LINE

Aku menghela nafas panjang, mengamati selembar demi selembar daun momiji yang berguguran di sekitarku, merapatkan scarf putih yang melilit leherku.
Sekelilingku begitu sepi, tidak ada seorang pun di taman belakang departemen kehutanan ini. Hanya ada aku yang terduduk sendiri di bangku taman. Berkawan dengan angin yang berhembus dingin.
Ketika aku beranjak untuk pergi, sosoknya yang tegap berjalan ke arahku. Bukan, dia pasti hanya ingin lewat. Aku sering melihatnya lewat daerah sini. Dan itu membuatku mengurungkan niatku untuk pergi, tidak juga duduk kembali. Aku berdiri menunggu dia lewat di hadapanku.
"Kunieda?"
Aku menganggukkan kepala padanya, ingin sekali aku mendengar namaku yang meluncur dari bibirnya itu, yang kusadari belum pernah terlihat tersenyum olehku.
"Sudah hampir gelap, sebaiknya kau segera kembali ke asrama."
Dia berlalu, tapi langkahnya lebih pelan dari yang sebelumnya. Dan begitu ia menoleh ke belakang dengan kerutan kecil di dahinya, sedikit ragu ia memberiku isyarat untuk mengikutinya.
Tahun pertama kami di universitas. Seperti dugaanku, dia, Ishida Uryuu, masuk kedokteran dengan mudah. Dan aku, arsitektur lanskap tidak begitu berbeda dengan impian masa kecilku untuk menjadi seorang arsitek, kan?
Tadinya kupikir dia akan masuk sekolah kedokteran populer di ibu kota. Tidak menyangka kami satu universitas di sini, di pinggiran Tokyo yang tenang. Dengan suasana belajar yang kondusif.
Tapi mungkin aku lebih tahu alasan apa yang membuatnya mengambil program beasiswa di universitas ini. Tentu saja karena dia.
"Ishida-kun? Oh, ada Ryo-chan juga!"
Dia.
Gadis berambut coklat cerah yang kelewat ceria itu.
Aku hanya menganggukkan kepala kepadanya.
"Inoue-san? Kau masih ada kelas?"
"Ah, tidak. Aku sedang menunggu seseorang," Gadis itu tersenyum malu, mukanya memerah. Aku menyimpan senyum untukku sendiri, bukankah sudah jelas siapa yang ia tunggu?
Satu lagi teman sekolah kami yang juga bersekolah di sini. Kurosaki Ichigo. Aku cukup terkejut mengetahui dia mengambil mayor yang sama denganku. Dan satu kelas dengannya membuat kami cukup akrab. Aku jugalah yang telah mempengaruhinya untuk bersama dengan gadis di depan kami ini. Karena dengan begitu, aku berharap dapat menjauhkannya dari gadis ini. Dari seorang Inoue Orihime.
Apa aku cukup jahat?
"Oo. Baiklah, aku duluan." Dia melangkah pergi, aku mengikutinya setelah sebelumnya melempar senyum samar yang kupaksakan untuk Inoue.
Dia mempercepat langkahnya, dan aku dapat menangkap kegusaran dalam tiap geraknya. Terkadang aku merasa bersalah karena yang aku lakukan secara tidak langsung berimbas pada Ishida. Namun aku lebih sering tidak peduli. Sudah sejak awal aku tahu kalau aku seorang yang egois.
Perjalanan kami menuju ke area asrama begitu canggung dan diam. Tidak terjadi pertukaran kata di antara kami. Dia masih gusar dan aku mulai khawatir dia tidak menganggap aku yang berjalan di sampingnya ini ada. Karena dia melangkah seolah tanpa kawan.
Aku tertinggal dua langkah darinya. Dan dari sini aku memandangi tangannya yang terayun bebas. Ingin meraih. Ingin jemari pianis itu menyatu dengan jemariku. Ingin- "Aw."
Dia berhenti mendadak di saat aku lengah dan itu membuatku menabrak punggungnya. Dia hanya mengerjapkan sepasang mata birunya yang indah. "Sampai jumpa lagi,"
Dan dia berbelok, menyusuri jalan setapak yang akan membawanya sampai ke asrama putra. Sementara aku terus memandangi punggungnya hingga menghilang.
Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, apa yang ada di benakmu hingga kau seakan tak pernah rela melepas gadis itu jatuh ke pelukan Kurosaki. Kenapa kau masih menunggunya?
"Kau akan pergi dengan Kurosakii, Inoue?" aku melirik ke arah Ishida. Pemuda itu terlihat sibuk berkutat dengan diktatnya, atau kalau aku boleh bilang, pura-pura sibuk.
Tawa malu menggema, menyatu dengan keramaian kafetaria siang itu. Kebetulan kami bertiga bertemu di sini dan memutuskan untuk makan bersama. Sayang sekali si kepala wortel itu tidak ada.
"Ichigo bilang ada film bagus, lagipula aku tidak sibuk." Senyumannya mereka, tak pernah lelah mengiringi tiap kata 'Ichigo'. Gadis ini pasti sangat bahagia bisa bersamanya.
Tapi Ishida tidak.
Apa peduliku, karena itu yang aku mau.
"Ishida-kun kok tidak makan?" Dia bertanya dengan polosnya, nada bicaranya menyiratkan kekhawatiran.
"Aku tidak lapar," Begitu mudahnya dia beranjak pergi. Inoue terlihat lebih khawatir, tapi aku segera mengalihkan pembicaraan. Tentang Ichigo yang tak pernah ada habisnya.
Aku mempercepat langkah kakiku, mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru gedung departemen kedokteran. Aku tidak yakin dia ada di sini. Tapi aku tidak tahu kemana tempat yang biasa ia tuju untuk menyendiri. Tapi instingku mengatakan ia ada di sekitar sini.
Dan kalau aku bilang aku lebih tahu tentang dirinya, aku tidak salah kan?
Di salah satu sudut yang rindang di bawah naungan pohon besar duduklah dia bersandar pada batang yang kokoh. Tak nampak mukanya karena tertutup oleh buku yang ia pegang dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya tampak menggaruk kepala dengan rambut hitam kebiruan itu.
"Ishida-kun."
Dia menoleh, menutup bukunya.
Tanpa perlu izin darinya aku duduk di sebelahnya. Dia hanya memandangiku dengan heran. Tapi aku tidak peduli. Aku akan mencoba untuk bersikap tidak peduli. Seperti bagaimana ia memperlakukanku selama ini.
Lengan kami bersentuhan. Dan aku dapat merasakan hangat tubuhnya.
Lima menit berlalu dan dia mulai terbiasa dengan kehadiranku. Seperti biasanya dia mengacuhkanku. Seperti yang ia lakukan dengan sekelilingnya. Kecuali kepada Inoue Orihime itu.
Dia meneruskan kegiatan membacanya, sementara angin bertiup semilir di antara kami. Menerbangkan daun momiji sebuah ke pangkuanku. Entah apa yang mendorongku, aku menyandarkan kepalaku ke atas pundaknya. Menghela nafas pendek.
Terlalu terkejut untuk merespon atau memang dia tidak peduli?
Ah, aku lebih tidak peduli lagi.
Kulingkarkan tanganku di lengannya dengan manja.
Dan selama beberapa saat kami berdua tetap diam dalam posisi itu. Dengan angin yang berhembus di antara kami, dan beberapa daun momiji di pangkuan kami.

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Posting Komentar

Silahkan anda komentar di bawah ini. Saya harap
tidak memberikan komentar spam. Jika ada
komentar spam dengan sangat terpaksa akan
saya hapus.
Buat teman-teman yang ingin tukaran link dengan
blog ini saya persilahkan komentar di halaman
link exchange.
Update link akan saya usahakan 2 minggu sekali
setiap hari sabtu / minggu.
Terimakasih atas perhatiannya.