Kisah Si Penjual Es: Ke Kondangan III

Chapter 3

Tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ichigo dan gerobak es cincau favoritnya pergi mangkal ke SD, sekaligus SMP, dan SMA Karakura. Dan seperti biasanya pula, anak sulung dari keluarga Kurosaki yang terkenal dengan es cincaunya itu pergi kesana dengan wajah ceria.
"Es cincauuuuuuuu... segaaaarr, maniiiiiiiss, mantaaaaaap..." koor Ichigo di perjalanannya menuju sekolahan.
Tapi, ada kejutan menarik saat ia sampai di sekolah. Sesorang pedagang baru menempati area tempatnya berjualan miliknya. Yah, bisa dibilang tempat Ichigo mangkal adalah tempat yang paling strategis untuk para siswa dan siswi di sekolahan untuk membeli es jualannya. Saat tau, jika seseorang telah menempati tempatnya, Ichigo mempercepat mendorong gerobaknya dan memarkirkannya dekat gerobak milik orang baru itu.
"Woy, siapa lo? Ngapain lo nempatin tempat gue?" Ichigo ngomel-ngomel pada pemuda yang juga berjualan es.
Dengan tatapan heran, orang itu berkata, "Elo yang siapa? Dateng-dateng trus ngomel-ngomel nggak jelas kayak mak-mak?".
Ichigo yang nggak terima dikatain mak-mak langsung membalas omongan orang itu, "Gue, Ichigo Kurosaki, dan tempat yang sekarang lo tempati ini milik gue!" ucapnya dengan nada tinggi.
"Sory... gue nggak kenal, lagian, lo ganggu jualan gue aja! Udah minggir sana! Jelek!" cibir seorang pria yang ternyata bernama Grimmjow.
Seorang penjual es cendol. Mendengar kata-kata orang itu, Ichigo makin naik darah, "JELEK LO BILANG, ASAL LO TAU YA, GUE INI ORANG PALING GANTENG SE-RT DAN RW. DAN GUE ULANGI LAGI YA, TEMPAT YANG LO TEMPATI SEKARANG ITU ADALAH TEMPAT JUALAN GUEEEE~..." teriaknya.
Grimmjow mengernyitkan dahi, "Lo~ ngomong apa sih?".
Ichigo hampir mentok. "Si-sialan..." Ichigo mulai geram.
Grimmjow nggak peduli dengan orang yang tiba-tiba datang, lalu marah-marah dan ngakunya paling ganteng sekampung. Tapi, tiba-tiba saja Ichigo mencetuskan idenya yang agak gila.
"Heh, nama lo siapa?" tanya Ichigo dengan nada lebih tenang.
"..." Grimmjow nggak peduli.
"Heeeh~... Gue nanya ama lo tukang es cendol sialan..." kata Ichigo.
"Apa sih? Lo nggak liat apa gue lagi melayani seorang pembeli ya?" balas Grimmjow.
Ichigo menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan-lahan, "Sabar Ichigo... sabaaaarr..." sambil ngelus dada.
# # # # #
Beberapa saat kemudian...
"Makasih Non... Beli lagi ya!" ucap Grimmjow pada seorang pembeli cewek yang memang selalu dipanggil non alias nona. Grimmjow memang lebih sopan kalau melayani pelanggannya, beda dengan Ichigo yang terkesan ceplas-ceplos dan nggak tau aturan itu.
Grimmjow balik badan dan menatap orang yang sedang manyun yang tentu saja orang tersebut adalah Ichigo, "Hei orang aneh! Lo tadi mau bilang apa?" tanya Grimmjow.
"Gue nggak mau dikatain aneh ama orang aneh..." Ichigo mengentak-hentakan kakinya.
"Kenapa sih lo?".
"Hei penjual cendol, gimana kalo kita bersaing untuk dapet tempat ini, yah walau sebenarnya tempat yang lo huni ini adalah milik gue..." tantang Ichigo.
Grimmjow menautkan alis, "Maksud lo?".
"Siapa yang paling banyak jual es hari ini, dia berhak pake tempat ini buat terus jualan. Dan yang kalah alias elo, wajib cari area lain!" terangnya.
"Ow, kalo itu mau lo, oke deh! Gue terima tantangan lo!" balas Grimmjow.
Keduanya lalu berjabat tangan.
"Jangan nangis kalo lo nanti kalah," kata Ichigo dengan senyum liciknya.
"Tenang~, bakal gue belikan tisu buat ngelap air mata kekalahan lo!" balas Grimmjow.
Ichigo lalu memarkirkan gerobak miliknya tepat disebelah gerobak es cendol milik Grimmjow.
# # # # #
Sementara itu, tidak jauh dari tempat dua orang aneh penjual es, seorang pedagang lain berbisik pada penjual cireng yang sedang melayani pembeli, "Heh, Shirou, Ichigo ama orang baru itu kayaknya lagi bersaing deh, kira-kira, siapa yang
menang ya?" tanya orang itu yang juga masih muda.
"Kalo dari tampang dan pelayanan pasti si Kurosaki itu bakal kalah, soalnya, tampangnya kan nggak meyakinkan!" balas pedang cireng yang tampangnya lumayan imut, namanya Hitsugaya Toushirou. Meski umurnya sama seperti Ichigo, tapi dia itu pendek, mungkin jauh lebih pendek dari Rukia. Dia baru saja selesai melayani pembeli terakhirnya, seorang anak SMP yang lebih tinggi darinya.
"Bener juga sih. Tapi rasa es cincau keluarga Kurosaki kan mantap banget!" ucap Ulquiorra sambil membayangankan kesegaran es cincau milik Ichigo. Ulquiorra adalah penjual molen mini disini.
"Tapi, lo kan belum tau gimana rasa es cendol milik orang baru itu," ucap Hitsugaya seakan-akan membela Grimmjow.
"Gini aja, gimana kalo kita taruhan. Kalo menang lo harus traktir mi ayam Bang Aizen selama seminggu ya?" tawar Ulquiorra.
"Boleh deh! Tapi kalo lo kalah, lo yang traktir gue!" Hitsugaya mengangguk.
"Lo pegang siapa? Gue anak baru itu aja deh. Elo?" kata Ulquiorra.
"Emang ada pilihan lain selain si bodoh itu?" tanya Hitsugaya.
Ulquiorra menggeleng. "Kalo ada yang lain selain dia, gue pasti bakal pilih orang lain itu," terang Hitsugaya.
Kedua orang itu lalu berjabat tangan.
Sebelum ngacir ke tempat Grimmjow dan Ichigo berada.
# # # # #
Grimmjow and Ulquiorra POV...
Ulquiorra sedang mendekati si pedagang es cendol yang sedang menyiapkan sesuatu.
"Hai, gue Ulquiorra? Lo pedang baru disini ya?" tanya orang itu SKSD banget.
Grimmjow melihat ke arah Ulquiorra sebentar, lalu kembali berkutat untuk membetulkan sesuatu.
"Gue Grimmjow, penjual es cendol. Lo pedagan molen mini kan? Ada apa? Mau beli es?" tanya Grimmjow.
Ulquorra geleng-geleng, "Gue nggak mau beli es, gue cuma mau bilang, kalo gue dukung lo". Grimmjow mengernyitkan dahi.
"Dukung gue? Gue kan nggak lagi ikut ajang pencarian bakat, ngapain lo dukung gue segala?" Grimmjow kembali bertanya.
"Emang lo nggak lagi ikut ajang pencarian bakat, dan lagi dari tampang lo kayaknya lo bukan oraang yang berbakat," kata Ulquiorra. "Pokoknya, lo mesti menang dari Ichigo ya!" menepuk-nepuk pundak Grimmjow.
"Emang apa untungnya buat lo? Lagian, lo berisik banget, gangguin gue aja!" Grimmjow rada jengkel.
"Gue nggak berisik, ini cuma bukti kalo gue dukung lo," Ulquiorra ngeyel.
Belum sempat membalas ucapan cowok yang tiba-tiba muncul itu, Ulquiorra keburu melenggang pergi ke tempat berjualannya, soalnya ada nenek-nenek mau beli'in molen buat cucunya.
"Huuh, penjual disini banyak yang aneh," desah Grimmjow. Tapi dia langsung mengotak-atik sesuatu benda bernama "toa" yang biasa di gunakan penjual 'Gethuk Lindri' yang selalu pake musik yang diputer lewat radio tape mini yang dipasang di bagian kosong gerobak mereka. Dengan suara musik yang lumayan keras mungkin akan membuat para pengunjung tertarik untuk membeli jualannya.
GrimmUlqui POV End...
# # # # #
Sementara itu...
Hitsugaya sedang mendekati Ichigo yang sibuk mecah es batu.
"Heh, Kurosaki!" sapa seseorang yang bersuara agak-agak serak-serak becek.
"Waduh, suara apa'an tuh?" kata Ichigo dengan lebaynya, dia sedang mencari-cari suara yang sumbang. Sudut empat siku-siku langsung menghiasi kening lebar Hitsugaya si pemilik suara itu. Saat itu, Hitsugaya sedang berdiri di depan gerobak es cincau Ichigo yang tingginya hampir sama dengannya.
"Ini gue bodoh!".
"Lho? Elo toh, gue pikir bunyi apa'an?..." ucap Ichigo saat tau jika orang tersebut adalah Hitsugaya.
"Mau apa lo? Nggak liat apa kalo gue lagi mecah es batu, ntar keburu cair nih!".
Ichigo kembali memecah es batunya jadi pecahan kecil lalu dimasukan ke dalam panci besar berisi santan. Hitsugaya mengela nafas berat, "Cih, harusnya gue milih dukung si penjual es cendol tadi aja!" umpatnya dalam hati.
# # # # #
Beberapa saat kemudian, setelah si Kurosaki selesai bermain es...
"Lho? Toushiro, lo masih ada disitu? Gue pikir lo udah balik ke asal lo?" kata Ichigo yang baru nyadar jika si pendek penjual cireng masih ada ditempatnya.
"Hei Kurosaki, lo lagi bersaing nggak jelas ama pedang baru itu buat dapet tempat mangkal lo yang lama itu kan?" tanya Hitsugaya, yah, walau tampangnya sudah kusut menghadapi Ichigo.
"Tau darimana lo? Uum, pasti lo nguping pembicaraan gue? Waah, gue nggak nyangka kalo lo punya sikap kayak gitu~..." koor Ichigo.
Hitsugaya yang nggak terima dikatai begitu langsung menendang kaki Ichigo. Tentu saja, si Ichi langsung terjatuh. Dia sempet jadi bahan tertawaan beberapa anak SD di sekolahan itu. "Sakit, Shiro!".
Hitsugaya nggak peduli, lalu buang muka. "Kurosaki! Dengar ya, gue cuma mau bilang, kalo lo mesti menang! Soalnya, kekalahan lo berarti seminggu neraka buat gue," ucap Hitsugaya sebelum balik ketempatnya.
Ichigo menautkan alis heran, "Dasar anak aneh!".
# # # # #
Tepat saat istirahat pertama untuk anak SD.
Itu tandanya, lomba nggak penting untuk memperebutkan tempat mangkal Ichigo yang lama, dimulai...
"Es cincau bang!".
"Berapa?" tanya Ichigo pada pembeli pertamanya hari ini.
"Seribu," jawab anak itu.
"Nggak boleh, es cincau ini harganya seribu lima ratus!" bentak Ichigo.
Si anak itu langsung bilang, "Uh, mahal amat si bang?".
"Mahal-mahal, belum tentu kalo lo bikin sendiri bisa jadi. Lagian, kemaren-kemarin harganya juga sama, 1500!" balas Ichigo ngeyel.
"Uh, ya udah, aku beli es cendol aja!" ucap anak itu sambil ngeluyur pergi.
"Eh, jangan!" Ichigo melambai-lambaikan tangannya pada anak itu. Tapi si anak nggak peduli dan langsung ke tempat Grimmjow.
Dalam hati, Ichigo udah pengen benturin kepalanya ke tembok. Dia makin panas, saat sadar kalo anak SD yang biasa jadi langganannya ikut beli es cendol jualannya Grimmjow. Mungkin anak-anak itu tertarik pada toa mini Grimmjow yang lagi muterin lagu dangdut.
Sementara itu, Grimmjow tersenyum licik ke arah Ichigo yang masih juga belum mendapat satupun pembeli.
# # # # #
Tidak mau kalah, Ichigo langsung memukul-mukul gelas kacanya dengan sendok sambil teriak-teriak, "Es cincau... harga spesial, cuma seribuuu..." teriaknya. Anak-anak yang tidak sengaja mendengar perkataan Ichigo, langsung balik menyerbunya. "Ayoooo... silahkan beliiii...," katanya lagi.
Sesaat, ia dapat tersenyum lega karena anak-anak SD yang biasa membeli esnya dapat kembali lagi padanya. Dan kini giliran Grimmjow yang manyun karena pembelinya pada kabur.
# # # # #
Setelah anak-anak itu masuk, kini giliran anak SMP yang istirahat. Grimmjow kini lebih mengeraskan suara toanya yang memutar lagu, C.I.N.T.A kesukaan anak-anak remaja. Namun, tiba-tiba saja, seorang satpam muncul dan menggebrak-gebrak gerobak esnya.
"Ada apa sih Pak?" tanya Grimmjow dengan suara yang hampir aja tenggelam karena kerasnya bunyi toa.
"Woy, kecilin nggak bunyi toa itu!" kata pak satpam yang bernama Kaien.
"Apa?" Grimmjow tak mendengar, mungkin dia sudah mulai
congek.
"CEPET KECILIN SUARANYA!..." Kaien kembali berteriak.
Grimmjow pun menurut, "Kenapa harus dikecilkan sih Pak?".
"Soalnya, di dalam sana itu," nunjuk-nunjuk gedung sekolahan pake tongkat kebangsaan para satpam sejagat. "Banyak anak-anak yang lagi belajar, kalo kamu nyetel toa dengan suara sekeras dikondangan, bisa bikin mereka terganggu!" nasihat Kaien, satpam asli Jawa Tengah yang amat sangat medhok.
Dengan terpaksa, Grimmjow mengecilkan volume toanya," Udah, sekarang cepat bapak pergi!" usirnya.
Kaien pun pergi, walau sebelum meninggalkan Grimmjow, dia masih sempet-sempetnya nggebrak gerobak es anak itu. Tau apa bagian terbaiknya, hal itu bikin Ichigo lega karena nggak ada lagi bunyi-bunyi nyanyian keras mirip di kondangan yang akan membuatnya kalah.
# # # # #
Skip... Setelah jam istirahat murid-murid SMA Karakura selesai...
Hitsugaya dan Ulquiorra datang mengampiri Grimmjow dan Ichigo yang sedang menyiapkan uang hasil jualan mereka.
"Haha, gue pasti bisa ngerebut tempat mangkal gue yang lama" kata Ichigo sambil berpose sok cool.
"Ya harus Kurosaki! Lo harus bisa menang dari dia!" timpal Hitsugaya sambil nunjuk Grimmjow.
"Hei anak kecil! Nggak sopan tau nunjuk-nunjuk orang dewasa gitu!" kata Grimmjow yang memang nggak tau kalo sebenarnya Hitsugaya sudah seumuran dengannya.
"Apa loe bilang, gue ini udah punya KTP, dan itu artinya... gue udah dewasa!" balas si penjual cireng dengan nada emosi.
"Toushiro! Bau mulut lo nggak enak, kebanyakan makan cireng sih lo!" ucap Ulquiorra yang tepat di dekat Hitsugaya. Yah, mulut Hitsugaya memang berbau cireng. Hitsugaya langsung mingkem.
Kini uang hasil berjualan selama dua jam pun dihitung. Dan... pemenangnya adalah...
"YEAAAAH... GUE MENANG!" teriak Ichigo. Grimmjow menghela nafas.
"Yah... lo bisa dapetin tempat mangkal lo yang lama," ucapnya dengan berbesar hati.
"Berarti selama seminggu ini lo harus traktir mi ayam bang Aizen, hahaha," bisik Hitsugaya.
Ulquiorra cuma manyun saja.
"Tenang aja Grimmjow, lo boleh jualan disebelah gue kok, emang gue kesel banget kerena ada saingan, tapi gue udah nggak masalahin hal itu kok," kata Ichigo sok cool.
"Ngomong apa lo? Sok keren banget? Besok gue mau jualan di pasar aja, yang beli lebih banyak. Kalo jualan disekolahan harga cendol gue jadi turun setengah harga, gue bisa rugi," ucap Grimmjow sambil bersiap meninggalkan tempatnya.
"Grimmjow, kenapa nggak disini aja sih? Padahal, gue pikir kita bakalan cocok?" Rengek Ulquiorra.
Grimmjow malah memberi sebungkus es cendol pada Ulquiorra, "Makasih ya, Ulquiorra. Bye Ichigo, bye anak kecil!" ucapnya sambil mendorong gerobak meninggalkan orang-orang itu.
"Dia orang yang baik, walau agak nyebelin," gumam Hitsugaya.
"Yah, bener juga kata lo," Ichigo mengiyakan.
Sruuut. "Aaah.. es cendolnya enak juga..." Ulquiorra nyeruput es cendol pemberian Grimmjow.
Ichigo menyaut kantong berisi es cendol, dan menyeruputnya, "Eh, iya... enak juga!".
"Gue juga mau..." ucap Hitsugaya setelah mencoba es itu.
"Haah, sayang gue nggak bisa nyoba es cendolnya lagi," kata Ulquiorra sebelum balik ke tempatnya, disusul Hitsugaya dibelakangnya.
# # # # #
Beberapa hari kemudian... Ulquiorra adalah orang yang menepati janji, tentu saja ia benar mentraktir Hitsugaya.
"Bang Aizen... mie ayamnya dua ya!" pesan Ulquiorra.
"Baik, tunggu bentar ya!" kata Aizen.
Pesanan pun telah siap, dan...
"Selamat makan..." koor Hitsugaya dan Ulquiorra sebelum melahap makanan yang telah tersaji dihadapan keduanya.
Sepulangnya dari tempat itu.
"Gimana menurut lo? Mie ayam bang Aizen enak kan?" tanya Ulquiorra sambil ngelus perutnya yang telah terisi.
Hitsugaya menggeleng, "Enggak enak..." ucap Hitsugaya dengan nada jijik dan pengen muntah.
"Lo bilang apa? Enggak enak? Kenapa semangkok mi lo habisin?".
"Terpaksa, daripada nggak makan. Lagi pula yang nggak gue suka itu karena didalam mi ayamnya banyak rambut si Aizen. Gue jadi jijik!"
Ulquiorra ngikik geli, "Yah, syukuri aja mi ayam gratis itu, hihihi,".
"Jangan ketawa!".

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.