulit kacang. Tapi Ichigo nggak begitu peduli, ia tetap bernyanyi dengan bangga didepan para penonton yang emosi. Rukia pun masuk dan menyeret Ichigo keluar ruangan.
"Maaf atas ketidak nyamanannya, maaf~" Rukia nunduk-nunduk meminta maaf.
"Rukia, lo apa-apa'an sih?" tanya Ichigo yang sedang diseret Rukia keluar.
"Diam lo!". bentak Rukia.
"Semuanya.. silahkan lanjutkan..." kata Rukia sambil nyengir.
Renji dan kawan-kawan cengok.
"Mereka aneh?" gumam Renji.
X . X . X . X
Setelah keduanya sampai diluar ruangan VIP itu...
"Ichigo! Lo itu apa-apa'an sih?" Rukia ngomel-ngomel.
"Lo yang apa'an? Malah jewer kuping gue lagi, emangnya nggak sakit apa?" Balas Ichigo mengelus daun telinganya yang memerah.
"Abisnya lo bikin onar, kalo kak Hisana tau, lo bisa-".
"Kalo kak Hisana tau apa?" Hisana tiba-tiba muncul dibelakang keduanya.
Ichigo dan Rukia berteriak lebay seperti melihat hantu.
"Kalian berdua kenapa?" tanya Hisana lengkap dengan death glarenya.
Rukia menggeleng, "Enggak ada apa-apa kok kak, ya 'kan Ichigo?". I
chigo mengangguk, "Iya...". dan dengan kompak keduanya tertawa.
"Mereka itu kenapa sih?" tanya Byakuya yang berada dibelakang Hisana.
Hisana menaikkan bahunya.
X . X . X . X
Waktu menujukkan pukul 15.00. Hampir lima jam Rukia dan Ichigo menunggu Renji keluar. Bahkan Ichigo sampai tidak berjualan ke sekolahan seperti biasanya. Dan, tak lama kemudian Renji pun keluar.
"Datang lagi ya!" ucap Rukia sambil nunduk.
"Pasti" balas Renji sambil tersenyum.
Rombongan itu pun pulang, setelah IchiRuki berfoto dan mendapat tanda tangan Renji.
Tak lama setelah itu, Ichigo pun meninggalkan tempat tersebut.
"Rukia, gue balik dulu ya!".
"Iyaaa~".
X . X . X . X
Malam harinya di rumah keluarga Kurosaki...
"Apa-apa'an lo Ichigo!" Isshin marah-marah sambil menghajar anak lelakinya.
"Emangnya kenapa?" balas Ichigo menepis pukulan bapaknya.
"Kenapa es cincaunya cuma laku sepuluh gelas?".
"Biar! Ketemu artis itu lebih penting dari julan es itu!" ucap anak itu.
Isshin menggeplak kepala Ichigo menggunakan panci. Ichigo berlari menghindari Isshin yang mengejarnya. Sementara itu, Misaki sedang duduk manis mengajari dua anak kembarnya yang manis. Ketiganya sama sekali tidak mempedulikan keributan yang terjadi. Sebab, ketiganya sudah terbiasa dengan pertengkaran itu. Malahan, kalau mereka berdua tidak bertengkar, seperti ada yang kurang saja.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.